Sukses

Pekerja Juga Bisa Dijuluki Unicorn Seperti Perusahaan, Ini 5 Ciri Utamanya

Ternyata pekerja juga bisa disebut sebagai unicorn jika memiliki lima sifat unggul berikut.

Liputan6.com, Jakarta - Reaksi calon presiden (capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto, yang tampak kebingungan dengan istilah unicorn --dalam pertanyaan yang diajukan capres 01 Joko Widodo-- ditanggapi beragam reaksi oleh khalayak, tidak terkecuali warganet.

Di luar sebagian pihak yang menjadikannya sebagai meme, lebih banyak orang yang mencari tahu tentang makna sebenarnya dari istilah unicorn.

Bahkan, tren pencarian tertinggi di mesin pencari Google pada Minggu 17 Februari, menunjukkan "unicorn" sebagai kata kunci populer yang diketik lebih dari 200 ribu kali. 

Seperti yang telah diwartakan oleh Liputan6.com, istilah unicorn ini mengacu kepada startup yang memiliki valuasi senilai US$ 1 miliar (sekitar Rp 13,1 triliun) atau lebih.

Saat ini, terdapat 229 startup yang masuk dalam kategori unicorn, dan tersebar luas di seantero jagat.

Startup jenis ini juga menggeluti bidang yang bervariasi seperti keuangan, pemasaran, pelayanan, ritel, dan bahkan games.

Di Indonesia sendiri, ada 4 startup unicorn yang mulai dilirik oleh para investor asing yang bernilai diatas US$ 1 miliar (setara Rp 13,8 triliun), yakni Tokopedia dengan nilai perusahaan sebesar Rp 50 triliun, Gojek sebesar Rp 40 triliun, Traveloka mencapai Rp 26 triliun serta Bukalapak di angka Rp 15 triliun.

Menariknya, sebagaimana dikutip dari situs Benchmarkhr.com pada Senin (18/2/2019), istilah unicorn ternyata tidak hanya mengacu pada perusahaan perints bervaluasi besar, melainkan juga bisa ditujukan bagi para pekerja modern.

Pekerja dengan tipe unicorn digambarkan memiliki serangkaian kualitas unik yang membuat mereka sangat langka dan berharga.

Seperti unicorn yang sebenarnya, mereka sulit ditemukan, tetapi begitu dipekerjakan, menawarkan manfaat luar biasa di tempat kerja.

Untuk menyebut beberapa contoh, pekerja dengan tipe unicorn terlihat memiliki kualikasi unggul, mendorong kenaikan standar bagi lingkungan kerjanya, dan kerap menciptakan suasana positif.

Singkat kata, pekerja Unicorn benar-benar dapat membawa bisnis seseorang melangkah lebih jauh ke tingkat berikutnya.

Berikut adalah lima ciri khas utama seseorang dapat dikategorikan sebagai pekerja unicorn:

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Tidak Dibatasi oleh Jabatan

Contoh terbesar dalam fenomena pekerja unicorn biasanya tampak pada startup teknologi yang berubah menjadi perusahaan berkelas global. Melalui tahap "pertumbuhan yang luar biasa", pekerja yang benar-benar berkembang adalah mereka yang fleksibel dan haus akan pengetahuan intelektual.

Sebagai contoh, ketika seseorang berprofesi sebagai sekretaris kantor pada perusahaan yang tengah berkembang, maka dia tidak hanya terus duduk di balik meja. Dia juga bisa terlibat dalam kampanye pemasaran besar-besaran, yang membutuhkan tukar pikiran dalam menggali ide-ide brilian.

Tidak heran jika kemudian muncul banyak kisah tentang pekerja di bidang A pindah ke B, dan dari spesialis keuangan menjadi insinyur perangkat lunak misalnya. Alhasil, pekerja bersangkutan memiliki kemampuan dan pengalaman yang melebihi basis pendidikannya, dan inilah yang menjadikannya bernilai mahal di pertarungan karier.

3 dari 6 halaman

2. Berpikir Besar dan Kecil

Pekerja unicorn, salah satunya, harus mampu berpikir secara strategis. Ini berarti sosok tersebut memiliki kemampuan untuk mengambil langkah dalam melihat masa depan perusahaan secara keseluruhan, atau industri secara keseluruhan, kemudian menerapkan pada tugas kerjanya.

Karyawan terbaik adalah mereka yang meluangkan waktu untuk membaca risiko kesalahan kecil, dan tidak menganggapnya remeh. Tentunya hal ini membutuhkan pemikiran makro sekaligus mikro dalam satu waktu, yakni bagaimana menuntaskan pekerjaan, sekaligus memberi impresi atas nilai lebih yang ditunjukkan di dunia kerja.

4 dari 6 halaman

3. Memiliki Ketekunan Jangka Panjang

Ketekunan jangka panjang lazim dikenal dengan istilah "grit", dan populer melalui berbagai ajang tukar pikiran, seperti TED misalnya.

Menurut Angela Duckworth, seorang psikolog kenamaan asal Amerika Serikat, grit adalah "ketekunan dan semangat untuk tujuan jangka panjang," yang merupakan faktor penting untuk mencapai kesuksesan.

Jika dikaitkan pada karakter pekerja unicorn, maka mereka memiliki ketabahan yang unguul, di mana mampu tetap tenang dan fokus dalam menghadapi rintangan dalam menjalankan tugas kerja, dibandingkan menyalahkan keadaan.

5 dari 6 halaman

4. Terhormat Secara Alamiah

Kemampuan untuk menjalin kerja sama baik dengan orang lain adalah keterampilan yang bermanfaat bagi pekerja di manapun mereka mencari nafkah.

Pekerja dengan karakter unicorn, mennurut Duckworth, memiliki sikap saling menghormati dan terbuka akan beragam ide baru. Mereka juga tidak akan pernah memperlakukan seseorang --apa pun jabatannya-- berbeda, karena terdapat keyakinan di antaranya bahwa masing-masing orang memiliki kelebihan, untuk kemudian saling melengkapi.

Jika Anda memiliki sikapd-sikap di atas, kemungkinan besar Anda memiliki posisi terhormat secara alamiah, baik dari diri sendiri ke orang, ataupun sebaliknya.

6 dari 6 halaman

5. Selalu Menyelesaikan Pekerjaan

Beberapa tahun lalu, CEO LinkedIn Jeff Weiner mengunggah pembaruan status yang singkat pada platformnya, di mana berbunyi: "Dalam hal yang sesederhana mungkin, orang-orang yang paling saya sukai adalah mereka yang bekerja dengan impian besar, menyelesaikannya, dan tahu bagaimana bersenang-senang."

Status itu viral dan berhasil meraih puluhan ribu tanda suka dan komentar, di mana sebagian besar sepakat dengan hal sederhana yang kerap kali terlewatkan oleh para pekerja.

Bagaimanapun, tidak peduli seberapa hebat rekan kerja yang ada di sekitar, jika dia tidak dapat menghasilkan hasil aktual, kehadirannya pada akhirnya tidak membantu dan bahkan dapat merusak orang lain. Tim-tim hebat dapat dihancurkan oleh satu anggota yang tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya.

Sementara itu, penelitian telah menunjukkan bahwa pekerja dengan kinerja tinggi berkontribusi 10 kali lebih banyak pada kemajuan bisnis, daripada rekan rata-rata mereka. Bahkan, beberapa perusahaan, termasuk Microsoft, mengklaim angka itu 100 kali lipat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.