Sukses

Jelang Libur Natal, Rupiah Ditutup Melemah ke 15.593 per Dolar AS

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi 15.589 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran 15.585 per dolar AS hingga 15.613 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Jumat sore ini. Pelemahan nilai tukar rupiah ini masih dipengaruhi oleh kekhawatiran pelaku pasar akan perlambatan ekonomi global.

Pada Jumat (23/12/2022), rupiah ditutup melemah 10 poin atau 0,06 persen ke posisi 15.593 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.583 per dolar AS.

"Kenaikan suku bunga 25 bps dari BI terlihat tidak begitu mempengaruhi rupiah karena masih ada kekhawatiran perlambatan ekonomi," kata analis DCFX Futures Lukman Leong dikutip dari Antara.

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 21-22 Desember 2022 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan BI alias BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5 persen.

Suku bunga deposit facility juga dinaikkan sebesar 25 bps menjadi 4,75 persen dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen.

Menurut BI, keputusan kenaikan suku bunga yang lebih terukur tersebut sebagai langkah lanjutan untuk secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi sehingga inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran 2-4 persen.

Selain itu, BI terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah diperkuat untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) di samping untuk memitigasi dampak rambatan dari masih kuatnya dolar AS dan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Menurut Lukman, rupiah sebelumnya sempat melemah lebih besar pada awal perdagangan merespon revisi data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III 2022 AS yang lebih solid.

"Namun hari ini dolar AS berbalik melemah menjelang rilis data inflasi Personal Consumption Expenditure atau PCE AS yang diperkirakan akan menunjukkan kembali terjadinya penurunan. Hal itu meredakan tekanan pada rupiah yang ditutup hanya melemah tipis," ujar Lukman.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi 15.589 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran 15.585 per dolar AS hingga 15.613 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat melemah ke posisi 15.605 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya 15.594 per dolar AS.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

BI Yakin Rupiah Tak Bakal Tumbang Lagi di 2023

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) yakin rupiah akan perkasa di 2022. Keyakinan BI ini didasari atas masuknya investasi asing ke Indonesia.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar rupiah akan menguat karena ketidakpastian global menurun setelah bank sentral Amerika Serikat berhenti menaikkan suku bunga acuan pada kuartal I 2023.

"Capital account akan masuk, begitu pula PMA (Penanaman Modal Asing) dan portofolio investasi. Sehingga kami perkirakan nilai tukar rupiah ke depan akan cenderung menguat ke arah fundamental," kata Perry dikutip dari Antara, Rabu (21/12/2022).

Nilai tukar rupiah pada 2022 mengalami pelemahan karena dolar AS menguat terhadap hampir seluruh mata uang dunia dan The Fed menaikkan suku bunga secara agresif.

BI juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berkisar pada 4,5 sampai 5,3 persen dan inflasi akan kembali ke bawah 4 persen atau hanya sekitar 3 persen secara tahunan di 2023.

"Tahun depan, begitu ketidakpastian ekonomi global mereda berbagai faktor akan menguat kembali ke fundamental. Kredit juga akan terus kami dorong hingga tumbuh 11 sampai 12 persen sampai tahun berikutnya," ucapnya.

 

3 dari 3 halaman

Digitalisasi

Untuk itu, Bank Indonesia mengatakan akan terus membuat kebijakan moneter yang mendukung stabilitas sistem keuangan dan melanjutkan sinergi dengan pemerintah untuk menjaga inflasi inti di bawah 4 persen, antara lain melalui insentif untuk sektor pangan.

"Jadi kami tidak harus merespons dengan menaikkan suku bunga acuan secara berlebihan dan agresif seperti Amerika Serikat dan negara lain. Kami pastikan inflasi inti bisa kembali ke bawah 4 persen di semester I 2023," ucapnya.

Bank Indonesia juga akan melanjutkan digitalisasi sistem pembayaran dengan merchant pengguna QR Indonesian Standard (QRIS) yang diharapkan mencapai 45 juta pada 2023 dan 80 persen di antaranya merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Untuk Keketuaan ASEAN 2023, QRIS payment akan diperluas untuk dapat digunakan oleh ASEAN five sehingga cross border connectivity terbangun," katanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.