Sukses

Gagal Finis di Empat Besar Liga Inggris, Buah Inkonsistensi Liverpool?

Hasil kurang memuaskan Liverpool di liga musim ini dianggap merupakah buah dari inkonsistensi performa mereka sepanjang musim 2022/2023.

Liputan6.com, Jakarta - Liverpool harus menerima fakta bahwa mereka harus berpuas diri mengakhiri musim di posisi kelima klasemen Liga Inggris dan tidak akan bermain di Liga Champions musim depan.

Untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun, skuad besutan Jurgen Klopp akan kembali bermain di Liga Europa setelah terakhir pada tahun 2016 di mana mereka harus takluk 1-3 atas Sevilla di putaran final.

Hasil kurang memuaskan ini dianggap merupakah buah dari inkonsistensi performa mereka sepanjang musim 2022/2023. Tidak hanya di liga, melainkan juga di semua kompetisi yang mereka ikuti.

Liverpool memulai musim ini dengan sangat menjanjikan dengan mengalahkan Manchester City di Community Shield. Namun, ketika liga mulai bergulir, Mohamed Salah dan rekan-rekan hanya mampu memenangkan dua dari delapan pertandingan pembuka Liga Inggris mereka.

Sebelum peningkatan performa yang mulai terlihat selama sebulan-dua bulan ke belakang, The Reds juga kesulitan ketika harus memainkan laga tandang. Tiga dari delapan kekalahan tandang terakhir mereka terjadi di Nottingham Forest, Wolves dan Bournemouth yang semuanya merupakan tim yang sedang berjuang menghindari degradasi.

The Merseysiders juga keok di semua kompetisi lain yang mereka ikuti di luar liga. Mereka dikalahkan dengan mudah oleh Real Madrid di babak 16 besar Liga Champions beberapa waktu lalu. Sementara mereka juga tersingkir di babak keempat Piala FA oleh Brighton dan Piala Carabao oleh Manchester City.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kurang ‘Klik’

Ada anggapan yang menyebutkan jika trio serang Liverpool yang baru masih belum menemukan harmoni yang baik. Seperti diketahui, trio Sadio Mane, Roberto Firmino dan Mohamed Salah bertahan cukup lama di klub dan berkembang menjadi salah satu ujung tombak paling mematikan di masanya.

Namun, dengan bertambahnya umur plus kepergian Mane, klub mulai mendatangkan penyerang-penyerang baru yang masih muda, yakni Luis Diaz, Darwin Nunez dan Cody Gakpo. Sayangnya kombinasi penyerang baru dengan penyerang senior tidak bisa langsung ‘klik’ sehingga seringkali dalam beberapa pertandingan The Reds kesulitan untuk mengubah peluang menjadi sebuah gol.

3 dari 4 halaman

Kedalaman Skuad yang Tipis

Masalah yang satu ini nampaknya sudah menjadi masalah yang cukup lama ada di skuad Liverpool tetapi tidak pernah seberdampak sekarang. Skuad Jurgen Klopp dinilai memiliki kedalaman yang tipis, khususnya di lini tengah dan belakang. Hal tersebut menjadi masalah besar musim ini karena mereka diterpa badai cedera dalam waktu yang cukup lama.

Akibatnya, Klopp terpaksa menurunkan pemain-pemain muda yang banyak dinilai memiliki gap kemampuan serta pengalaman yang cukup jauh dengan pemain utama, seperti Curtis Jones, Harvey Elliott, Nathaniel Phillips dan Stefan Bajcetic.

4 dari 4 halaman

Kekurangan Kreativitas

Badai cedera yang menimpa lini tengah Liverpool ternyata juga sangat berdampak kepada kreativitas di atas lapangan. Gelandang dengan tipe playmaker yang mereka miliki bisa dibilang hanya Thiago Alcantara. Sayangnya, gelandang asal Spanyol tersebut harus absen dalam waktu yang lama akibat masalah cederanya.

Sementara Klopp tidak punya stok gelandang dengan tipe serupa dengan Thiago, jadi lah masalah ini banyak disebut sebagai salah satu akar dari sulitnya The Reds menciptakan peluang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.