Sukses

Lagi-Lagi The Fed Bikin Harga Emas Loyo, Bisa di Bawah USD 1.700

Harga emas bisa turun di bawah USD 1.700 per ounce setelah konferensi Jackson Hole. Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang memegang emas.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun mendekati level terendah dalam satu bulan pada penutupan perdagangan Senin. Penurunan harga emas hari ini sangat tajam karena tekanan dolar Amerika Serikat (AS).

Rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) memberikan tenaga kepada dolar AS sekaligus mengurangi daya tarik emas.

Mengutip CNBC, Selasa (23/8/2022), memperpanjang kerugian yang sudah dibukukan pada pekan lalu, harga emas spot terakhir turun 0,77 persen pada USD 1.734,3154 per ounce setelah mencapai level terendah sejak 27 Juli di awal sesi. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,86 persen menjasi USD 1.747,70 per ounce.

Nilai tukar dolar AS mencapai level tertinggi baru dalam lima minggu jika dibandingkan dengan mata uang utama dunia lainnya. Hal ini membuat emas yang dihargakan dengan dolar AS lebih mahal bagi pembeli dari luar negeri atau yang menggunakan mata uang selain dolar AS. ''

ANais komoditas TD Securities Daniel Ghali menjelaskan, emas berada di bawah tekanan dari dolar AS dan ekspektasi pasar bahwa Ketua the Fed Jerome Powell akan memperkuat sikap hawkish Bank Sentral AS dalam pidatonya di Jackson Hole, konferensi perbankan sentral Wyoming akhir pekan ini.

Ia menambahkan, harga emas bisa turun di bawah USD 1.700 per ounce setelah konferensi Jackson Hole. Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang memegang emas, yang tidak memberikan bunga apa pun.

Menurut ekonom dalam jajak pendapat Reuters, The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada September di tengah ekspektasi inflasi AS telah memuncak dan kekhawatiran resesi yang berkembang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jangka Panjang

Commerzbank dalam sebuah catatan menuliskan harga emas bisa menghadapi tekanan lagi karena the Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga lebih lanjut hingga akhir tahun, tetapi begitu siklus kenaikan suku bunga berakhir, emas akan mulai naik.

Menurut data pada hari Jumat, spekulan juga memangkas posisi net long COMEX emas dan net short perak mereka dalam seminggu hingga 16 Agustus.

Spot perak turun 0,41 persen menjadi USD 18,9482 setelah menyentuh level terendah dalam empat minggu di awal sesi.

"Harga perak telah berkinerja buruk di sesi perdagangan baru-baru ini, ini mencerminkan permintaan industri yang melambat untuk perak serta selera spekulatif yang memburuk," kata Ghali.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Harga Emas Pekan Ini Diprediksi Terjun Bebas,

Harga emas pekan lalu turun lebih dari USD 50 karena, dolar Amerika Serikat (AS) yang kuat membebani emas menjelang simposium ekonomi Jackson Hole.

Tidak mengherankan melihat emas bereaksi terhadap kekuatan greenback, karena telah menghadapi hambatan khusus ini untuk sebagian besar musim panas di mana bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) secara agresif menaikkan suku bunga.

"Dolar terbakar. Itu naik terhadap semua mata uang utama dan memotong level teknis utama seperti pisau panas dalam mentega. Emas, yang memulai minggu lalu di dekat USD 1.800 sedang menguji support di dekat USD 1.750 sekarang,” kata direktur pelaksana Bannockburn Global Forex Marc Chandler, dikutip dari Kitco News, Senin (22/8/2022).

Sebelumnya, emas berjangka Comex Desember diperdagangkan pada USD 1.763 per ounce, turun 3 persen pada minggu lalu. Namun pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell di Jackson Hole berjudul 'Economic Outlook,' yang dijadwalkan pada hari Jumat, akan berdampak pada penentuan harga emas.

Prediksi pasar tetap terbagi pada apakah Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 atau 75 basis poin pada pertemuan September. Alat FedWatch CME menunjukkan 56,5 persen kemungkinan kenaikan 50bps dan 43,5 persen peluang kenaikan 75bps.

 

4 dari 4 halaman

Perubahan Sikap Fed

Disisi lain, broker komoditas senior RJO Futures Bob Haberkorn, mengatakan pasar akan mengamati dengan tajam setiap perubahan sikap Fed terhadap suku bunga.

"The Fed kemungkinan akan mempertahankan garis pada tingkat yang lebih tinggi ke depan. Itu sebabnya emas lambat dan stabil lebih rendah sekarang. Jika ada beberapa perubahan pada simposium Jackson Hole, itu bisa berdampak pada pasar emas secara signifikan. Tapi itu tidak diantisipasi. Namun, mereka bisa mengatakan sesuatu tentang kemerosotan pasar perumahan atau sektor ritel," kata Haberkorn.

“Keseluruhan, pasar saham tidak dalam kondisi buruk mengingat pembicaraan kenaikan suku bunga. Apakah pasar ekuitas memberi tahu kita bahwa The Fed tidak akan seagresif itu? Pasar emas memberi tahu kita cerita yang berbeda karena emas bersaing dengan imbal hasil Treasury,” tambah Haberkorn.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.