Sukses

Ekonomi Global Sulit Dikendalikan, Pemerintah Bakal Fokus ke Sektor Domestik

Pemerintah akan terus memonitor harga komoditas pangan dalam negeri. Tujuannya agar dapat segera melakukan antisipasi saat terjadi lonjakan harga.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui kondisi ekonomi global sulit untuk dikendalikan. Maka, pemerintah fokus menjaga kondisi sektor domestik.

"Saat ini dampak dari kondisi global sulit kita kendalikan namun yang diupayakan adalah menjaga harga domestik yang supply chain benar-benar dapat dikendalikan yaitu utamanya adalah komoditas pangan," kata dia dalam Inspirato Sharing Session Liputan6.com, Kamis (22/8/2022).

Dalam konteks ini, pemerintah akan terus memonitor harga komoditas pangan dalam negeri. Tujuannya agar dapat segera melakukan antisipasi saat terjadi lonjakan harga.

Apalagi, pasca kenaikan harga BBM sejumlah komoditi pangan seperti cabai dan bawang merah mengalami kenaikan harga. Namun demikian saat ini pergerakan masih cenderung menurun dan stabil.

"Komoditas lain adalah tentu yang harus dijaga adalah terkait dengan beras," ujarnya.

Ia mengungkap, menghadapi perkembangan inflasi saat ini, pemerintah melalui TPIP-TPID akan terus perkuat koordinasi maupun sinergi program kebijakan untuk stabilisasi harga. Terutama pasca penyesuaian harga BBM guna mendukung pencapaian inflasi nasional agar tetap terkendali.

"Berbagai langkah atau extra effort dalam pengendalian inflasi terus didukung perluasan kerja sama antar daerah agar daerah surplus atau defisit saling kerja sama utnk menjaga keterseidaan suplai komoditas,"paparnya.

"Selain itu peningkatan pelaksanaan operasional pasar memastikan keterjangkauan harga dengan melibatkan berbagai stakeholder termasuk peningkatan program ketersediaan pangan dan stabilisasi harga agar dapat menstabilkan harga beras," tambah Airlangga Hartarto.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perluas Kerja Sama

Selanjutnya pemerintah juga akan memperluas kerja sama dengan pelaku digital pertanian. Tujuannya untuk peningkatan produktivitas maupun pemanfaatannya dalam rangka memperlancar distribusi, mempercepat tanam pangan pekarangan, misalnya cabai untuk mengantisipasi tingii permintaan di akhir tahun.

"Dan jangka menengah tentu mengembangkan berbagai produk dan program dalam hilirisasi produk holtikultura," bebernya.

Di sisi lain, sarana dan prasarana penyimpanan seperti cold storage juga terus diperbanyak dan diperkuat. Utamanya untuk daerah sentra produksi agar petani bisa berproduksi dan adanya kejelasan pembeli, sehingga dengan demikian kecukupan pasok bisa dipertahankan lebih lama disimpan.

"Kami juga mengarahkan pemerintah daerah untuk mengoptimalisasi penggunaan biaya tidak teduga, sebesar 2 persen dalam rangka pengendalian inflasi maupun penanggulangan harga BBM serta memperkuat TPID TPID dengaan gerakan nasional pengendalian inflasi agar dapat segera menstabilkan harga," terangnya.

"Inflasi diperkirakan akan meningkat di September, dan berbagai pengalaman dalam kenaikan BBM inflasi akan cenderung menurun dalam 3-4 bulan ke depan. Dan tentunya dengan berbagai program bantuan sosial untuk sektor transportasi dengan dana DTT dan 2 DTU pemerintah optimis inflasi pangan dapat ditekan di bawah 5 persen," pungkas Airlangga.

 

3 dari 4 halaman

Pemerintah Terus Dorong Kerja Sama Antar Daerah Tekan Angka Inflasi

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan kalau pemerintah terus berupaya untuk menekan tingkat inflasi di daerah. Caranya dengan menggencarkan kerja sama antar daerah sebagai instrumen pengendalian.

Menurutnya, ada 66 kota dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) yang tingkat inflasinya diatas nasional. Misalnya, mengacu pada tingkat inflasi pada Agustus 2022 sebesar 4,69 persen.

"Kerja sama antar daerah guna menekan inflasi akan terus didorong semakin efektif agar dapat menjaga stabilitas harga di masyarakat," kata dia dalam Inspirato Sharing Session Liputan6.com, Kamis (22/9/2022).

Menko Airlangga menerangkan, kondisi global mempengaruhi tingkat inflasi di berbagai negara, tak terlepas juga Indonesia. Kendsti begitu, tingkat inflasi di Agustus 2022 sebesar 4,69 persen, lebih rendah dari posisi Juli 2022 4,94 persen.

Peningkatan inflasi di Juli tersebut disebabkan oleh lonjakan inflasi pangan yang tembus 11,47 perse year on year. Angka ini berhasil ditekan pemerintah menjadi 8,93 persen yoy pada Agustus 2022.

"kita akan terus menekan inflasi volatile food agar rdapat mencapa komitmen awal pada TPIP maret lalusebesar targetnya adalah 3-5 persen," ungkapnya.

Dia mencatat, tingkat inflasi lebih tinggi terjadi di beberapa negara, termasuk negara besar. Misalnya, Turki, India, Korea Selatan, Inggris, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Rusia. Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang tingkat inflasinya cukup rendah imbas dari ketidakpastian global.

 

4 dari 4 halaman

Tekanan Terhadap Pemulihan Ekonomi

Pada kesempatan itu, dia meyakini ketidakpastian global menekan tingkat pemulihan ekonomi di banyak negara. Ditambah dengan adanya kekhawatiran atas risiko resesi baru.

"IMF dan World Bank menyatakan bahwa terdapat risiko terjadinya resesi global dan krisis keuangan di tahun 2023," kata dia.

"Meski berada di tengah risiko ketidakpastian global yang meningkat, pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu meningkat hingga 5,44 persen yoy pada kuartal II, atau tumbuh diatas 5 persen selama tiga bulan berturut-turut," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.