Sukses

Harga Minyak Dunia Lompat Usai Rusia Pangkas Produksi

Harga minyak dunia Brent berjangka untuk pengiriman April naik 22 sen atau 0,3 persen menjadi USD 86,61 per barel. Sementara harga minyak mentah AS naik 42 sen atau 0,5 persen menjadi USD 80,14 per barel.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik pada perdagangan Senin (Selasa waktu Jakarta). Harga minyak rebound dari kerugian awal karena investor menimbang rencana Rusia untuk memangkas produksi minyak mentah dan kekhawatiran permintaan jangka pendek menjelang data inflasi Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari CNBC, Selasa (14/2/2023), harga minyak dunia Brent berjangka untuk pengiriman April naik 22 sen atau 0,3 persen menjadi USD 86,61 per barel. Sementara harga minyak mentah AS naik 42 sen atau 0,5 persen menjadi USD 80,14 per barel.

“Latar belakang fundamental untuk minyak masih sangat kuat,” kata Analis Price Futures Group Phil Flynn.

“Dengan (pengetatan akjtivitas) China dibuka kembali, kita akan melihat lebih banyak permintaan dan Rusia serta OPEC memiliki pasokan yang sama atau lebih sedikit, yang merupakan bullish," lanjut dia.

Harga minyak telah naik pada hari Jumat ke level tertinggi dalam dua minggu setelah Rusia, produsen minyak terbesar ketiga di dunia, mengatakan akan memangkas produksi minyak mentah pada bulan Maret sebesar 500.000 barel per hari (bpd), atau sekitar 5 persen dari produksi.

Hal ini sebagai pembalasan terhadap sanksi Barat yang dikenakan pada ekspornya imbas atas konflik Ukraina.

Kontrak harga minyak Brent dan WTI naik lebih dari 8 perssen minggu lalu, didukung oleh optimisme atas pemulihan permintaan di China setelah pembatasan Covid dihapuskan pada bulan Desember.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Suku Bunga The Fed

Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) telah menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi, yang menyebabkan kekhawatiran langkah tersebut akan memperlambat aktivitas ekonomi dan permintaan minyak.

 “Sulit untuk melebih-lebihkan pentingnya titik data tunggal ini, karena para pedagang dan Fed mencari konfirmasi tren penurunan bertahap dalam beberapa bulan terakhir,” kata Kepala Strategi Pasar Ebury, Matthew Ryan.

Selain itu, kekhawatiran pasokan agak berkurang karena kargo minyak mentah Azeri berlayar dari pelabuhan Ceyhan Turki pada hari Senin, yang pertama sejak gempa dahsyat di wilayah tersebut pada 6 Februari.

Ceyhan adalah tempat penyimpanan dan pemuatan pipa yang membawa minyak dari Azerbaijan dan Irak. 

3 dari 4 halaman

Rusia Pangkas Produksi, Harga Minyak Dunia Naik

Sebelumnya, harga minyak dunia naik jelang akhir pekan. Rusia akan memangkas produksi minyak sebesar 500.000 barel per hari pada bulan Maret, Wakil Perdana Menteri Alexander Novak mengatakan pada hari Jumat. Upaya ini dilakukan menyusul larangan Barat terhadap produk minyak mentah dan minyak Moskow yang diterapkan dalam beberapa bulan terakhir.

Penurunan produksi yang diumumkan berjumlah sekitar 5 persen dari produksi minyak mentah terbaru Rusia, yang menurut perkiraan Badan Energi Internasional yang berbasis di Paris turun menjadi 9,77 juta barel per hari pada bulan Desember.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (11/2/2023), harga minyak kontrak Brent untuk pengiriman April naik 2,24 persen menjadi USD 86,39 per barel, setelah naik lebih dari 8 persen untuk minggu ini.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 2,13 persen menjadi USD 79,72 per barel, dan naik 8,63 persen untuk minggu ini untuk mencatat minggu terbaik sejak Oktober.

Novak mengatakan bahwa pengurangan itu akan "membantu memulihkan hubungan pasar," menurut terjemahan komentar Google yang dilaporkan oleh kantor berita negara Tass.

Dia mencatat bahwa pemotongan tidak berlaku untuk kondensat gas dan akan dihitung dari tingkat produksi aktual, bukan dari kuota Rusia di bawah perjanjian produksi OPEC +. Keputusan itu tidak dibuat melalui konsultasi dengan koalisi OPEC+, yang diketuai bersama oleh Moskow.

4 dari 4 halaman

Kesepakatan OPEC

Produsen OPEC+ biasanya harus menyepakati konsensus mengenai kebijakan produksi, dengan anggota terikat pada target mereka. Tetapi kelompok tersebut sebelumnya telah mengizinkan gerakan sukarela yang menghormati semangat perjanjian produksi yang ada – dalam hal ini, penurunan Rusia akan didasarkan pada keputusan OPEC+ sebelumnya untuk menurunkan produksi dengan gabungan 2 juta barel per hari, yang disepakati pada Oktober tahun lalu.

Produsen OPEC lainnya yang menghadapi sanksi, seperti Venezuela dan Iran, telah meminta dan menerima pengecualian dari kuota produksi mereka.

Beberapa delegasi OPEC+ sebelumnya mengatakan kepada CNBC bahwa Rusia sejauh ini tidak mengisyaratkan niat untuk meminta akomodasi serupa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.