Sukses

Menkeu Terus Sehatkan APBN Tanpa Ganggu Pemulihan Ekonomi

APBN 2022 harus tetap efektif sebagai instrumen kebijakan, berdaya tahan, mampu menavigasi risiko, dan sustainable.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melihat bahwa konsolidasi fiskal bisa berjalan tanpa mengganggu momentum pemulihan ekonomi. Hal ini tercermin dalam penerimaan negara sampai Agustus yang cukup kuat.

"Sebetulnya semenjak kita lihat terjadinya penerimaan negara yang cukup kuat sampai dengan bahkan Agustus ini, kita memiliki harapan bahwa konsolidasi fiskal bisa berjalan tanpa mendisrupsi momentum pemulihan ekonomi itu,” kata Sri Mulyani dalam Webinar Optimisme Pemulihan Ekonomi 2022, Jakarta, Rabu (29/9/2021).

Pemerintah akan mulai upaya penyehatan APBN pada tahun depan. Sebab sebagai instrumen countercyclical, APBN 2022 harus tetap efektif sebagai instrumen kebijakan, berdaya tahan, mampu menavigasi risiko, dan sustainable.

Tujuannya untuk mendukung akselerasi pemulihan ekonomi dan pelaksanaan reformasi struktural, termasuk dalam menangani Covid-19. Dia juga mendorong peningkatan kualitas belanja negara melalui penerapan zero based budgeting dengan adanya perubahan cara bekerja sesuai dengan kebutuhan birokrasi.

"Belanja negara juga tidak hanya fokus kepada birokrasi, tapi untuk melayani masyarakat dan investasi, termasuk investasi-investasi produktif di bidang infrastruktur," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

APBN akan Tetap Bekerja Keras

Selain itu, inovasi pembiayaan terus dilakukan melalui public private partnership atau Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan pembentukan Sovereign Wealth Funds (SWF). Termasuk juga Special Mission Vehicle (SMV) di bawah Kementerian Keuangan.

Sri Mulyani mengatakan, APBN akan tetap bekerja keras untuk melindungi masyarakat Indonesia dari ancaman kesehatan dan jiwa, menjaga kesejahteraan masyarakat miskin dan rentan, serta mendukung daya tahan dunia usaha dan UMKM.

Kombinasi antara supporting pemulihan ekonomi dan konsolidasi fiskal diharapkan mampu berjalan seiring tanpa saling melemahkan.

"Ini adalah kunci agar Indonesia terus bisa meneruskan pemulihan ekonomi, namun instrumen APBN-nya tetap berjalan secara sehat," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.