Sukses

Harga Bitcoin Terus Anjlok, Sampai Kapan?

Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di bawah USD 65.000 dan berada dalam tren turun selama dua minggu terakhir, namun masih dalam tren bullish jangka panjang.

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin (BTC) terus mengalami pelemahan dalam sepekan terakhir. Harga aset kripto pertama di dunia ini terjun di bawah level USD 62.000 atau sekitar Rp 1,01 miliar. Penurunan ini dipicu oleh berbagai faktor, seperti penguatan dolar AS, arus keluar dari ETF Bitcoin spot, hingga minimnya penerbitan stablecoin.

Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan, tekanan jual Bitcoin terus meningkat akibat berbagai sentimen negatif, termasuk kekhawatiran terhadap suku bunga The Fed yang tinggi dan kekuatan dolar AS yang mengurangi daya tarik kripto.

The Fed mengisyaratkan akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dari yang diharapkan, dengan kemungkinan hanya satu kali penurunan suku bunga tahun ini jika ekonomi AS sesuai dengan perkiraan.

"Meskipun siklus halving Bitcoin tahun 2024 berbeda dengan siklus sebelumnya, di mana harga mencapai rekor tertinggi baru sebelum, bukan setelah halving, banyak bukti menunjukkan bahwa kenaikan paling signifikan Bitcoin masih akan datang," kata Fyqieh dalam keterangan tertulis Minggu (30/6/2024).

Meskipun Bitcoin mengalami tekanan, altcoin, seperti memecoin dan token AI (artificial intelligence) justru menunjukkan penguatan dalam seminggu terakhir. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh investor yang mencari alternatif sementara di tengah ketidakpastian pasar Bitcoin, potensi pertumbuhan tinggi altcoin dan memecoin, dan pola teknis yang menandakan peluang rebound.

Fyqieh menjelaskan bahwa pergerakan ini menunjukkan pasar kripto yang sedang dalam fase konsolidasi. "Penurunan Bitcoin wajar terjadi dalam tren jangka panjang," tutur Fyqieh.

"Namun, memecoin dan token AI yang menguat menunjukkan minat investor terhadap alternatif lain di luar Bitcoin. Hal ini menunjukkan bahwa pasar kripto tidak hanya bergantung pada satu aset, dan investor mulai mencari peluang di aset lain."

 

2 dari 3 halaman

Perhatikan Sentimen Jangka Pendek

Lebih lanjut, Fyqieh menambahkan bahwa investor perlu memperhatikan beberapa sentimen penting dalam jangka pendek, seperti keputusan suku bunga The Fed, rilis data ekonomi AS, dan perkembangan regulasi kripto. Sentimen-sentimen ini dapat mempengaruhi arah pergerakan harga Bitcoin dan altcoin dalam beberapa minggu ke depan.

Secara keseluruhan, pasar kripto masih menunjukkan potensi pertumbuhan jangka panjang. Investor perlu melakukan riset mendalam sebelum berinvestasi dan mempertimbangkan strategi investasi yang sesuai dengan profil risiko mereka.

Analisis Harga Bitcoin

Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di bawah USD 65.000 dan berada dalam tren turun selama dua minggu terakhir, namun masih dalam tren bullish jangka panjang. Level dukungan utama adalah USD 60.000 dan USD 58.000. Grafik menunjukkan pola Bullish Head & Shoulders, yang bisa memicu pemantulan harga.

Jika sentimen pasar tetap negatif dan kondisi ekonomi global tidak berubah signifikan, penurunan ini mungkin berlanjut dalam jangka pendek. Namun, indikator teknikal menunjukkan adanya level support yang kuat, yang bisa membantu harga Bitcoin stabil atau bahkan pulih dalam beberapa pekan mendatang.

 

3 dari 3 halaman

Fase Bearish

Fyqieh melanjutkan, ada peluang yang cukup besar bahwa Bitcoin akan mencapai titik terendah baru dan level penting berikutnya yang harus diperhatikan adalah USD 58.000 atau sekitar Rp 953 juta di mana lapisan likuidasi lainnya akan terjadi.

"Penurunan ke level ini akan mendorong BTC di bawah titik harga pemegang jangka pendek, sehingga biasanya masuk ke fase bearish," kata dia.

Lebih lanjut menekankan bahwa level ini berfungsi sebagai batas penting antara zona bearish dan bullish. Jika Bitcoin sampai di bawah level ini akan sangat penting mengingat sentimen positif dari makroekonomi AS belum menunjukan tanda-tanda.

Video Terkini