Sukses

Kereta yang Menghubungkan Korea Utara dan Korea Selatan Akan Kembali Diaktifkan

Penyambungan kembali jaringan rel kereta yang terputus lebih dari lima dekade diharapkan mendorong peningkatan prospek kerja sama ekonomi kedua negara.

Liputan6.com, Seoul - Penandatanganan komitmen bersejarah antara Korea Utara dan Korea Selatan pada Jumat, 27 April 2018, mengakhiri Perang Korea, yang telah berlangsung selama lebih dari enam dekade.

Dikutip dari Globail Rail News pada Minggu (29/3/2018), bagian dari kesepakatan Panmunjom Declaration for Peace, Prosperity and Reunification ini termasuk "mengambil langkah-langkah praktis untuk menghubungkan dan memodernisasi jalur rel kereta Donghae dan Gyeongui".

Donghae dan Gyeongui merupakan nama dua jalur rel kereta bersejarah yang menyambungkan wilayah Korea Selatan dengan Korea Utara.

Jaringan rel Donghae berawal dari kota Busan, yang kemudian berlanjut menyusuri pantai timur Korea Selatan hingga Seoul.

Adapun jaringan rel Gyeongui merupakan jalur terusan dari Seoul menuju Korea Utara melewati wilayah tengah Semenanjung Korea.

Kedua jaringan rel kereta tersebut dibangun pertama kali oleh pemerintah kolonial Jepang, ketika berupaya mempertahankan pengaruhnya di wilayah barat laut China, termasuk Manchuria yang menjadi sumber konflik dengan Rusia dan China pada Perang Dunia II.

Sementara itu, setelah terpisah pasca-berakhirnya Perang Korea pada 1953, sebagian ruas jaringan rel Gyeongui di wilayah Korea Utara 'hilang' oleh pembangunan wilayah perbatasan, termasuk Zona Demiliterisasi. 

Selain itu, sebagian ruas jaringan rel terkait di wilayah Korea Selatan benar-benar hilang akibat serangkaian aksi pencurian balok dan besi. 

Baru pada 2003, jaringan rel bersejarah itu kembali disambung berkat disepakatinya perjanjian ekonomi kedua negara -- termasuk pembukaan kawasan industri khusus Kaesong pada Juni 2004.

Kilas balik beberapa tahun sebelumnya, rencana penyambungan kembali jaringan rel kereta antara kedua negara, sejatinya telah disepakati sejak tahun 2000.

Meski pembangunan kembali jaringan rel kereta tersebut utamanya sebagai angkutan barang, namun pemerintah kedua negara juga menyepakati fungsi lainnya, untuk menyatukan kembali keluarga yang terpisah di Utara dan Selatan setelah gencatan senjata pada 1953.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Efisiensi Perdagangan Lintas Korea dan Asia

Penyambungan kembali jaringan rel Gyeongui sama artinya dengan menghubungkan tanpa putus seluruh Semenanjung Korea hingga kota Shinuiju, yang merupakan perbatasan paling ujung dengan China daratan.

Nantinya, jaringan rel Donghae dan Gyeongui akan menyambung ke jalur Trans-China dan Trans-Siberia, dengan harapan untuk menyokong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di wilayah Eurasia dan Afrika.

Konong, hitung-hitungan banyak ahli ekonomi menyebut integrasi jaringan rel kereta tersebut mampu memotong waktu transit barang menjadi setengahnya, dan juga mengurangi biaya transportasi hingga sepertiganya.

Rencana besar tersebut mendapat dukungan kuat dari Rusia, yang dikenal sebagai salah satu sekutu dekat Korea Utara.

Sebaliknya China, meski terlihat antusias menyambut rencana ini, namun pemerintah Negeri Tirai Bambu belum bicara banyak tentang seperti apa dukungan yang diberikan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.