Sukses

Harga Minyak Anjlok di Tengah Kekhawatiran Investor Soal Sikap OPEC+

Harga minyak mentah Brent ditutup 1,48 persen lebih rendah pada USD 73,43 per barel.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak turun lebih dari USD 1 per barel pada perdagangan Rabu, karena investor khawatir akan pembicaraan OPEC+ yang akan mempengaruhi pasokan minyak mentah.

Pasar minyak mentah telah bergejolak selama dua hari terakhir setelah gagalnya diskusi antara produsen minyak utama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Dikutip dari CNBC, Kamis (8/7/2021), harga minyak mentah Brent ditutup 1,48 persen lebih rendah pada USD 73,43 per barel. Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate AS turun 1,59 persen menjadi USD 72,20 per barel.

Sebelumnya, kedua patokan harga minyak dunia tersebut telah melonjak USD 1 per barel, mirip dengan aksi hari Selasa.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+ telah menahan pasokan selama lebih dari setahun sejak permintaan turun selama pandemi.

Kelompok ini masih mempertahankan pengurangan produksi hampir 6 juta barel per hari. Itu diharapkan untuk menambah pasokan, tetapi tiga hari pertemuan gagal untuk menutup perpecahan antara Arab Saudi dan Uni Emirat.

"Ada perasaan yang berkembang bahwa kekacauan OPEC belum tentu bullish untuk harga karena risiko sebenarnya adalah semuanya berantakan, menjadi gratis untuk semua, dan lebih banyak minyak berpotensi dimasukkan ke pasar," John Kilduff , Mitra di Again Capital New York.

Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman meredam kekhawatiran perang harga dalam sebuah wawancara dengan CNBC pada hari Selasa.

Harga minyak juga tertekan oleh reli dolar AS, yang biasanya bergerak terbalik dengan harga minyak mentah, kata Kilduff.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi Selama 6 Tahun

Harga minyak melonjak ke level tertinggi dalam enam tahun setelah pembicaraan antara OPEC dan sekutu penghasil minyaknya ditunda tanpa batas waktu. Dengan kelompok itu gagal mencapai kesepakatan tentang kebijakan produksi untuk Agustus dan seterusnya.

Dikutip dari CNBC, Rabu (7/7/2021), pada hari Selasa, patokan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS diperdagangkan setinggi USD 76,98, harga yang tidak terlihat sejak November 2014.

Tetapi kenaikan itu dengan cepat memudar, dan kontrak untuk pengiriman Agustus melayang lebih rendah selama sesi dan akhirnya turun 2,38 persen, atau USD 1,79, pada USD 73,37 per barel.

Harga minyak mentah Brent mencapai level tertinggi sejak akhir 2018 sebelum juga membalikkan kenaikan, dan menyelesaikan sesi USD 2,63, atau 3,4 persen, lebih rendah pada USD 74,53 per barel.

Diskusi dimulai pekan lalu antara OPEC dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, saat aliansi energi berusaha menetapkan kebijakan produksi untuk sisa tahun ini.

Kelompok itu pada hari Jumat memberikan suara pada proposal yang akan mengembalikan 400.000 barel per hari ke pasar setiap bulan dari Agustus hingga Desember, menghasilkan tambahan 2 juta barel per hari pada akhir tahun. Anggota juga mengusulkan perpanjangan pemotongan produksi hingga akhir 2022.

Uni Emirat Arab menolak proposal ini, bagaimanapun, dan pembicaraan berlangsung dari Kamis hingga Jumat ketika kelompok itu berusaha mencapai konsensus. Awalnya, diskusi akan dilanjutkan pada hari Senin tetapi akhirnya dibatalkan.

"Tanggal pertemuan berikutnya akan diputuskan pada waktunya," kata Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo dalam sebuah pernyataan mengenai harga minyak.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.