Sukses

Rencana Antisipasi Ramah Lingkungan Buat Banjir Rob Masuk di World Water Forum

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menggandeng pakar dari Belanda atasi bencana air di kawasan pesisir Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) tengah mencari solusi yang ramah lingkungan untuk mengatasi bencana air di kawasan pesisir Indonesia. Nantinya, solusi tersebut akan diangkat dalam forum internasional.

Asisten Deputi Bidang Infrastruktur Dasar, Perkotaan, dan Sumber Daya Air Kemenko Marves, Lukijanto mengatakan salah satunya adalah konsep Natural Based Solution (NBS) dalam mencegah bencana di kawasan pesisir seperti banjir rob. Untuk itu, pihaknya menggandeng pakar dari Belanda sebagai negara yang lebih dulu memiliki pengalaman.

"Salah satunya nanti akan jadi deliverables di World Water Forum ke-10, mudah-mudahan bisa diakomodir dalam kesepakatan," ucap Lukijanto usai diskusi di Hotel ShangRi-La, Jakarta, Kamis (29/2/2024).

Perlu diketahui, Kemenko Marves bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menggelar workshop bersama para pakar dari Belanda. Dalam diskusi tersebut juga dihadiri oleh sejumlah pejabat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Lukijanto menuturkan, konsep NBS tadi akan diikuti dengan model pembangunan infrastruktur yang ramah air (blue infrastructure). Nantinya, ini juga masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.

"Dan memperoleh alternatif usulan dan menyetujui rencana untuk memasukkan NBS sebagai salah satu Concrete Deliverables dalam World Water Forum (WWF) ke-10 yang akan diselenggarakan pada Mei 2024 di Bali," urainya.

"Secara khusus, konsep dan rencana aksi infrastruktur biru dengan solusi berbasis alam dapat dimasukkan sebagai lampiran deklarasi menteri dalam bentuk ringkasan tindakan," ia menambahkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Susun Strategi

Kendati masih jadi konsep baru di Indonesia, Lukijanto mengatakan pihaknya masih perlu mengidentifikasi berbagai masalah yang akan dihadapi. Termasuk mencari jalan keluar atas hambatan-hambatan yang kemungkinan besar ditemui di Indonesia.

"Mengingat pentingnya mengintegrasikan NBS ke dalam perencanaan nasional dan mendukung Hasil Konkrit untuk Forum Air Dunia ke-10, maka penting untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam implementasi NBS, termasuk terbatasnya pemahaman, kapasitas teknis, dan tantangan pendanaan," ujarnya.

"Lokakarya ini bertujuan untuk memperdalam diskusi mengenai pendekatan, strategi, dan arah kebijakan dalam implementasi NBS untuk manajemen risiko bencana terkait air dan untuk mengeksplorasi bentuk-bentuk kolaborasi nyata antara Indonesia dan Belanda," tambah dia.

Blue Infrastructure

Sementara itu, berbicara konsep blue infrastructure, Lukijanto mengatakan basisnya adalah mendirikan bangunan yang ramah air. Alhasil, akan mampu memenuhi kebutuhan air dari masyarakat di wilayah pesisir.

"Rancangan infrastruktur biru memberikan cara yang ekonomis dan ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pesisir akan infrastruktur yang tahan terhadap dampak perubahan iklim dan bencana alam," kata dia.

Dia menjelaskan, Blue Infrastructure merupakan pendekatan baru yang mengintegrasikan solusi berbasis alam untuk keamanan sumber daya air, wilayah pesisir, dan pulau-pulau kecil. Utamanya, memperhatikan aspek berkelanjutan, untuk meningkatkan ekosistem pesisir dan perekonomian masyarakat pesisir.

 

3 dari 4 halaman

Bangun Giant Sea Wall

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Indonesia berencana untuk membangun tanggul laut raksasa atau giant sea wall di sisi utara Pulau Jawa. Proyek ini disebut membawa manfaat yang baik bagi wilayah pesisir.

Salah satunya pandangan dari seorang pakar maritim asal Belanda. Direktur Delta Marine Consultant, Peter van der Hulst mengaku sepakat dengan rencana pemerintah itu. 

"Itu ide sangat bagus. Tidak hanya itu ide bagus tapi menurut saya itu memang diperlukan," ungkap Peter saat ditemui di Hotel ShangRi-La, Jakarta, Kamis (29/2/2024).

Dia mengatakan, Giant Sea Wall bisa menjadi solusi atas bencana yang dihadapi di pesisir utara Pulau Jawa. Misalnya, ancaman semakin menurunnya permukaan tanah Jakarta yang membuat sebagian wilayah tenggelam.

"Karena giant sea wall bertujuan tidak hanya untuk menahan air laut, tapi juga bisa menjadi solusi untuk tenggelamnya Jakarta. Jakarta sekarang sedang tenggelam karena masifnya pengunaan air tanah oleh masyarakat dan meningkatnya permukaan laut," urainya.

Peter memandang, Giant Sea Wall bahkan bisa jadi salah satu sumber air bagi masyarakat pesisir. Meski hal ini perlu dikembangkan dan dilengkapi dengan kajian lebih lanjut.

 

4 dari 4 halaman

Solusi Ramah Lingkungan

"Jika dikembangkan lebih jauh, tanggul laut raksasa itu bisa berfungsi untuk menyimpan air minum di musim kemarau. Di musim hujan, air yang tertampung bisa diturunkan untuk mengumpulkan air hujan yang datang dari dataran tinggi di sekitar utara Pulau Jawa," tuturnya.

"Selain kemanan, Giant Sea Wall bisa menyediakan air bersih untuk industri, hotel, dan masyarakat. Jadi itu ide yang sangat bagus," imbuh Direktur Van Oord Indonesia ini.

Peter memandang pula perlu ada upaya keberlanjutan (sustainability) dalam mengatasi bencara air seperti banjir rob di wilayah pesisir. Konsep ini biasa disebut dengan Natural Based Solution (NBS).

Caranya dengan penguatan hutan bakau, pemanfaatan rumput laut, hingga rehabilitasi karang atau koral di lautan. Aspek keberlanjutannya bisa membuat biaya pemeliharaan jangka panjang lebih efisien.

"Di Belanda kita sudah menerapkan ini, NBS diterapkan sekali dam bisa bertahan dalam jangka panjang. Memang membutuhkan komitmen pemerintah dan pemangku kepentingan. Daripada membetom laut dan pantainya hilang, mengapa tidak mengintegrasikan upaya yang lebih berkelanjutan," bebernya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini