Sukses

Rupiah Melemah ke 15.430 per Dolar AS di Awal Perdagangan 2024

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, rupiah di awal tahun 2024 melemah di tengah pasar menantikan data terkini terkait inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di awal perdagangan 2024. Pelemahan tupiah ini di tengah penantian investor akan angka inflasi sepanjang 2023.

Pada Selasa (2/1/2024), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta turun 31 poin atau 0,20 persen menjadi 15.430 per dolar AS dari sebelumnya 15.399 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, rupiah di awal tahun 2024 melemah di tengah pasar menantikan data terkini terkait inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia 2023.

"Hari ini Badan Pusat Statistik akan merilis data IHK tahun 2023," kata Josua Pardede dikutip dari Antara. 

Josua memperkirakan inflasi Indonesia pada 2023 akan sebesar 2,81 persen secara year on year (yoy).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi IHK November 2023 tercatat sebesar 0,38 persen secara month to month (mtm), sehingga secara tahunan menjadi 2,86 persen year on year (yoy).

Sementara itu, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran tiga plus minus satu persen pada 2023 dan 2,5 plus minus 1 persen pada 2024.

Para pemangku kepentingan termasuk Bank Indonesia serta pemerintah pusat dan daerah bersinergi dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah melakukan penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan di berbagai daerah.

Josua memperkirakan rupiah akan berada di rentang 15.350 per dolar AS sampai dengan 15.450 per dolar AS.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rupiah Perkasa di Akhir Desember 2023, Rupee India hingga Baht Thailand Lewat!

Sebelumnya, Analis Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan rupiah diperkirakan menguat pada perdagangan Jumat 22 Desember 2023 seiring menurunnya imbal hasil obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS).

"Rupiah hari ini diprediksi menguat di kisaran Rp15.000 per dolar AS hingga Rp15.500 per dolar AS," kata Rully dikutip dari Antara, Jumat (22/12/2023).

Ia menuturkan pergerakan penguatan rupiah hari ini akan dipengaruhi tren berlanjutnya penurunan imbal hasil (yield) obligasi Pemerintah AS di bawah 4 persen.

Sedangkan, sentimen lain muncul dari dalam negeri bahwa Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap di 6 persen.

Suku bunga deposit facility juga dipertahankan sebesar 5,25 persen dan suku bunga lending facility tetap sebesar 6,75 persen.

Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, Keputusan Bank Indonesia mempertahankan BI Rate pada level 6 persen tersebut tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah.

Keputusan tersebut juga mendukung langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus satu persen pada tahun 2024.

3 dari 3 halaman

Penguatan Nilai Tukar Rupiah

Lebih lanjut, Perry mengatakan penguatan nilai tukar rupiah berlanjut sejalan dengan konsistensi kebijakan moneter Bank Indonesia dan mulai meredanya ketidakpastian pasar keuangan global.

Nilai tukar Rupiah pada 20 Desember 2023 menguat secara rata-rata sebesar 0,44 persen dibandingkan dengan perkembangan pada November 2023.

Dengan perkembangan tersebut, nilai tukar rupiah menguat 0,37 persen dibandingkan dengan level akhir Desember 2022, lebih baik dibandingkan dengan Peso Filipina, Rupee India, dan Baht Thailand yang masing-masing tercatat melemah sebesar 0,05 persen, 0,53 persen, dan 0,85 persen. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini