Sukses

Harga Minyak Dunia Melambung Tinggi, Sekarang Tembus Level Segini

Harga minyak mentah berjangka Brent naik USD 1,24 atau 1,59%, menjadi USD 79,13 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik USD 1,54 atau 2,12%, menjadi USD 74,10.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik pada perdagangan Kamis (Jumat waktu Jakarta). Harga minyak dunia menelonjak karena Badan Energi Internasional (IEA) bergabung dengan ortganisasi produsen minyak dunia, OPEC dalam memperkirakan pertumbuhan yang kuat dalam permintaan minyak global dan karena cuaca musim dingin mengganggu produksi minyak mentah AS.

Dikutip dari CNBC, Jumat (19/1/2024), harga minyak mentah berjangka Brent naik USD 1,24 atau 1,59%, menjadi USD 79,13 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik USD 1,54 atau 2,12%, menjadi USD 74,10.

Pedagang minyak mengkhawatirkan risiko geopolitik di Timur Tengah. Pakistan melakukan serangan di wilayah Iran, menargetkan militan separatis Baluchi, kata kementerian luar negeri negara itu, dua hari setelah serangan Iran di wilayah Pakistan.

Di sisi lain, Badan Informasi Energi AS melaporkan penurunan persediaan minyak mentah yang lebih besar dari perkiraan sebesar 2,5 juta barel pada pekan yang berakhir 12 Januari.

“Ketakutan akan peningkatan total persediaan dalam jumlah besar belum terwujud, sehingga sedikit mendukung harga,” kata Analis UBS Giovanni Staunovo.

Laporan bulanan IEA memperkirakan permintaan minyak akan tumbuh sebesar 1,24 juta barel per hari (bph) pada tahun 2024, naik 180.000 barel per hari dari proyeksi sebelumnya.

Pada hari Rabu, Organisasi Negara-negara Penghasil Minyak (OPEC) memperkirakan pertumbuhan permintaan sebesar 2,25 juta barel per hari tahun ini, tidak berubah dari perkiraan pada bulan Desember.

Organisasi produsen minyak ini juga mengatakan permintaan minyak diperkirakan akan meningkat sebesar 1,85 juta barel per hari pada tahun 2025 menjadi 106,21 juta barel per hari.

Direktur eksekutif IEA, Fatih Birol, mengatakan kepada Reuters Global Markets Forum bahwa ia memperkirakan pasar minyak akan “nyaman dan seimbang” tahun ini meskipun terjadi ketegangan di Timur Tengah, meningkatnya pasokan dan melambatnya pertumbuhan permintaan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Produksi Minyak AS

Di AS, sekitar 40% produksi minyak di Dakota Utara tetap ditutup karena cuaca dingin ekstrem dan tantangan operasional, kata otoritas saluran pipa negara bagian penghasil minyak utama tersebut pada hari Rabu.

Pekan lalu AS kembali memproduksi minyak mentah sebanyak 13,3 juta barel per hari.

Perdagangan minyak dalam kisaran tertentu dalam beberapa hari terakhir memperkuat narasi bahwa investor mengabaikan kekhawatiran bahwa kapal tanker mungkin berisiko terkena serangan di Laut Merah, kata Ehsan Khoman, analis di bank MUFG.

 

3 dari 3 halaman

Konflik di Laut Merah

Kapal tanker minyak yang menyimpang dari Laut Merah telah berbalik arah dan melewati Selat Bab al-Mandab, menurut data pelacakan kapal, meskipun ketegangan di kawasan terus mengganggu pelayaran dan perdagangan global.

Serangan militan Houthi yang berbasis di Yaman terhadap kapal-kapal di Laut Merah telah memaksa banyak perusahaan mengalihkan kargo ke seluruh Afrika, sehingga menambah waktu dan biaya perjalanan. AS pada hari Rabu kembali melancarkan serangan terhadap sasaran Houthi di Yaman sebagai pembalasan atas serangan terhadap kapalnya.

Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran mengatakan mereka bertindak sebagai solidaritas terhadap warga Palestina selama perang Israel dengan Gaza. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.