Sukses

Ada Aturan Baru Buat Jegal Komoditas Pemicu Deforestasi, Intip Nilai Ekspor Nonmigas Indonesia ke Uni Eropa

27 negara Uni Eropa resmi adopsi aturan baru pada Selasa, 16 Mei 2023 untuk mengurangi kontribusi terhadap deforestasi global. Salah satunya komoditas sawit hingga kopi perlu verifikasi deforestasi.

Liputan6.com, Jakarta - 27 negara Uni Eropa resmi adopsi aturan baru pada Selasa, 16 Mei 2023 untuk mengurangi kontribusi terhadap deforestasi global.

Hal itu dilakukan dengan mengatur perdagangan serangkaian produk atau komoditas yang mendorong penurunan kawasan hutan di dunia.

Dikutip dari outlook india, yang melansir AP, ditulis Senin (22/5/2023), berdasarkan undang-undang tersebut, perusahaan yang memperdagangkan minyak kelapa sawit, ternak, kayu, kopi, kakao, karet dan kedelai perlu verifikasi kalau barang yang dijual di Uni Eropa tidak menyebabkan deforestasi dan degradasi hutan di mana pun di dunia sejak 2021.

Peraturan tersebut juga mencakup produk turunan seperti coklat dan kertas.  Selain itu, Undang-Undang akan memaksa perusahaan untuk menunjukkan barang yang diimpor mematuhi aturan di negara asal, termasuk tentang hak asasi manusia dan perlindungan masyarakat adat.

The World Resources Institute Regional Director Europe, Stientje van Veldhoven menuturkan, Uni Eropa sekarang harus bekerja sama dengan negara produsen untuk memastikan dapat beradaptasi dengan undang-undang baru tanpa merugikan ekonomi dan mata pencaharian masyarakat.

“Ini akan membutuhkan insentif bagi kelompok rentan seperti petani kecil untuk beralih ke praktik bebas deforestasi, memastikan mereka tidak tertinggal dalam transisi ini,” ujar dia

Dengan ada aturan tersebut, komoditas dan produk turunan mesti memenuhi verifikasi kalau barang yang dijual Uni Eropa tidak sebabkan deforestasi dan degradasi hutan di mana pun sejak 2021. Seiring dengan aturan itu, menarik untuk diketahui bagaimana ekspor nonmigas Indonesia ke Uni Eropa.

Melihat kilas balik ekspor nonmigas pada 2022, mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Januari-Desember 2022, China tetap menjadi negara tujuan ekspor yang berperan terbesar dengan nilai USD 63.546,7 juta atau USD 63,54 miliar (peranan terhadap ekspor 23,03 persen).

Disusul Amerika Serikat (AS) dengan nilai USD 28.201,8 juta atau USD 28,20 miliar (10,22 persen) dan India sebesar USD 23.298,6 juta (8,44 persen). Komoditas utama yang diekspor ke China pada periode itu adalah besi/baja, batu bara dan lignit. Kemudian ke kawasan ASEAN sebesar USD 53.268,6 juta atau USD 53,26 miliar (19,30 persen).

Lalu bagaimana dengan Kontribusi Ekspor ke Uni Eropa?

Kontribusi ekspor ke Uni Eropa mencapai USD 21.275,3 juta atau USD 21,27 miliar (7,71 persen).

Ekspor Menurut Sektor secara Keseluruhan

Jika melihat berdasarkan sektor industri, selama Januari-Desember 2022, ekspor nonmigas Indonesia menurut sektor industri pengolahan meningkat 16,45 persen dibandingkan 2021 yang disumbang oleh meningkatnya ekspor besi dan baja.

Ekspor produk pertanian, kehutanan, dan perikanan meningkat 10,52 persen yang disebabkan oleh meningkatnya ekspor kopi. Demikian juga ekspor produk pertambangan dan lainnya naik 71,22 persen yang disumbang oleh meningkatnya ekspor batu bara.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Regulasi Deforestasi Uni Eropa Berpotensi Hambat Ekspor Barang dari Indonesia, Ini yang Akan Dilakukan Indonesia

Sebelumnya, Menteri Pertanian Republik Indonesia Syahrul Yasin Limpo menyebut ada sejumlah tantangan yang dihadapi oleh RI-Uni Eropa, salah satunya pengesahan Regulasi Deforestasi di Uni Eropa berpotensi menghambar ekspor barang dari dalam negeri ke kawasan tersebut.

"Terlepas dari kemajuan yang telah dicapai, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Parlemen Eropa baru saja mengesahkan Regulasi Deforestasi yang berpotensi menghambat ekspor barang dari Indonesia ke Uni Eropa," kata Yasin Limpo, dalam sambutannya di acara Europe Day, Selasa (9/5/2023).

Yasin Limpo menyebut, untuk mendiskusikan hal ini, dalam waktu dekat delegasi Indonesia dan Malaysia akan bertolak ke Brussel dalam rangka menyuarakan kekhawatiran tersebut.

"Dapat kami sampaikan bahwa dalam waktu dekat, Delegasi Indonesia dan Malaysia yang dipimpin oleh Airlangga Hartanto, Menko Bidang Perekonomian RI dan Dato' Sri Haji Fadillah bin Haji Yusof, Wakil Perdana Menteri Malaysia akan melaksanakan misi bersama ke Brussel dalam rangka menyuarakan kekhawatiran kami akan tergulasi tersebut," kata Yasin Limpo.

"Terutama akan dampak buruknya terhadap petani kecil di negara kami."

Meski begitu, Yasin Limpo optimis bahwa Indonesia dan Uni Eropa mampu mendapatkan solusi yang terbaik untuk ke dua belah pihak.

"Saya optimis bahwa Indonesia dan Uni Eropa akan menemukan solusi bersama yang saling menguntungkan, berdasarkan prinsip demokrasi dan prinsip kemitraan setara."

 

3 dari 4 halaman

Investasi Uni Eropa di Indonesia Sentuh USD 2 Miliar

Mentan menambahkan dari sisi ekonomi, Uni Eropa merupakan salah satu mitra perdagangan terbesar Indonesia, dengan nilai perdagangan mencapai lebih dari 33 miliar USD pada tahun 2022. Total investasi Uni Eropa di Indonesia tahun 2022 mencapai hampir 2 milyar USD.

Hubungan kemitraan ekonomi antara Indonesia dan Uni Eropa tumbuh semakin kuat dengan adanya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Uni Eropa.

SYL mengatakan bersamaan dengan perayaan malam ini, Perundingan Putaran ke-14 sedang berlangsung di Brussel. Penyelesaian substansi perundingan tersebut pada tahun ini akan membuka jalan untuk memaksimalkan berbagai potensi ekonomi yang belum dimanfaatkan.

Terlepas dari kemajuan-kemajuan yang telah dicapai, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi.

“Suatu kehormatan bagi saya dapat bergabung bersama pada malam ini untuk merayakan Hari Eropa. Memperingati Deklarasi Schuman yang ke-73, Hari Eropa menggambarkan keberagaman, perdamaian, dan persatuan di Eropa yang terus menginspirasi komunitas global, termasuk ASEAN dan Indonesia,” tambahnya.

 

4 dari 4 halaman

Dukung Upaya Damai Melalui Jalur Diplomasi

Sebagai sahabat sejati Uni Eropa, Indonesia akan selalu mendukung setiap upaya damai dan segala cara yang memungkinkan bagi terbukanya kesempatan penyelesaian masalah melalui jalur diplomasi.

“Saya yakin, dengan nilai-nilai dan tujuan bersama yang kita anut, Indonesia dan Uni Eropa dapat mengatasi tantangan dan meraih peluang yang ada di depan. Mari kita terus bekerja sama untuk membangun dunia yang lebih tangguh, makmur, dan bersatu untuk generasi mendatang,” tegas SYL.

Sebagai informasi, dalam acara perayaan Hari Eropa pada malam ini, hadir Vincent Piket, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, para Duta Besar Negara-negara Anggota Uni Eropa, dan Para Tamu Korps Diplomatik.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini