Sukses

Gagal Ginjal Ditanggung BPJS Kesehatan, Ini Besarannya!

BPJS Kesehatan terus berupaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan untuk peserta yang didiagnosa penyakit gagal ginjal.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 131 anak mengalami gagal ginjal akut misterius hingga 10 Oktober 2022. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pun terus meneliti kasus gagal ginjal akut misterius pada anak ini.

Nah, apakah kasus gagal ginjal yang biayanya sangat mahal ini ditanggung dalam BPJS Kesehatan?

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menjelaskan, BPJS Kesehatan akan berupaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan untuk peserta yang didiagnosa penyakit gagal ginjal.

“BPJS Kesehatan melakukan simplifikasi prosedur melalui kemudahan akses pelayanan dan administrasi bagi pasien cuci darah yang menjalani terapi rutin," katanya dikutip dari Belasting.id, Rabu (19/10/2022).

Ghufron menjelaskan, perpanjangan rujukan juga dapat dilakukan di rumah sakit melalui aplikasi Vclaim tanpa mengurus ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Masa berlakunya pun diperpanjang menjadi 90 hari.

BPJS Kesehatan tetap menanggung penyakit gagal ginjal. Namun, pembiayaan untuk kasus penyakit katastropik, tetap menempati proporsi terbesar dari total biaya pelayanan kesehatan.

Biaya katastropik mencapai 21-25 persen dari biaya pelayanan kesehatan rujukan pada 2018 - 2021. Untuk diagnosa gagal ginjal, termasuk 4 terbesar pembiayaan katastropik yaitu 10 persen dari total biaya katastrofik pada 2021.

“Meskipun selama pandemi ada penurunan kunjungan layanan kesehatan, tetapi khusus untuk kasus katastropik seperti gagal ginjal tetap tinggi karena peserta tetap rutin berkunjung ke rumah sakit," katanya.

Ghufron memaparkan pada tahun 2021 ada 6,3 juta layanan terhadap kasus gagal ginjal yang menghabiskan biaya sekitar Rp 6,5 triliun.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rincian Pertanggungan

BPJS Kesehatan menjamin berbagai pelayanan kesehatan gagal ginjal mulai dari transplantasi ginjal dengan biaya sekitar Rp 378 juta untuk satu kali tindakan.

Lalu cuci darah atau hemodialisis dengan biaya Rp 92 juta per tahun jika dilakukan 2 kali seminggu per pasien, dan layanan CAPD dengan biaya Rp 76 juta per tahun untuk satu pasien.

Sementara untuk sebaran pembiayaan pelayanan hemodialisis, berdasarkan kelompok usia, secara umum pembiayaan terbanyak didominasi pada kelompok usia 51-55 tahun.

Berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh jenis kelamin laki laki, dan usia termuda peserta yang memanfaatkan pelayanan hemodialisa dimulai dari kelompok usia 0-5 tahun.

 

3 dari 3 halaman

Pola Hidup Sehat

Untuk itu Ghufron juga mengungkapkan perlu edukasi dan penerapan pola hidup dan sehat agar kasus gagal ginjal ini tidak terus meningkat.

“Pelayanan transplantasi ginjal saat ini direkomendasikan oleh para ahli sebagai terapi yang lebih baik dibanding terapi lainnya karena kualitas hidup lebih baik dan cost effectiveness," ungkap Ghufron.

Namun, sambungnya, yang menjadi tantangan adalah ketersediaan donor ginjal dan penambahan fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan transplantasi ginjal, dari yang saat ini baru 10 rumah sakit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.