Sukses

Indonesia Rentan Terdampak Perubahan Iklim, KKP Jalankan Mitigasi

Risiko yang ditimbulkan dari perubahan iklim antara lain, kelangkaan air, kerusakan ekosistem lahan, kerusakan ekosistem lautan, penurunan kualitas kesehatan dan kelangkaan pangan.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat rentan terdampak perubahan iklim. Risiko yang dihadapi Indonesia dari perubahan iklim ini sangat nyata dan harus mitigasi dengan serius. 

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Victor Gustaaf Manoppo menyampaikan, dampak perubahan iklim sudah terlihat di Indonesia. terjadi tren kenaikan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) nasional sekitar 4,3 persen per tahun.

Selain itu tren kenaikan suhu sekitar 0,03 derajat celcius per tahun dan kenaikan permukaan laut 0,8 hingga 1,2 c per tahun. Sementara sekitar 65 persen penduduk tinggal di wilayah pesisir.

Dia menjelaskan risiko yang ditimbulkan dari perubahan iklim tersebut antara lain, kelangkaan air, kerusakan ekosistem lahan, kerusakan ekosistem lautan, penurunan kualitas kesehatan dan kelangkaan pangan.

"Jika hal tersebut tidak di mitigasi, maka yang terjadi adalah perubahan iklim dapat meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, potensi kerugian ekonomi Indonesia dapat mencapai 0,66 persen hingga 3,45 persen dari total produk domestik bruto (PDB) pada 2030," ujar Victor dalam workshop strategi blue carbon Indonesia untuk pencapaian target nationally determined contribution (NDC) dan implementasi nilai ekonomi karbon (NEK), Jakarta Selasa, (24/1/2023).

KKP memegang dua mandat dalam pengendalian perubahan iklim. Pertama sebagai penanggung jawab isu ocean dan climate Indonesia untuk konvensi iklim. Kedua sebagai pelaksana mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di sektor keluatan.

"Sebagai target ke depan KKP akan memasukan sektor karbon biru ke sektor kelautan di dalam dokumen NDC kedua di 2023 dan implementasi nilai ekonomi karbon untuk karbon biru khususnya lamun," jelasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

3,36 Juta Hektar Mangrove

Lanjut Victor, mangrove, lamun, rawa payau merupakan ekosistem ekonomi biru yang memegang peranan penting dalam pengendalian perubahan iklim.

Tak hanya berperan meningkatkan ketahanan masyarakat dan pulau-pulau kecil, tetapi ekosistem ini juga mampu mengurangi emisi GRK 4 hingga 5 kali lebih besar dibandingkan ekosistem yang ada di darat.

Victor merincikan, saat ini Indonesia memiliki kurang lebih 3,36 juta hektar mangrove dan dari hasil perhitungan awal KKP, hutan bakau dapat menyerap 14 miliar ton karbon dengan perkiraan nilai moneter kurang lebih USD 66 miliar," tuturnya.

"Sedangkan pada ekosistem karbon biru Indonesia lainnya yakni lamun yang memang hingga saat ini belum diperhatikan dengan perkiraan luasan 1,8 juta hektar ekosistem ini memiliki kemampuan menyerap 790 juta ton karbon dan apabila dengan moneter sebesar USD 35 miliar," tandasnya.

Reporter: Siti Ayu Rachma

Sumber: Merdeka.com

 

3 dari 3 halaman

Jokowi Sebut Para Pemimpin Negara G20 Kaget dengan Hutan Mangrove di Bali

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan para pemimpin negara G20 serta lembaga internasional kaget dengan hutan mangrove yang dimiliki Indonesia di Bali. Menurut dia, pemimpin negara G20 menilai Indonesia sudah melakukan sebuah langkah konkret terhadap perubahan iklim.

Hal ini disampaikan Jokowi usai mengajak para pemimpin negara G20 dan lembaga internasional berkeliling ke Taman Hutan Raya (Tahura) Mangrove Ngurah Rai Bali, Rabu (16/11/2022). Dalam kesempatan ini, Jokowi juga menunjukkan bibit mangrove kepada para pemimpin negara.

"Ya mereka (pemimpin negara) banyak yang kaget bahwa kita sudah melakukan sejauh ini dan ini ada mereka mengatakan ini ada sebuah pekerjaan yang konkret karena di sini memiliki kapasitas 6 juta bibit," kata Jokowi sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (16/11/2022).

Dia menyampaikan Indonesia akan memiliki 33 lokasi untuk pembibitan mangrove dalam lima tahun ke depan. Saat ini, kata Jokowi, ada lima lokasi yang sudah dibangun.

"Saya kira itu yang menginspirasi para pemimpin hal-hal yang konkret yang dilakukan baik dalam transisi energi hijau maupun dalam ekonomi hijau terhadap perubahan iklim," ujarnya.

Menurut dia, Indonesia menjadi negara pemilik hutan mangrove terluas di dunia yakni, 3,3 juta hektare. Untuk itu, Indonesia ingin berkontribusi terhadap perubahan iklim.

"Tahura Ngurah Rai ini adalah sebagai sebuah contoh, sukses story bagaimana 1.300 hektare hutan mangrove itu ditanam, diperbaiki, dipelihara," ucap Jokowi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.