Sukses

Inflasi Jadi Ancaman Terburuk Indonesia di 2022, Harga Pangan Makin Mahal?

Ada kemungkinan situasi buruk di dunia ekonomi pada 2022 mendatang, salah satunya terkait ancaman inflasi yang siap menerjang sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom dan Co-Founder Narasi Institute, Fadhil Hasan, mengingatkan akan kemungkinan situasi buruk di dunia ekonomi pada 2022 mendatang. Salah satunya terkait ancaman inflasi yang siap menerjang sejumlah negara, termasuk Indonesia pada tahun depan.

"Di tahun 2022 saya kira perekonomian Indonesia dan dunia pada umumnya akan dihadapkan pada persoalan-persoalan inflasi, tekanan inflasi yang cukup kuat," ujar dia dalam sesi webinar, Jumat (31/12/2021).

Tekanan tersebut kini telah terjadi di Amerika Serikat, dan berdampak cukup kuat terhadap perekonomian Negeri Paman Sam. Indonesia tentu juga harus bersiap, sebab inflasi bisa membuat harga bahan pokok seperti cabai rawit merah hingga telur ayam semakin meradang.

"Inflasi di Amerika sekarang merupakan yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Dan Indonesia saya kira juga sudah mulai terasa dari kenaikan berbagai harga pokok," imbuh Hasan.

Ancaman lain yang patut diwaspadai, ancang-ancang bank sentral Amerika Serikat The Fed menaikan suku bunga. Situasi ini jelas terus dicermati oleh berbagai pelaku usaha di seluruh dunia.

"Kemudian juga di tahun 2022 akan ada kenaikan suku bunga The Fed yang pada akhirnya akan memaksa pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia (BI) untuk meningkatkan suku bunganya. Saya kira ini juga akan mendorong inflasi juga," tuturnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Struktural Ekonomi

Hasan pun mengingatkan berbagai persoalan struktural ekonomi di Indonesia akibat dampak pandemi Covid-19, yang hingga kini masih belum terselesaikan dengan baik.

"Misalnya, masalah meningkatnya kemiskinan, pengangguran, ketimpangan, beban utang. Jadi ini memang masalah-masalah struktural yang memang persoalan yang belum bisa terselesaikan dengan baik," pungkas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.