Sukses

Akhirnya Harga Minyak Terjun dari Level Tertinggi 7 Tahun

Harga minyak turun dari level tertinggi tujuh tahun menjadi sekitar USD 94 per barel pada hari Selasa.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak turun dari level tertinggi tujuh tahun menjadi sekitar USD 94 per barel pada hari Selasa.

Hal ini tertekan oleh laporan bahwa beberapa pasukan di distrik militer Rusia yang berdekatan dengan Ukraina kembali ke pangkalan, sebuah langkah yang dapat mengurangi ketegangan antara Moskow dan Barat.

Kantor berita Rusia Interfax mengutip kementerian pertahanan yang mengatakan bahwa sementara latihan skala besar di seluruh negeri berlanjut, beberapa unit distrik militer Selatan dan Barat telah menyelesaikan latihan mereka dan mulai kembali ke pangkalan.

Dikutip dari CNBC, Rabu (16/2/2022), harga Minyak mentah Brent turun 3,3 persen menjadi menetap di USD 93,28 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup 3,55 persen lebih rendah pada USD 92,07 per barel.

“Tidak ada hadiah untuk menebak kekuatan pendorong di balik pertarungan volatilitas ini,” kata Stephen Brennock dari broker minyak PVM. “Krisis Rusia-Ukraina telah membuat pasar energi waspada terhadap kemungkinan gangguan pasokan energi Rusia,” tambahnya.

Kedua patokan minyak mencapai tertinggi sejak September 2014 pada hari Senin, dengan Brent menyentuh USD 96,78 dan WTI mencapai USD 95,82. Harga Brent naik 50 persen pada tahun 2021 karena pemulihan permintaan global dari pandemi COVID-19 yang menekan pasokan.

Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan pada hari Selasa bahwa invasi Rusia ke Ukraina sangat mungkin terjadi, meskipun Perdana Menteri Boris Johnson dan Presiden AS Joe Biden setuju dalam sebuah panggilan pada hari Senin bahwa ada jendela penting untuk diplomasi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pembicaraan AS dan Iran

Investor juga mengamati pembicaraan antara Amerika Serikat dan Iran tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Teheran dengan kekuatan dunia, yang berpotensi memungkinkan ekspor minyak Iran yang lebih tinggi.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berbicara dengan timpalannya dari Iran Hossein Amirabdollahian pada hari Senin dan mereka mencatat "langkah maju yang nyata" dalam menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran, kata kementerian luar negeri Rusia.

Dalam perkembangan lain, laporan mingguan terbaru tentang persediaan AS diperkirakan akan menunjukkan penurunan stok minyak mentah, menggarisbawahi keseimbangan pasokan dan permintaan yang ketat.

Yang pertama dari dua laporan minggu ini, dari American Petroleum Institute, dijadwalkan pada 2130 GMT.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.