Sukses

Simak Kurs Mata Uang Asing Hari Ini 17 Mei 2023, USD di Rp 14.884,05

pada Rabu (17/5/2023) kurs jual dolar AS berada di Rp 14.884,05 juga kurs belinya sebesar Rp 14.735,95.

Liputan6.com, Jakarta Kurs USD ke Rupiah terpantau stabil di kisaran yang sama sejak kemarin. Seperti yang tertulis di laman resmi Bank Indonesia, pada Rabu (17/5/2023) kurs jual dolar AS berada di Rp 14.884,05 juga kurs belinya sebesar Rp 14.735,95.

Sementara kurs jual Poundsterling Inggris hari ini ada di Rp 18.633,34 dan kurs beli Rp 18.442,04. Mata uang Euro hari ini memiliki kurs jual Rp 16.210,22 dengan kurs beli Rp 16.043,03.

Kurs jual dolar Australia sebesar Rp 9.955,94 dan kurs beli Rp 9.853,93.

Beralih ke mata uang negara kawasan ekonomi besar di Asia, kurs jual Yen Jepang hari ini berada di Rp 10.963,50 per 100 Yen dan kurs beli Rp 10.852,01 per 100  Yen. Di sisi lain, Kurs jual Yuan China sebesar Rp 2.137,65 diikuti kurs beli Rp 2.116,29.

Kurs jual Won Korea Selatan hari ini Rp 11,13 dengan kurs beli Rp 11,01 per Won yang keduanya terus berubah naik dan turun sejak hari sebelumnya. Kurs jual dolar Hong Kong hari ini dipatok Rp 1.898,86 serta kurs beli sebesar Rp 1.879,90.

Sementara di negara kawasan Asia Tenggara hari ini, untuk  dolar Singapura (SGD) memiliki kurs jual Rp 11.139,09 dan kurs beli Rp 11.026,60 juga Ringgit Malaysia dengan kurs jual Rp 3.309,04 dan kurs beli Rp 3.271,75.

Kurs jual Peso Filipina hari ini berada di Rp 265,55 dan kurs beli Rp 262,77 juga Thailand dengan kurs jualnya Rp 438,54 dan kurs belinya Rp 434,05 per Baht.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Intip Prediksi Kurs Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, Melemah atau Menguat?

Sebelumnya, Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri memperkirakan pergerakan rupiah sepanjang hari ini berada di kisaran 14.765-14.856 per dolar Amerika Serikat (AS).

Hal ini didorong oleh sejumlah sentimen eksternal, seperti membaiknya data ekonomi AS.

“Membaiknya data-data ekonomi AS terakhir terutama penambahan lapangan kerja dan tingkat pengangguran yang menurun membuat dolar AS kembali menguat,” ujar Reny, di Jakarta, Rabu.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi menurun 0,29 persen atau 42,5 poin ke posisi Rp14.862 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.820 per dolar AS.

Dia menyatakan spekulasi bahwa Fed Funds Rate masih akan dipertahankan pada level yang tinggi dan inflasi AS yang masih sulit ke level 2 persen turut mendorong dolar AS menguat.

“Saat ini, pelaku pasar sedang wait and see menunggu hasil kesepakatan mengenai US debt ceiling antara Joe Biden dan kongres untuk menghindari default,” ujar dia.

Faktor DomestikSementara itu, faktor domestik yang memperlihatkan rilis data neraca dagang Indonesia yang mencatatkan surplus tidak terlalu berpengaruh positif terhadap rupiah.

Presiden Joe Biden dan anggota kongres utama dari Partai Republik Kevin McCarthy disebut telah mendekati kesepakatan untuk menghindari gagal bayar utang AS, tetapi belum ada yang pasti. Ironisnya, risiko AS gagal membayar utang telah menempatkan tawaran pada mata uang AS.

"Dominasi dolar dalam sistem pembayaran global memberikan penjelasan yang kuat mengapa. Pukulan telak bagi ekonomi nomor satu dunia hanya akan menimbulkan gelombang kejut negatif bagi ekonomi global, dan mengurangi selera risiko, yang dengan demikian akan menjadi peristiwa safe-haven,” kata ahli strategi Rabobank Jane Foley. 

3 dari 3 halaman

Fundamental Ekonomi Kuat, BI Yakin Rupiah Tak Bakal Melemah di 2023

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat sejak awal tahun ini. Tercatat pada hari ini rupiah dibuka menguat 11 poin atau 0,07 persen ke posisi 14.975 per dolar AS.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, gerak nilai tukar rupiah sepanjang tahun cenderung mengalami penguatan seperti yang telah terjadi di awal tahun. Hal ini dasarkan pada perbaikan kondisi fundamental perekonomian Indonesia hingga akhir 2022.

"Kami meyakini nilai tukar rupiah akan menguat karena faktor fundamental, semuanya memberikan justifikasi bahwa nilai tukar akan menguat," kata Perry dalam acara Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022 di Jakarta, Senin (30/1/2023).

Perry menyampaikan, kian membaiknya faktor fundamental tersebut tercermin dari peningkatan aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia. Perry mencatat, aliran modal asing masuk sebesar USD 2,4 miliar ke pasar keuangan Indonesia.

Selain itu, tren laju inflasi di Tanah Air juga masih terkendali hingga memasuki akhir tahun 2022. Perry optimis, tingkat inflasi inti akan berada di bawah 4 persen pada semester I 2023, sementara inflasi umum akan berada di bawah 4 persen di semester II 2023.

"Inflasi dari 5,5 persen kami pastikan inflasi inti di semester satu (2023) di bawah 4 persen," tekan Perry.

Kinerja konsumsi rumah tangga diprakirakan akan tumbuh lebih tinggi cepat pasca terdampak pandemi Covid-19. Hal ini sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat pasca penghapusan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kebijakan Masyarakat (PPKM).

Pada 2023, pertumbuhan ekonomi diprakirakan berlanjut, meskipun sedikit melambat ke titik tengah kisaran 4,5 sampai 5,3 persen, sejalan dengan menurunnya prospek pertumbuhan ekonomi global. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini