Sukses

Perusahaan Raksasa Dunia Amazon Tersandung Gugatan Pekerja atas Tuduhan Diskriminasi Ras

Dalam gugatannya, Pekerja Amazon Charlotte Newman menyebut perusahaan membayar pekerja kulit hitam lebih sedikit dibanding pekerja kulit putih.

Liputan6.com, Jakarta Setelah menuai kritikan karena perlakuan buruk terhadap pekerjanya di Alabama yang mayoritas pekerja kulit hitam, kini Amazon kembali diterpa isu rasisme. Senin kemarin, seorang karyawan yang bekerja di Amazon Web Service (AWS) menggugat perusahaan ke pengadilan negara bagian Washington DC atas tuduhan diskriminasi ras.
 
Dikutip dari CNN, Selasa (2/3/2021) dalam gugatannya, Charlotte Newman menyebut perusahaan membayar pekerja kulit hitam lebih sedikit dibanding pekerja kulit putih. Selain itu, ia mengaku sudah diperlakukan tidak adil sejak pertama kali mendaftar di AWS empat tahun silam.
 
Sesuai kualifikasi, harusnya ia diterima sebagai manajer senior, hanya saja justru ditempatkan di jabatan yang lebih rendah.
 
Selain dibayar lebih rendah dibanding pekerja lainnya, dalam gugatan tersebut juga Newman menyebut sangat sedikit keterlibatan pekerja kulit hitam di kantornya.
 
Terutama sangat sedikit pekerja kulit hitam perempuan yang terlibat sebagai petinggi perusahaan. Kalau pun ada, pengacara Newman menyebut mereka akan lebih dulu mengalami 'penurunan level' dari jabatan yang mereka daftar.
 
"Menjatuhkan mereka satu tingkat di bawah pekerjaan yang mereka lamar dan (meskipun) sudah memenuhi syarat," tulis pengacara Newman dalam gugatan tersebut.
 
Sebagai respon, dalam keterangannya Amazon akan melakukan investigasi untuk menindaklanjuti adanya gugatan tersebut.
 
"Amazon bekerja keras untuk mengembangkan budaya yang beragam, adil, dan inklusif, dan tuduhan ini tidak mencerminkan upaya atau nilai-nilai kami," kata seorang juru bicara.
 
Sekalipun Newman telah berhasil mencapai jabatan yang ia ajukan saat pertama kali mendaftar, posisi itu diraih setelah hampir tiga tahun menunggu promosi jabatan. Sayangnya, pekerja kulit hitam juga cenderung mendapat promosi jabatan lebih lama dibanding pekerja lainnya.
 
Ada masalah lain lagi. Pada bulan Juni tahun lalu, Newman juga melapor bahwa dirinya menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan seorang karyawan senior laki-laki di kantornya. Beruntung, perusahaan telah memecat pelaku usia laporan Newman tersebut.
 
Dalam keterangan pengacaranya, Newman memutuskan akan tetap bekerja di Amazon, sekalipun akan ada potensi perlakuan berbeda dari rekan kerjanya usai masalah tersebut.
 
Pengacaranya menyebut Newman sangat berani untuk membuat perubahan yang lebih baik untuk budaya kerja di kantornya.
 
 

Saksikan Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masalah Diskriminasi di Amazon

Newman bukan orang pertama yang mengungkap borok perusahaannya ini. Minggu lalu, Recode merilis laporan investigasi yang mengungkap perlakuan diskriminasi Amazon terhadap karyawannya yang berkulit hitam.
 
Selain sejumlah masalah yang sudah digugat oleh Newman sebelumnya, dalam laporan tersebut, karyawan berkulit hitam juga sering kali mendapat evaluasi yang lebih keras dibanding pekerja lainnya. 
 
Dikutip dari Vox, narasumber utama dalam liputan Recode tersebut adalah Chanin kelly-Rae, mantan manajer global untuk keberagaman di kantor Amazon Web Service (AWS). Dia bergabung tahun 2019, namun kurang dari setahun langsung memutuskan hengkang setelah mengetahui masalah diskriminasi di perusahaan tersebut sudah sistemik.
 
"Izinkan saya menambahkan: Amazon tampaknya mengambil langkah mundur, bukan maju," ungkapnya. 
 
Kelly-Rae mengaku sudah bekerja sebagai konsultan untuk membangun iklim kerja inklusif di beberapa kantor sejak dua dekade terakhir, termasuk sempat bekerja lama di kantor gubernur negara bagian Washington State.
 
Setelah pindah ke Amazon, ia mengaku tidak sejalan dengan sikap pimpinan di kantor barunya itu yang cenderung tidak mau mendengarkan saran dari ahli untuk menyelesaikan masalah diskriminasi ras di kalangan karyawan.
 
Menanggapi pernyataan Kelly-Rae tersebut, kepada Recode, Amazon membantah temuan itu dan menyebut pernyataan Kelly-Rae sebagai pandangan subjektif semata. "(itu) Didasarkan pada pandangan sejumlah kecil individu," ujar juru bicara Amazon.
 
Dalam data pekerja Amazon seperti dikutip dari BusinessInsider, 26,5 persen pekerja di Amazon merupaka penduduk kulit hitam, 22,8 persen Hispanic dan 13,6 persen merupakan orang keturunan Asia. Untuk jabatan manajer, 10,6 persen merupakan kulit hitam, 9,5 persen Hispanic dan 19,5 persen orang Asia.
 
Reporter: Abdul Azis Said

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.