Sukses

Kelompok Serumpun Berlian, Berbagi Ilmu hingga Raup Penghasilan Melalui Batik

Melalui kelompok Batik Serumpun Berlian yang diinisiasi Pertamina Hulu Rokan Jambi Field ini, Tinah menggandeng sejumlah ibu-ibu rumah tangga untuk membatik.

Liputan6.com, Jakarta - Man Jadda Wajada, ketika seseorang memiliki kesungguhan mendalam untuk melakukan sesuatu akan menemukan jalan atau hal yang diinginkan. Kalimat motivasi Man Jadda Wajada ini yang dipegang Ketua Kelompok Batik Serumpun Berlian, Tinah untuk mengembangkan kelompok batik Serumpun Berlian.

Melalui kelompok Batik Serumpun Berlian yang diinisiasi Pertamina Hulu Rokan Jambi Field ini, Tinah menggandeng sejumlah ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi untuk menambah penghasilan bagi keluarga.

Selain menambah penghasilan, melalui kelompok Batik Serumpun Berlian juga perlahan mengubah stigma Legok yang dikenal sebagai Kampung Narkoba.  

Dikutip dari profil program Batik Serumpun Berlian, berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasinal (BNN) pada 2017 menetapkan Jambi masuk dalam kategori empat besar nasional sebagai daerah penyalahgunaan narkoba.

"Kampung agak rawan dengan kriminalitas, baku hantam antar kelurahan, penodongan saat keluar malam. Beredar pemakaian narkoba, image tidak baik, cari kerja susah karena stigma, jadi tidak ada mau diterima kerja,” ujar Tinah, saat ditemui di Rumah Batik Serumpun Berlian, Rabu, 9 November 2022 di Kota Jambi.

Tinah mendapatkan kesempatan mendapatkan pelatihan membatik sekitar 2017-2018 dari Pertamina. Ia mendapatkan kesempatan belajar membatik dari guru asal Pekalongan. Saat itu ia belajar sekitar seminggu untuk pelatihan batik tulis dengan pewarna alami. Selain itu, ia juga mendapatkan alat-alat membatik.

"Ditawarkan pelatihan, kumpulkan orang-orang, dan Februari 2018 ditantang pelatihan, datangkan guru dari Pekalongan,” ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tantangan

Ia mengajak ibu-ibu setempat di Legok untuk mengembangkan rumah batik. Namun, mengajak ibu-ibu rumah tangga tersebut tidak mudah lantaran mendapatkan penolakan dari suami. Untuk atasi hal tersebut kemudian memberikan wawasan kepada ibu-ibu rumah tangga tersebu untuk mengisi kegiatan sambil mendapatkan penghasilan.

Tinah menceritakan kendala menjalankan kelompok batik ini dari faktor sumber daya manusia (SDM). “Awalnya SDM karena berganti-ganti, ada konflik. Cari yang baru lagi kemudian mulai lagi ajarin (orang baru-red),” tutur dia.

Untuk mengatasi sumber daya manusia yang keluar masuk tersebut, Tinah harus berperan dan bekerja keras untuk kembali mengajarkan ilmu membatik kepada ibu-ibu rumah tangga yang lainnya. “Saya harus berperan lebih, kemampuan mereka terbatas jadi harus mengajar yang baru lagi,” tutur Tinah.

Seiring berjalan waktu, saat ini kelompok batik yang dahulu bernama  Batik Sipin Jajaran ini memiliki 18 anggota. Untuk bagi hasil dalam menjalankan usaha batik ini, menurut Tinah berdasarkan komitmen dari yang dikerjakan. Ibu-ibu rumah tangga tersebut pun mendapatkan tambahan penghasilan untuk biaya kehidupan keluarganya.

“Makin banyak honor makin besar. Paling sedikit Rp 400 ribu-Rp 500 ribu sebulan,” tutur dia.

3 dari 4 halaman

Pemasaran

Usaha kelompok batik ini pun makin berkembang seiring pesanan makin bertambah. Ini pun menjadi tantangan tersendiri bagi Tinah. “Kalau banyak orderan tantangan lebih besar, dapat job 300 lembar kain batik, makin berpacu cepat selesai,” kata dia.

Selain itu, saat awal berdiri, Tinah dapat kendala dari segi pemasaran. Ia harus bersaing dengan  pelaku bisnis batik yang sudah lama berkecimpung. Saat ini, pemasaran dilakukan offline dan online melalui marketplace. Tinah mengatakan, secara kuantitas, penjualan lebih besar melalui offline. Pemesanan dapat mencapai sekitar 50-100 buah per bulan.

Ia mengaku, saat pandemi COVID-19 tidak terlalu berpengaruh. Namun, setelah kasus pandemi COVID-19 mereda justru melambat. Hal ini seiring pelaku usaha kini makin banyak buka usaha setelah kasus COVID-19 mereda.

“Penjual makin pesat (setelah kasus pandemi COVID-19 mereda-red),” ujar Tinah.

4 dari 4 halaman

Ikuti Pameran Luar Negeri

Selain produksi batik, Kelompok Batik Serumpun Berlian juga memberikan edukasi membatik. Tinah juga mengikuti pameran di luar negeri dan dalam negeri untuk memasarkan Serumpun Berlian.

Bahkan pada 13-17 Juni 2022, Batik Serumpun Berlian mengikuti Pameran Internasional Alger atau Foire International D’Alger (FIA) di Palais des Expositions SAFES Alger. Menurut Tinah, masyarakat di Aljazair saat itu antusias menyambut produksi batik Serumpun Berlian.

Kelompok Batik Serumpin Berlian ini juga terpilih sebagai UMKM terbaik di ajang Pra Forum Kapasitas Nasional 2022 Sumbagsel.

 

Motif Batik

Adapun kelompok Batik Serumpun Berlian ini mengembangkan beberapa motif batik. Namun, salah satu ciri khas motif Batik Serumpun Berlian yaitu motif flora dan fauna. Selain itu, ada juga motif pompa angguk, tugu kris, dan stupa.

Tinah mengatakan, untuk motif batik di Serumpun Berlian ini ada lima yang sudah menerima haki. “Ada lima, dan jalan enam yang sedang proses,” kata Tinah.

Tinah pun siap kelompok batik Serumpun Berlian ini dapat mandiri sepenuhnya. Ia juga berharap memiliki tambahan rumah batik lagi. “Kami tetap ingin berkembang. Demikian juga kemampuan masyarakat sehingga jadi kampung batik meski untuk buat baju sendiri. Butuh waktu, InsyaAllah bertahap,” tutur dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.