Sukses

Harga Minyak Dunia Naik Lebih dari 1 Persen Gara-gara Data Inflasi AS

Hal pendorong harga minyak dunia juga adalah nilai tukar Dolar AS yang jatuh ke level terendah hampir 9 bulan terhadap euro.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak dunia naik sekitar USD 1 per barel, didukung data yang menunjukkan harga konsumen AS secara tak terduga turun pada bulan Desember dan optimisme atas prospek permintaan China.

Indeks harga konsumen AS turun 0,1 persen, menunjukkan inflasi sekarang dalam tren penurunan yang berkelanjutan.

Pengimpor minyak utama China membuka kembali ekonominya setelah berakhirnya pembatasan COVID-19 yang ketat, meningkatkan harapan akan permintaan minyak yang lebih tinggi.

Melansir laman CNBC, Jumat (13/1/2023), harga minyak mentah Brent menetap di posisi USD 84,03 per barel, naik USD 1,36, atau 1,7 persen.

Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS menetap di level USD 78,39 per barel, naik 98 sen, atau 1,3 persen.

Hal pendorong harga minyak dunia juga adalah nilai tukar Dolar AS yang jatuh ke level terendah hampir 9 bulan terhadap euro.

Ini setelah data inflasi mengangkat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan kurang agresif dengan kenaikan suku bunga.

"Pasar menantikan data CPI dan kemungkinan kuat angka tersebut akan menyebabkan penurunan dolar, dengan korelasi terbalik yang meningkatkan penawaran minyak mentah," kata Bob Yawger, Direktur energi berjangka di Mizuho di New York.

Dikatakan bila saat ini harga minyak mentah sedang menikmati dolar yang lemah.

Pada hari Rabu, kedua tolok ukur minyak melonjak 3 persen di tengah harapan prospek ekonomi global mungkin tidak sesuram yang dikhawatirkan banyak orang.

"Pendaratan yang lebih lembut untuk AS, dan mungkin di tempat lain, dikombinasikan dengan pemulihan ekonomi yang kuat di China setelah gelombang COVID saat ini dapat menghasilkan tahun yang jauh lebih baik daripada yang ditakuti dan merangsang permintaan minyak mentah tambahan," kata Craig Erlam dari broker OANDA sebelum CPI data dikeluarkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pembatasan

Pasar juga bersiap untuk pembatasan tambahan pada pasokan minyak Rusia karena sanksi atas invasi ke Ukraina.

Administrasi Informasi Energi AS mengatakan larangan UE yang akan datang atas impor produk minyak bumi melalui laut dari Rusia pada 5 Februari bisa lebih mengganggu daripada larangan UE atas impor minyak mentah melalui laut dari Rusia yang diterapkan pada Desember 2022.

Membatasi kenaikan minyak adalah lonjakan besar dan tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS.

"Selain faktor China dan peningkatan ekuitas baru-baru ini di tengah beberapa pelemahan dolar, kompleks tersebut tampaknya tidak memiliki banyak dorongan bullish, terutama jika dilihat dalam konteks neraca minyak mentah dan produk AS yang transparan," kata Jim Ritterbusch dari konsultan Ritterbusch and Associates.

Persediaan minyak mentah naik 19 juta barel dalam pekan yang berakhir 6 Januari menjadi 439,6 juta barel. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penurunan 2,2 juta barel.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.