Sukses

Jurus PHE Jambi Merang dan Masyarakat Cegah Kebakaran Hutan

Dalam program perhutanan sosial inovatif berbasis agroforestry ini melibatkan masyarakat untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan.

Liputan6.com, Jambi - Mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan di Jambi, sejumlah upaya dilakukan salah satunya melalui program perhutanan sosial inovatif berbasis agroforestry yang diterapkan PHE Jambi Merang.

Dalam program perhutanan sosial inovatif berbasis agroforestry ini melibatkan masyarakat untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan. Apalagi bencana kabut asap di Jambi pernah terjadi pada 2015 dan 2019 akibat kebakaran hutan dan lahan.  

Untuk mendukung upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan, PHE Jambi Merang pun melakukan program melalui perhutanan sosial inovatif berbasis agroforestry yang melibatkan masyarakat. Salah satunya dilakukan di Dusun 7 Mekar Jaya, Desa Muara Medak. Setelah melalui program pendidikan kepada Suku Anak Dalam, kemudian dikembangkan program perhutanan sosial.

Ketua Gapoktan Berkah Hijau Lestari Dusun 7 Mekar Jaya, Desa Muara Medak, Edi Susanto menuturkan, pengembangan program perhutanan sosial ini dalam bentuk pembuatan sekat kanal untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan.  

Saat ini, ada sekat kanal terpal dan permanen untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan tersebut. Melalui sekat kanal tersebut diharapkan dapat mengontrol tingginya permukaan air bagi lahan gambut agar tetap basah dan lembab. Adapun pemicu kebakaran dapat terjadi karena kekeringan dan kebakaran di lahan tidur.

"Sekat kanal ini fungsinya basahi gambut agar gambut tetap lembab keadaan jadi tanaman bisa hidup dan kurangi pencegahan kebakaran hutan,” ujar Edi saat ditemui Selasa (8/11/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Kurangi Kebakaran di Lahan Gambut

Melalui sekat kanal ini, Edi mengatakan dapat mengurangi kebakaran di lahan gambut signifikan pada 2019. Ketika kebakaran terjadi pada 2015, Edi menuturkan, masyarakat belum pahami kalau air sangat dibutuhkan di lahan gambut. Lahan kering cepat terbakar. Dengan demikian, kesadaran masyarakat mengenai air dan gambut tidak bisa dipisahkan.

Pihaknya pun mendapatkan pelatihan dalam bentuk pendampingan pelatihan repair atau regu peduli air. Dalam repair ini ada 30 orang yang terlibat. Edi menceritakan, sosialisasi secara gerilya dilakukan kepada masyarakat untuk pembuatan sekat kanal.

”Kebakaran 2019 walaupun terjadi kebakaran, kebakaran gambut alami penurunan signifikan. 2019 alhamdulilah sudah direpair sekat kanal terpal, lakukan sekat kanal dengan terpal, walau terjadi kebakaran di atasnya bukan di gambut dalam,” ujar dia.

 Pada tahun lalu, ada 16 titik yang memakai sekat kanal terpal dan sekat terpal permanen sekitar dua unit. “Di wilayah gapoktan sekat kanal terpal bukan berapa banyak, melihat kondisi,” ujar Edi.

Selain pembuatan sekat kanal, Edi mengatakan, akan membuat sekat bakar melalui tanaman nanas, jelutong, dan pinang. Nanas cocok untuk sekat bakar, kami ajukan untuk penanaman sekat bakar,” tutur dia.

3 dari 5 halaman

Kebasahan Gambut Berperan Penting Cegah Bencana Kebakaran Lahan

Sebelumnya, Riau mulai menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) karena musim kemarau sudah di depan mata. Berbagai antisipasi dilakukan pihak terkait agar kebakaran lahan itu tidak menjadi bencana kabut asap, khususnya kebakaran gambut.

Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong menyatakan Presiden Joko Widodo sudah memberikan peringatan agar karhutla diantisipasi secepat mungkin.

"Langkah pertama yang diingatkan Presiden adalah preventif atau pencegahan kemudian patroli secara rutin," kata Alue saat kunjungan kerja ke Kota Dumai, Riau, bersama sejumlah staf ahli serta deputi di Badan Restorasi Rambut dan Mangrove, Kamis, 19 Mei 2022.

Langkah berikutnya adalah pemadaman sedini mungkin kalau terdeteksi titik api. Satgas Karhutla jangan lengah sehingga api membesar dan sulit dipadamkan.

Alue juga mengingatkan soal perlunya pengumpulan informasi serta koordinasi lintas instansi seperti TNI, Polri, Manggala Agni hingga Masyarakat Peduli Api sebagai tingkat terdepan di pedesaan.

"Membangun kewaspadaan dan tentu saja terakhir adalah penegakan hukum," kata Alue didampingi Wali Kota Dumai Paisal.

Selain langkah tersebut, Alue mengingatkan bagaimana pentingnya menjaga kawasan gambut. Di mana Kota Dumai termasuk wilayah di Indonesia yang mempunyai bentangan gambut terluas.

Beberapa tahun lalu, Kota Dumai identik dengan karhutla dan kabut asap karena kebakaran gambut. Kini, berkat adanya Satgas Karhutla dan intervensi restorasi gambut, tren kebakaran sudah menurun.

4 dari 5 halaman

Sekat Kanal

Alue bercerita, gambut pada dasarnya identik dengan air. Dia menyebutnya sebagai harta karun karena menyimpan karbon sangat besar untuk menjaga lingkungan.

"Gambut menjadi kering kalau diiris, dibuat kanal, airnya keluar sehingga permukaan air turun," kata Alue.

Saat musim kemarau, bahan organik pada gambut kering menjadi turun sehingga menjadi bahan bakar. Percikan api sekecil apapun akan membuat kebakaran hebat dan hanya bisa padam jika menyentuh permukaan air dasar.

"Saat terbakar gas karbonnya keluar, melepaskan partikel yang jika terhirup menyebabkan ISPA," ujar Alue.

Oleh karena itu, Alue menyatakan pentingnya ada sekat kanal di lahan gambut yang sudah diolah masyarakat sebagai cadangan air. Begitu juga dengan sumur bor dan embung yang menjadi cadangan air untuk memadamkan api.

Selain infrastruktur tadi, petugas diminta rutin patroli ke lahan gambut. Apalagi jika sudah dua pekan tidak turun hujan untuk mengecek fungsi sekat kanal dan fungsi sumur bor.

"Kalau terdeteksi api padamkan sedini mungkin, cek rutin gambut agar tetap basah dan lembab," imbuh Alue.

5 dari 5 halaman

KTT G20

Idealnya, tambah Alue, pembuatan sekat kanal di kawasan gambut harus menyerupai lansekap. Harus banyak sekat kanal pada sebuah kawasan.

"Kemudian peran masyarakat, cek setiap orang yang masuk ke kawasan gambut, foto KTP nya, ingatkan jangan buang puntung rokok sembarangan, nanti ketahuan siapa yang masuk kalau ada kebakaran," terang Alue.

Isu lingkungan menjadi pembahasan penting dalam pertemuan negara anggota G20 saat KTT di Bali nanti. Indonesia sebagai tuan rumah akan membawa pemulihan gambut dan mangrove untuk mengendalikan iklim.

"Tematik isu yang paling penting bagaimana Indonesia memberikan contoh kegiatan penanganan iklim, mencegah degradasi gambut, rehabilitasi gambut dan mangrove," kata Alue.

Sejak dibentuk Presiden Joko Widodo, BRG punya tugas khusus menangani kerusakan gambut, baik di lahan masyarakat ataupun perusahaan. Selain pemulihan, ada juga revitalisasi ekonomi bagi masyarakat di sekitar kawasan gambut.

Revitalisasi ekonomi berbentuk penanaman nanas di kawasan gambut, bantuan sapi hingga yang terbaru adalah tambak udang di kawasan mangrove.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.