Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Kosta Rika Manuel Gonzalez Sanz secara resmi membuka kantor perwakilan negaranya di Indonesia pada Selasa 5 September 2017 sore. Acara pembukaan tersebut juga dihadiri oleh Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, AM Fachir.
Dalam sambutan singkatnya, Menlu Sanz mengatakan bahwa proses pembukaan kantor perwakilannya di Indonesia tidaklah mudah. Dibutuhkan pemikiran panjang serta dana yang tak sedikit.
"Pihak kami memutuskan untuk membuka kantor perwakilan di Jakarta karena menilai Indonesia sebagai negara yang potensial," ujar Sanz.
Advertisement
"Wacana pembukaan kedubes Kosta Rika di Indonesia sebetulnya sudah disampaikan oleh Menlu Retno Marsudi dua tahun lalu. Hal itu ia sampaikan saat melangsungkan pertemuan FEALAC di San Jose," tambah dia.
Baca Juga
Menlu Sanz juga mengatakan, keputusan yang telah negaranya ambil adalah pilihan yang tepat. Kantor perwakilan ini juga diharapkan akan menjadi simbol hubungan yang baik bagi kedua negara.
Bagi Sanz, Indonesia adalah negara yang sangat dikenal oleh warga Kosta Rika -- terutama keindahan Pulau Bali.
"Setelah Duta Besar Kosta Rika untuk Indonesia telah terpilih, kami akan membawa beberapa para pebisnis agar dapat membangun hubungan kerja sama lebih lanjut di bidang ekonomi," kata Sanz.
Mewakili Menlu Retno Marsudi, Wamenlu Fachir mengungkapkan rasa gembiranya karena dapat menjadi bagian dari peresmian kantor perwakilan Kosta Rika di Jakarta.
"Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Kosta Rika telah terbangun sejak 32 lalu. Sekarang kantor perwakilannya telah ada di Indonesia," ujar Sanz.
"Hal ini menunjukkan bahwa telah ada peningkatan hubungan yang baik antara kedua negara," tambahnya.
Fachir juga menuturkan, lokasi kedubes Kosta Rika berada di lokasi yang sangat strategis, tepatnya berada di Wisma Keiai Lt. 7, Jalan Jenderal Sudirman.
Sebelum membuka kantor perwakilannya, Manuel Gonzalez Sanz sempat melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Retno Marsudi di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri Indonesia pada 3 September 2017.
Dalam pertemuan itu, kedua negara membahas masalah perdagangan, pendidikan, energi, pembangunan infrastruktur dan manajemen risiko bencana.