Sukses

22-7-2003: Kematian Tragis Anak-Cucu Saddam Hussein di Tangan AS

Uday dan Qusay merupakan dua dari sejumlah orang paling berpengaruh dalam pemerintahan Saddam Hussein. Keduanya memainkan peran penting.

Liputan6.com, Baghdad - Pada 2003, Irak dilanda krisis di bawah kepemimpinan Presiden Saddam Hussein. Amerika Serikat melancarkan invasi ke Negeri 1001 Malam tersebut, lantaran Saddam dianggap telah melanggar aturan internasional dengan memproduksi senjata kimia dan nuklir yang disebut-sebut digunakan dalam perang dengan Iran dan juga untuk menghabisi rakyatnya sendiri, yakni suku Kurdi di Irak Utara.

Tepat 12 tahun lalu, 22 Juli 2003, keturunan Saddam Hussein tewas digempur AS ketika berada di vila di kawasan Kota Mosul. Dua putra Saddam, yakni Uday dan Qusay tewas. Cucu Saddam yang merupakan putra Qusay, Mustafa Hussein yang berusia 14 tahun juga meregang nyawa.

Uday dan Qusay merupakan dua dari sejumlah orang paling berpengaruh dalam pemerintahan Saddam Hussein. Keduanya memainkan peran penting dalam bidang ekonomi dan militer di Irak. Keduanya masuk dalam daftar orang kedua dan ketiga dari 55 orang yang diburu Amerika Serikat.

Pembunuhan terhadap dua putra mahkota itu diawali dengan pengepungan yang dilakukan sekitar 200 tentara AS dan sekutu di vila persembunyian. Pasukan putra Saddam langsung merespons. Baku tembak pun terjadi.

Tentara Negeri Paman Sam kemudian meluncurkan serangan roket dari helikopter tempur ke 'sarang' Uday dan Qusay tersebut. Akibatnya, kedua putra dan seorang cucu Saddam itu tewas tragis. Juga sejumlah orang dekat Saddam.

Sementara, empat tentara AS dilaporkan terluka akibat baku tembak. Demikian seperti dimuat laman histori BBC on This Day.

Kabar tewasnya Uday dan Qusay memicu kericuhan dan huru-hara di Ibukota Baghdad. Bentrokan terjadi antara rakyat yang pro dan kontra dengan Saddam. Baku tembak pun tak terelakkan.

Sempat ada keraguan atas tewasnya Uday dan Qusay. AS kemudian merilis sejumlah bukti forensik untuk menegaskan bahwa mereka berhasil membunuh kakak-beradik tersebut.

Enam bulan kemudian, Saddam Hussein ditangkap AS di tempat persembunyiannya. Penangkapan tersebut dilakukan dalam operasi bersandi "Red Dawn" atau Fajar Merah, yang melibatkan pasukan Divisi Infanteri IV Angkatan Darat Amerika Serikat dan satuan operasi khusus pasukan koalisi.

Setelah satu hari melakukan pencarian, tentara AS menemukan lokasi yang mencurigakan di balik gundukan tanah yang disamarkan dengan tumpukan batu bata dan ditutupi selembar styrofoam serta karpet. Mereka pun memasuki lubang itu dan menemukan Saddam tengah berbaring. Pria yang kala itu berusia 66 tahun tersebut kemudian ditangkap tanpa perlawanan dan tanpa tembakan.

Saddam kemudian dihukum gantung pada 30 Desember 2006, setelah divonis bersalah melakukan kejahatan kemanusiaan terkait pembantaian 148 warga Syiah di Dujail tahun 1982. Gedung Putih menyatakan eksekusi hukuman mati Saddam Husein merupakan penegakan keadilan atas kejahatan yang dilakukannya.

Selain tewasnya anak-cucu Saddam Huseein, tanggal 22 Juli tahun lainnya juga diwarnai sejumlah kejadian penting. Pada 1933, Pilot AS Wiley Post melakukan penerbangan solo keliling dunia untuk yang pertama kalinya. Sementara pada 1963, wilayah Sarawak merdeka dari Britania Raya, yang kemudian bergabung ke dalam Federasi Malaysia. (Tnt/Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.