Sukses

Cetak Sejarah, Wanita Australia Seberangi Samudera Atlantik Pakai Perahu Dayung

Seorang wanita Australia berhasil cetak sejarah, menyeberangi samudera Atlantik dengan perahu dayung.

Liputan6.com, Antigua - Michelle Lee, seorang wanita Australia, berkeinginan memutari Bumi dengan berlayar solo menggunakan perahu dayung, melintasi berbagai samudera.

Tetapi saat mendarat di Karibia, setelah 68 hari mengarung seorang diri di Samudra Atlantik, wanita berusia 46 tahun itu memutuskan tidak ingin berlayar sendirian lagi.

"Bagi saya itu semua tentang kemandirian dan membuktikan bahwa saya dapat melanjutkan hidup tanpa membutuhkan siapa pun, tetapi saya telah memutuskan bahwa itu adalah omong kosong," kata wanita asal Sydney itu saat berlabuh di Antigua, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Rabu (20/2/2019).

Lee meninggalkan La Gomera di Kepulauan Canary Spanyol pada 12 Desember 2018, dan menempuh perjalanan sejauh 5.000 kilometer, sebelum mendarat di English Harbour di Antigua, pada Senin malam waktu setempat.

Setelah menambatkan perahunya di dermaga, Michelle mengaku sulit berdiri tegak, karena merasa tanah yang dipijaknya bergoyang.

"Saya yakin tanah ini bergerak, bukan saya, namun saya merasa lega bisa kembali ke darat dan merasa aman," katanya.

Lee, yang mempersiapkan petualangan itu di Australia sejak dua tahun lalu, mendayung selama minimal 10 jam sehari, dan tidur di kabin kecil di belakang kapal pada malam hari.

Dia membawa semua barang yang diperlukan secara lengkap, dan mendapat dukungan tidak putus dari rekanan kontak daratnya di Australia, Tony Roberts.

Memiliki lebih dari 50 tahun pengalaman berlayar, Robert memastikan komunikasi dengan Lee terus berjalan melalui telepon satelit secara berkala, yang salah satu isinya berupa komando pelatihan bertahap.

Meski begitu, masih ada beberapa hal yang terjadi di luar perkiraan. Lee memiliki luka di tangannya yang tidak akan sembuh, diare akibat makanan kering yang dia konsumsi, kemudi kapalnya patah, hingga mengalami gangguan kesehatan di area pipi.

Tapi ada satu hari yang akan selalu diingatnya, yakni hari ke-46.

"Saya menulisnya di buku harian sebagai hari terburuk saya," katanya.

"Saya berada di tengah lautan terbesar, dengan ombak yang sangat besar, benar-benar kombinasi mimpi buruk yang memainkan emosi," lanjut Lee menggambarkannya sebagai pertaruhan hidup dan mati.

 

Simak video pilihan berikut: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rekor Kedua

Butuh waktu dua tahun bagi Lee untuk mempersiapkan perjalanan epiknya itu, mulai dari belajar bagaimana membangun perahu, serta melatih stamina dan daya tahan tubuhnya.

Lee, yang mengaku turun berat badan sebanyak 14 kilogram selama perjalanan, disambut oleh sahabatnya, Claudine O'Keefe saat berlabuh di English Harbour.

O'Keefe terbang langsung dari Sydney untuk merayakan ketibaan sahabatnya itu dengan pesta kecil. Saat keduanya berpelukan, Lee berkata: "Jangan pernah membiarkan saya melakukan ini lagi tanpa Anda."

Ini adalah rekor kedua bagi Lee, yang pada 2017 menjadi wanita tercepat yang mendayung sejauh 1.000 kilometer, dari Sydney ke Brisbane.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.