Sukses

Terkuak! Cerita di Balik Keinginan Mundur Bos PLN

"Kasihan Pak Nur, dia itu orang baik dan jujur."

Niat pengunduran diri dari Direktur Utama PT PLN (Persero), Nur Pamudji penuh konflik. Pasalnya Pria yang dikenal jujur ini memilih untuk mengakhiri jabatannya akibat rasa bersalah yang membelenggu batin Nur akibat terseretnya lima karyawan PLN dalam kasus pengadaan suku cadang Flame Turbin di Pembangkit Belawan, Medan.

Salah satu sumber Liputan6.com yang ikut terlibat dalam proyek pengadaan turbin Belawan, merasa kecewa bila Nur Pamudji harus mundur sebagai orang nomor satu di PLN. Sebab perusahaan pelat merah ini sedang menggerakkan aksi bersih-bersih dari segala bentuk tindak KKN di lingkungan internal perseroan.

"Kasihan Pak Nur, dia itu orang baik dan jujur. Saya dan orang awam mungkin bertanya-tanya kenapa PLN bisa rugi terus, ternyata setelah saya tahu, di dalamnya banyak garong-garong yang memanfaatkan proyek di PLN," ungkap dia dalam suatu kesempatan wawancara di Jakarta, Kamis (19/12/2013).

Dia membeberkan kejadian sebenarnya hingga karyawan PLN terlibat dalam pusaran kasus GT tersebut. Menurutnya, gas turbin PLN berada di lokasi pembangkit Belawan dan Muara Tawar, Jakarta. Di pembangkit Belawan dibagi dalam dua blok yang masing-masing memiliki dua unit gas turbin (GT), yakni blok I GT 1.1 dan GT 1.2 serta GT 2.1 dan GT 2.2 di blok 2.

Dalam penunjukkan proyek GT 1.1 dan GT 1.2, PLN memilih perusahaan Sri Makmur sebagai pemasang turbin dalam proyek Life Time Extention (LTE) Gas Turbin. Sri Makmur memperoleh sokongan dari PT Siemens Indonesia, Original Equipment Manufacture (OEM) yang sudah 30 tahun mengerjakan mesin GT di Indonesia. Siemens juga merupakan produsen mesin GT di dunia.

Sayangnya, dia mengatakan, Sri Makmur justru menghilangkan kepercayaan PLN dengan memasang mesin GT seken alias bekas yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.

"Mereka (Sri Makmur) ternyata malah mensuplai barang-barang (mesin GT) second hand, karena Siemens tidak lagi memproduksi mesin GT terbaru tipe V.94.2. Jadi Siemens berhasil meyakinkan PLN bahwa mesin GT seken itu masih bagus dan bisa menghidupkan kembali untuk kedua kalinya setiap 100 ribu jam," paparnya.

Akhirnya, dia mengaku, mesin GT di blok 1 Belawan meledak di tahun 2012. Namun, sambungnya, PLN justru disalahkan dalam kasus tersebut, bahkan Mapna Indonesia yang memperoleh proyek pemasangan GT di blok 2.

"Yang disalahkan atas peledakan itu malah Mapna dan PLN. Ini kan tidak adil, perbuatan zalim. Petinggi Sri Makmur masih berkeliaran di Medan, masa orang PLN yang ditahan," terangnya.

Dia menduga, ada pihak yang ingin merusak imej PLN karena Nur Pamudji baru saja memperoleh penghargaan Bung Hatta Anti Corruption. "Mau merusak PLN dan tidak suka dengan PLN karena mereka dapat award anti korupsi," pungkasnya.

Sekadar informasi, Mapna Indonesia memenangkan tender power plant blok 2 di Belawan pada 2012 saat PLN membuka tender terbuka dalam pengadaan barang dan jasa pekerjaan LTE Gas Turbine GT 2.1 dan GT 2.2.

"Karena selama ini mesin GT dikerjakan oleh Siemens dengan harga seenaknya. Tidak pernah ada tender dan PLN menunjuk langsung," tandas sumber itu.

Sekadar informasi, Nur Pamudji telah menyampaikan keinginannya untuk mengundurkan diri dari posisinya sebagai Bos PLN ke Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.  

Keinginan itu disampaikan pada 12 November 2013, Bos perusahaan listrik pelat merah itu mengirimkan pesan singkat atau SMS ke Dahlan.

Kekecewaan Nur Pamudji muncul karena lima orang karyawan PLN ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan tindak pindana korupsi pengadaan suku cadang Flame Turbin GT 2.1 & GT 2.2 di Pembangkit Belawan, Medan.

Berikut isi pesan singkat Nur Pamudji kepada Dahlan Iskan:

"Kalau ada pegawai PLN yang nyolong, terima suap, korup, saya sendiri yang akan memborgolnya. Tapi pegawai yang kerja baik dan profesional, harus bisa kerja dengan tenang. Sebab itu Dirut PLN harus piawai melindungi para pegawainya dari persoalan hukum dan saya ikhlas mundur untuk digantikan oleh Dirut baru yang piawai tersebut agar para profesional di PLN bisa bekerja dengan tenang."

Namun keinginan Nur Pamudji ditolak oleh Dahlan. Orang nomor 1 di PLN dinilai orang yang jujur dan bersih sehingga masih pantas untuk dipertahankan.

"Dia orang paling jujur sampai saat ini. Kalau semua diginikan lalu siapa mau menggantikan, karena sekarang mencari orang yang bersih itu sulit," ungkap Dahlan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman


Mark Up 200% PLTGU Muara Tawar

Perusahaan pembangkit asal Iran, Mapna Indonesia menduga PT Siemens Indonesia telah menggelembungkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) di Muara Tawar, Jakarta hingga 200% dari total nilai proyek US$ 400 juta.

Hal itu disampaikan sumber Liputan6.com. Dia mengakui, Mapna ogah bekerja sama dan membiarkan Siemens memenangkan tender pengadaan mesin Gas Turbin (GT) di proyek power plant Muara Tawar.

"Saya diminta kerja sama dengan Siemens untuk proyek itu tapi saya tidak mau meski ditawari keuntungan 17%. Bagi saya itu sama saja nyolong," tuturnya.

Alasannya, kata dia, pihaknya khawatir Mapna bakal menjadi pesaing terberat dalam bisnis suku cadang turbin karena Mapna merupakan salah satu produsen mesin GT (under license Original Equipment Manufacture/OEM).

Penggunaan suku cadang non OEM terbukti mampu menekan biaya pemeliharaan mesin pembangkit sehingga diperoleh penghematan biaya operasi.

"Itu (proyek muara tawar) pernah diaudit Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kalau dibuat perbandingan apple to apple (dengan proyek gas turbin di Belawan), harganya kemahalan 200%," bebernya.

Jika kabar mark up ini tersiar ke publik dan terbukti benar, lanjutnya, Siemens akan dihujani protes dari seluruh masyarakat Indonesia. "Kalau ini ketahuan, tujuh turunan dia (Siemens) bakal dibenci sama rakyat Indonesia. Karena ini lebih jahat dan gawat daripada kasus Century," tegasnya.

Dia menjelaskan, PLN akan kembali membuka tender proyek power plant di Muara Tawar setelah habis masa kontrak selama delapan tahun habis. PLTGU ini membutuhkan enam unit mesin GT dengan perhitungan satu lifecycle selama 4 tahun.

"Sekarang sudah masuk pra kualifikasi. Dalam waktu dekat, kalau saya tidak dikriminalisasikan kami ikut tender. Tapi kalau iya, saya tidak bisa ikut karena sudah ditetapkan bersalah. Ujung-ujungnya perusahaan hengkang dari Indonesia dan Siemens yang akan menguasai lagi," tandas dia.

Baca juga:

Dahlan Pertahankan Nur Pamudji jadi Bos PLN

Bos PLN Tak Mau Ditanya-tanya Pengunduran Dirinya

Nur Pamudji dan Aksi Bersih-bersih di PLN

Cegah Dirut PLN Mundur, Dahlan: Susah Cari Orang Bersih

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini