Sukses

Citra Satelit Ini Jadi Bukti Korea Utara Akan Meluncurkan Roket?

Citra satelit dari sebuah fasilitas di dekat Pyongyang menunjukkan bahwa Korea Utara mungkin bersiap untuk meluncurkan roket atau satelit.

Liputan6.com, Washington DC - Citra satelit dari sebuah fasilitas di dekat Pyongyang menunjukkan bahwa Korea Utara mungkin bersiap untuk meluncurkan roket untuk satelit. Gambar itu diterbitkan oleh jaringan radio publik Amerika Serikat, NPR, baru-baru ini.

Peningkatan aktivitas ini terjadi di sekitar situs yang dikenal sebagai Sanumdong, tempat Korea Utara mengumpulkan sebagian besar rudal balistik dan roketnya.

Kendaraan besar terlihat bergerak di sekitar Sanumdong, kegiatan yang di masa lalu menunjukkan bahwa Korea Utara setidaknya bersiap untuk memindahkan beberapa jenis rudal atau roket ke area peluncuran, demikian seperti dikutip dari BBC, Sabtu (9/3/2019).

BBC melaporkan bahwa Korea Utara mungkin akan menguji AS setelah pembicaraan di Hanoi antara Donald Trump dan Kim Jong-un gagal, berharap bahwa Amerika akan menawarkan kesepakatan yang lebih baik untuk menghindari peluncuran.

Koresponden BBC menambahkan bahwa para ahli mengatakan roket yang digunakan untuk meluncurkan satelit biasanya tidak cocok untuk digunakan sebagai rudal jarak jauh.

Kabar tentang citra satelit itu muncul setelah laporan awal pekan ini yang menyebut bahwa situs peluncuran roket utama Korea Utara di Sohae telah dibangun kembali.

Pekerjaan untuk membongkar Sohae dimulai tahun lalu tetapi berhenti saat keberlangsungan hasil KTT Korea Utara - Amerika Serikat tertunda akhir tahun lalu.

Pada hari Jumat 8 Maret 2019, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia akan kecewa jika Korea Utara melanjutkan pengujian senjata.

"Saya akan terkejut secara negatif jika dia melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan pemahaman kita. Tapi kita akan lihat apa yang terjadi," katanya.

"Saya akan sangat kecewa jika saya melihat ada pengujian."

Analis percaya bahwa kemungkinan besar pada tahap ini Pyongyang bersiap untuk meluncurkan satelit daripada menguji coba rudal.

Namun AS mengatakan awal pekan ini bahwa ini akan tetap tidak konsisten dengan komitmen yang telah dibuat oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong-un kepada Presiden Trump.

Pertemuan yang sangat dinanti-nantikan antara kedua pemimpin di ibukota Vietnam pekan lalu berakhir tanpa kesepakatan atas perbedaan seberapa besar Korea Utara bersedia membatasi program nuklirnya sebelum diberikan bantuan sanksi.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Korea Utara Kembali Buka Fasilitas Peluncuran Sohae

Sementara itu, sebuah laporan lain yang sebelumnya terbit menyebut bahwa Korea Utara kembali membuka fasilitas peluncuran rudal di Sohae.

Fasilitas peluncuran Sohae di situs Tongchang-ri telah digunakan untuk peluncuran satelit dan pengujian mesin tetapi tidak pernah untuk peluncuran rudal balistik.

Gambar satelit pekan ini, yang berasal dari beberapa lembaga think tank AS dan kesaksian dari dinas intelijen Korea Selatan, tampaknya menunjukkan kemajuan pesat dalam membangun kembali struktur di landasan peluncuran roket.

Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton mengatakan Korea Utara masih dapat menghadapi sanksi lebih banyak jika tidak ada kemajuan dalam denuklirisasi.

Pertemuan bersejarah pertama antara Trump dan Kim pada 2018 di Singapura menghasilkan kesepakatan yang samar-samar tentang "denuklirisasi" tetapi sedikit kemajuan.

Sementara pertemuan di Hanoi tahun ini tidak menghasilkan kesepakatan apapun, namun setidaknya, kedua pemimpin secara gamblang menyatakan keinginan masing-masing meski tak menyetujui usulan tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.