Sukses

Harga Minyak Ditutup di Level Tertinggi Sejak Oktober 2018

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 7 sen ke level USD 75,16 per barel.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak sedikit turun pada perdagangan Jumat setelah OPEC+ menunda pertemuan kebijakan produksi. Sebuah sumber mengatakan Uni Emirat Arab menolak keras proposal yang termasuk meningkatkan pasokan sebesar 2 juta barel per hari (bph) pada akhir tahun.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (3/7/2021), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 7 sen ke level USD 75,16 per barel, setelah melonjak 2,4 persen pada Kamis untuk ditutup pada level tertinggi sejak Oktober 2018.

Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent tidak berubah di level USD 75,84 per barel, setelah naik 1,6 persen pada hari Kamis.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, kecuali Uni Emirat Arab menyetujui pelonggaran pemotongan dan perpanjangannya hingga akhir tahun depan, menurut Reuters mengutip sumber OPEC+.

Menurut laporan Reuters, UEA mengatakan perpanjangan itu bersyarat untuk merevisi produksi dasarnya.

Para menteri OPEC+ mengakhiri pertemuan pada Jumat tanpa kesepakatan dan mereka akan bertemu lagi pada hari Senin mengenai kebijakan produksi minyak, Brian Sullivan dari CNBC melaporkan.

"Kami dalam mode wait and see di sini dengan OPEC. Kita harus melihat di mana Saudi ingin keluar dalam hal menyatukan kelompok itu," kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pergerakan Harga Minyak

Kedua harga patokan minyak dunia tersebut naik pada hari Kamis setelah sumber OPEC+ mengatakan kelompok itu bertujuan untuk menaikkan produksi kurang dari yang diharapkan dan mundur ketika UEA menentang proposal tersebut, yang juga termasuk memperpanjang pakta produksi hingga akhir 2022.

"Jika aliansi retak dan pecah ... pasar minyak bisa jatuh ke dalam kejatuhan harga yang sangat mirip dengan yang disaksikan ketika Rusia 'meninggalkan' OPEC+ pada pertemuan Maret 2020 dan memicu perang harga," kata Louise Dickson, analis pasar minyak di Rystad Energi

WTI berada di jalur untuk kenaikan 1,3 persen untuk minggu ini, dengan pasar minyak mentah AS diperkirakan akan mengetat karena peningkatan kilang untuk memenuhi permintaan bensin yang pulih.

Harga minyak Brent menuju penurunan 0,5 persen pada minggu ini, mencerminkan kekhawatiran tentang permintaan bahan bakar di beberapa bagian Asia di mana terjadi lonjakan kasus varian Delta COVID-19 yang sangat menular.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.