Sukses

Beri Tekanan Diplomatik Maksimum ke Iran, AS Akan Bentuk Kelompok Kerja

Mike Pompeo mengumumkan kelompok kerja baru tingkat tinggi untuk memfokuskan upaya AS dan internasional untuk meningkatkan tekanan diplomatik dan ekonomi terhadap Iran.

Liputan6.com, Washington DC - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengumumkan kelompok kerja baru tingkat tinggi untuk memfokuskan upaya AS dan internasional untuk meningkatkan tekanan diplomatik dan ekonomi terhadap Iran.

"Kelompok Aksi Iran" akan mendorong "tekanan maksimum" Washington sebagai bagian stretegi untuk mengubah perilaku Teheran, termasuk potensi menjatuhkan sanksi-sanksi baru kepada sejumlah negara lain yang berdagang dengan Negeri Para Mullah. Demikian seperti dikutip dari media Prancis France24, Jumat (17/8/2018).

Kelompok itu akan dipimpin oleh Brian Hook sebagai Perwakilan Khusus Bidang Iran untuk Kementerian Luar Negeri AS.

Hook, yang saat ini merupakan Direktur Perencanaan Kebijakan di Kemenlu AS, bertanggung jawab atas kegagalan diplomatik Amerika Serikat dalam menarik dukungan terhadap keputusan Washington pada bulan Mei guna menarik diri dari Kesepakatan Nuklir Iran atau Joint Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).

"Tim ini berkomitmen untuk upaya global yang kuat untuk mengubah perilaku rezim Iran," kata Hook.

"Kami ingin menyelaraskan dengan sekutu dan mitra kami di seluruh dunia."

Hook, yang telah bertemu dengan pejabat dari Inggris, Prancis dan Jerman mengenai kebijakan Iran di London pada hari Rabu, menyatakan kemungkinan bahwa AS akan terlibat langsung dalam dialog dengan para pemimpin Iran jika mereka menunjukkan "komitmen" untuk mengubah perilaku mereka.

Tetapi dia tidak spesifik tentang apa yang akan menjadi standar minimum yang diperlukan untuk melaksanakan rencana itu.

Dia juga mengatakan bahwa Washington sedang meningkatkan upayanya untuk membuat negara-negara lain berada sejalan dengan AS dalam memberi tekanan ekonomi terhadap Teheran, termasuk tindakan keras terhadap perdagangan minyak Iran, sektor keuangan dan industri perkapalan yang diumumkan untuk awal November.

"Tujuan kami adalah untuk mengurangi impor setiap negara dari minyak Iran hingga nol pada 4 November."

"Kami siap untuk menjatuhkan sanksi tambahan pada pemerintah lain yang meneruskan perdagangan semacam ini dengan Iran."

Melengkapi pernyataannya tentang pembentukan kelompok kerja tersebut, Menlu AS Mike Pompeo mengatakan, "Selama hampir 40 tahun, rezim di Teheran telah bertanggung jawab atas gelombang kekerasan dan perilaku mendestabilisasi Amerika Serikat, sekutu kami, mitra kami dan rakyat Iran sendiri," kata Pompeo.

"Harapan kami adalah bahwa suatu hari nanti kita bisa mencapai kesepakatan baru dengan Iran. Tetapi kita harus melihat perubahan besar dalam perilaku rezim baik di dalam maupun di luar perbatasannya."

Amerika Serikat telah merumuskan daftar panjang kegiatan itu guna mengubah pendirian Teheran termasuk menghentikan dukungan terhadap pemerintah Suriah dan gerakan Hizbullah Lebanon, menutup program pengembangan nuklirnya, dan membebaskan warga Amerika yang ditahan oleh Negeri Para Mullah.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ancaman Donald Trump

Pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan dunia tentang berbisnis dengan Iran, ketika sekutu Eropa terus mengomel tentang kebijakan AS terhadap Teheran.

Di sisi lain, China, India dan Turki tampaknya siap untuk terus mengimpor minyak dari Iran, menyediakan pertukaran valuta asing penting pemerintah Negeri Para Mullah.

Terlepas dari hal itu, sanksi AS tampaknya memiliki efek, yakni semakin ketatnya pasokan dolar AS di Iran dan mengirim mata uang rial Iran dalam kekacauan --dengan lonjakan inflasi yang telah merugikan konsumen Negeri Persia.

Pada Senin, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan tidak akan ada perundingan dengan Amerika Serikat. Ia juga telah menyalahkan Washington karena memuncaknya kekacauan ekonomi domestik di pundak Presiden Hassan Rouhani.

Para pejabat AS telah berulang kali mengatakan mereka hanya menekan untuk perubahan dalam perilaku Iran dan tidak berkeinginan untuk mengubah tatanan di dalam rezim itu sendiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.