Sukses

8 Harapan Penggiat Keselamatan Jalan "RSA" kepada Presiden SBY

Semua elemen masyarakat bisa menjadi pelopor keselamatan jalan. Selamat saat berlalu lintas jalan menjadi harapan semua para pengguna jalan.

Citizen6, Jakarta: Semua elemen masyarakat bisa menjadi pelopor keselamatan jalan. Selamat saat berlalu lintas jalan menjadi harapan semua para pengguna jalan.

Namun, faktanya, 2013, lebih dari 200 kasus kecelakaan terjadi setiap hari. Sekalipun fatalitas turun 11% pada 2013 dibandingkan setahun sebelumnya, angka tiga jiwa tewas setiap jamnya masih merupakan teror saat berlalu lintas jalan.

Terkait pencanangan Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pada Minggu 26 Januari 2014 yang akan datang, Road Safety Association (RSA) Indonesia berharap pemerintah lebih bersungguh-sungguh dalam merekatkan tiap elemen para pemangku kepentingan untuk mewujudkan lalu lintas jalan yang humanis.

Road Safety Association adalah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang keselamatan jalan. Lahir dari kepedulian para pengguna jalan yang terhimpun dalam kelompok pengguna sepeda motor pada 15 Desember 2007.

"Kami berharap lalu lintas jalan Indonesia kian humanis dengan tingkat fatalitas yang minim. Kecelakaan lalu lintas jalan sudah terlalu banyak merenggut anak bangsa. Sepanjang 1992-2013, sekitar 300 ribuan jiwa tewas di jalan raya," ujar Edo Rusyanto, ketua umum Road Safety Asscoiation (RSA) Indonesia, di Jakarta, Kamis 22 Januari 2014.

Untuk itu, RSA Indonesia berharap kepada Presiden SBY agar lebih tepat sasaran dalam memangkas fatalitas kecelakaan lalu lintas jalan.

Berikut beberapa harapan mereka kepada Presiden SBY terkait pencanangan Gerakan Nasional ini:

1. Pencanangan Gerakan Nasional menjadi momentum untuk mengingatkan seluruh para pemangku kepentingan agar serius mengampanyekan kesadaran berkendara yang aman dan selamat di Indonesia.

2. Presiden lebih serius dalam menangani masalah keselamatan jalan di Indonesia, khususnya dalam memimpin sepak terjang para pemangku kepentingan yang ada di bawah kendalinya.

3. Presiden menjadi komando yang bisa mensinergikan secara maksimal para pemangku kepentingan, mulai dari badan perencana pembangunan nasional, kementerian perhubungan, kementerian pekerjaan umum, kementerian kesehatan, kementerian perindustrian, kementerian pendidikan nasional, hingga kepolisian Republik Indonesia.

4. Presiden harus mampu menggerakkan para pemangku kepentingan tersebut agar lebih konsisten dan tersinergi tanpa basa basi.

5. Presiden agar lebih mampu mendorong terciptanya penegakan hukum lalu lintas jalan yang tegas, konsisten, kredibel, transparan, dan tidak pandang bulu.

6. Presiden dan jajarannya sudi menjadi figur teladan di jalan raya menuju cita-cita bersama, yakni jalan raya yang humanis.

7. Presiden mesti mampu menggerakan seluruh elemen bangsa, termasuk kalangan badan usaha milik negara agar lebih gencar mengampanyekan kesadaran berlalu lintas jalan yang aman dan selamat.

8. Presiden mesti mampu mengajak masyarakat dan seluruh warga negara Indonesia untuk lebih bermartabat saat berlalu lintas jalan. (mar)

Penulis
Ahmad Haryanto
Jakarta, ahmad.haryaxxx@gmail.com
Twitter: @rsaindonesia

Baca juga:
293 Komunitas Fotografi Ramaikan Hari Dharma Samudera
Peduli Tuna Wisma, Pemuda Kota Bogor Bagi-bagi Jaket
IYLC, Komunitas yang Cinta Bisnis dan Bakti Sosial

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

Mulai 7 Januari sampai 7 Februari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Warga Mengadu". Ada hadiah dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Caranya bisa disimak di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.