Sukses

Tentara Israel Temukan 3 Jenazah Sandera dari Serangan Hamas 7 Oktober 2024 di Gaza

Penemuan jenazah sandera itu terjadi ketika pengadilan tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersiap untuk memutuskan apakah Israel harus menghentikan operasi militernya dan menarik diri dari daerah kantung itu.

 

Liputan6.com, Yerusalem - Tentara Israel mengatakan pada Jumat (24/5) bahwa jenazah tiga sandera lainnya yang terbunuh pada 7 Oktober ditemukan semalam di Gaza. 

Laporan VOA Indonesia yang dikutip Sabtu (25/5/2024) menyebut jenazah Hanan Yablonka, Michel Nisenbaum, dan Orion Hernandez ditemukan dan keluarga mereka telah diberitahu. Tentara mengatakan mereka dibunuh pada hari serangan di persimpangan Mefalsim dan jenazah mereka dibawa ke Gaza.

Pengumuman ini muncul kurang dari seminggu setelah militer mengatakan mereka menemukan mayat tiga sandera Israel lainnya yang tewas pada 7 Oktober.

Penemuan jenazah itu terjadi ketika pengadilan tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersiap untuk memutuskan apakah Israel harus menghentikan operasi militernya dan menarik diri dari daerah kantung itu.

Kelompok Militan pimpinan Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik sekitar 250 lainnya dalam serangan 7 Oktober. Sekitar setengah dari sandera tersebut telah dibebaskan, sebagian besar merupakan pertukaran dengan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel selama gencatan senjata selama seminggu pada November.

Sementara itu, Israel mengatakan sekitar 100 sandera masih disandera di Gaza, bersama dengan sekitar 30 jenazah lainnya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk melenyapkan Hamas dan memulangkan semua sandera, tetapi kemajuan yang dicapainya hanya sedikit. Dia menghadapi tekanan untuk mengundurkan diri, dan AS mengancam akan mengurangi dukungannya karena situasi kemanusiaan di Gaza.

Negara ini juga sedang menantikan keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) pada Jumat (24/5) sore soal permohonan mendesak Afrika Selatan yang menuntut pengadilan itu mengeluarkan perintah agar Israel menghentikan operasinya.

Israel kemungkinan besar tidak akan mematuhi perintah tersebut. Meski begitu, perintah gencatan senjata yang dikeluarkan oleh hakim Mahkamah Internasional akan memberikan tekanan lebih besar pada Israel yang semakin terisolasi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perihal Pembebasan Sandera

Mengenai sandera, masyarakat Israel terbagi menjadi dua kubu utama: kubu yang menginginkan pemerintah menunda perang dan membebaskan para sandera. Di sisi lain, ada kubu yang menganggap para sandera adalah harga yang harus dibayar untuk memberantas Hamas.

Perundingan yang dimediasi oleh Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir hanya membuahkan sedikit hasil.

Kemarahan semakin meningkat di dalam negeri atas cara pemerintah menangani krisis penyanderaan.

Awal pekan ini sebuah kelompok yang mewakili keluarga sandera merilis rekaman video baru yang menunjukkan penangkapan lima tentara perempuan Israel oleh Hamas di dekat perbatasan Gaza pada 7 Oktober.

Video tersebut memperlihatkan beberapa tentara muda berdarah dan terluka. Dalam salah satu video, seorang militan menceritakan kepada salah satu perempuan yang ketakutan itu bahwa dia cantik.

Video tersebut memicu lebih banyak protes di seluruh negeri yang menyerukan pembebasan para sandera.

 

3 dari 3 halaman

Pemakaman Tiga Jasad Sandera yang Ditemukan

Kelompok yang mewakili keluarga para sandera mengatakan, ketiga jenazah yang baru ditemukan telah dikembalikan ke keluarga mereka untuk dimakamkan.

Nisenbaum, 59, adalah warga Brazil-Israel yang berasal dari Kota Sderot. Dia disandera ketika dia pergi untuk menyelamatkan cucunya yang berusia 4 tahun.

Hernandez, 30, adalah warga negara Prancis-Meksiko yang diambil dari festival musik Nova, yang ia hadiri bersama rekannya Shani Louk. Jenazah Louk merupakan salah satu jenazah yang ditemukan tentara hampir seminggu lalu.

Yablonka, 42, ayah dua anak, juga diciduk dari festival musik. Keluarganya pada Desember mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa dia menyukai musik. Keluarga Yablonka tidak mendapat kabar tentang dia selama hampir dua bulan setelah dia diculik, dan tidak mengetahui apakah dia masih hidup atau sudah mati.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini