Sukses

Cek Fakta: WHO Serukan Dunia Isolasi China karena Darurat Virus Corona? Ini Faktanya

Viral kabar tentang WHO yang menyerukan dunia mengisolasi China viral di media sosial. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan mengisolasi China karena darurat virus corona beredar di media sosial.

Kabar ini disebarkan oleh situs eramuslim.com dengan judul artikel "Darurat Corona, WHO Serukan Dunia Isolasi Cina".

Berikut isinya:

Eramuslim.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya resmi mengumumkan darurat kesehatan global pada Jumat (31/1). Pengumuman itu seiring dengan semakin banyak dan luasnya korban yang terinfeksi virus Novel Corona (2019-nCoV).

Selain mengumumkan darurat corona, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus juga meminta semua negara tidak membiarkan warganya melakukan perjalanan ke China. Termasuk untuk urusan dagang.

“WHO tidak merekomendasikan dan benar-benar menentang untuk melakukan perjalanan atau perdagangan dengan China,” ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti diberitakan Reuters, Jumat (31/1).

Sejumlah negara kini telah melakukan evakuasi terhadap warga negaranya yang berada di Wuhan, Provinsi Hubei yang menjadi tempat kali pertama virus ditemukan.

Presiden Joko Widodo juga sudah ambil keputusan untuk segera mengevakuasi warga negara Indonesia yang terjebak di Wuhan. KBRI Beijing mencatat ada sebanyak 243 WNI yang butuh evakuasi dari Wuhan.

Berdasarkan data dari Center for System Science and Engineering (CSSE) pada Kamis (30/1), jumlah korban terinfeksi sudah meningkat menjadi 8.236 kasus dengan 171 orang meninggal dunia dan pulih sebanyak 143.

Sebarannya pun semakin luas, yaitu mencapai 22 negara/wilayah, meliputi daratan China, Thailand, Jepang, Hong Kong, Singapura, Australia, Taiwan, Malaysia, Makau, Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Korea Selatan, Uni Emirat Arab, Kanda, Vietnam, Kamboja, Finlandia, India, Nepal, Filipina, dan Sri Lanka.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Setelah ditelusuri cek fakta Liputan6.com, kabar tentang WHO menyerukan China karena darurat corona ternyata tidak benar.

Situs berita eramuslim.com menulis bahwa Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta, semua negara tidak membiarkan warganya melakukan perjalanan ke China. Termasuk untuk urusan dagang.

Eramuslim.com mengeklaim bahwa pernyataan Tedros dikutip dari situs reuters.com. Namun ketika ditelusuri di situs reuters, tidak ditemukan pernyataan Tedros yang dimuat situs eramuslim.com.

Dalam berita reuters berjudul "WHO declares China virus outbreak an international emergency", Tedros mengatakan "Let me be clear, this declaration is not a vote of no confidence in China, Our greatest concern is the potential for the virus to spread to countries with weaker health systems,” he said.

GENEVA (Reuters) - The World Health Organization declared on Thursday that the coronavirus epidemic in China now constitutes a public health emergency of international concern.

Tedros Adhanom Ghebreyesus, WHO director-general, announced the decision after a meeting of its Emergency Committee, an independent panel of experts, amid mounting evidence of the virus spreading to some 18 countries.

Tedros told a news conference in Geneva that recent weeks have witnessed an unprecedented outbreak which has been met by an unprecedented response.

“Let me be clear, this declaration is not a vote of no confidence in China,” he said.

“Our greatest concern is the potential for the virus to spread to countries with weaker health systems,” he added.

The WHO panel, chaired by Didier Houssin of France, is composed of 16 independent experts.

Twice last week the experts had decided not to declare an emergency while they sought more information from China and awaited evidence of confirmed person-to-person spread of the virus in other countries.

The declaration of a global emergency triggers recommendations to all countries aimed at preventing or reducing cross-border spread of disease, while avoiding unnecessary interference with trade and travel.

It covers temporary recommendations for national health authorities worldwide, which include stepping up their monitoring, preparedness and containment measures.

Although the WHO has no legal authority to sanction countries, it could ask governments to provide scientific justification for any travel or trade restrictions that they impose in the event of an international emergency.

Tedros praised China’s prompt actions to limit the spread of the outbreak, and reiterated that the WHO is opposed to any trade or travel restrictions.

Jeremy Farrar, an infectious disease expert and director of the Wellcome Trust global health charity, said the WHO’s decision was “absolutely right”.

The declaration would “undoubtedly sharpen governments’ focus” he said. “But we must also step-up as an international community to make sure no one is left behind - with all interventions, including public health measures, diagnostics, treatments and vaccines available to everyone,” added.

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Dalam berita Reuters, WHO menyatakan bahwa mereka tidak merekomendasikan adanya pembatasan perjalanan ataupun perdagangan dengan Chna.

Informasi yang disebarkan situs eramuslim.com tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.

 

Data: Eka M

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini