Sukses

Rupiah Tertekan Dibayangi Penguatan Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah pada perdagangan hari ini.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah pada perdagangan hari ini.

Mengutip Bloomberg, Selasa (2/3/2021), rupiah dibuka di level 14.272 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya di angka 14.255 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah berada di 14.305 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.270 per dolar AS hingga 14.305 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 1,81 persen.

Sedangkan Berdasarkan Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.307 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.300 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan kurs JISDOR kami perkirakan melemah terbatas ke level Rp14.300 per dolar AS. Kenaikan indeks dolar kemungkinan masih akan membayangi pergerakan nilai tukar rupiah" kata Analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail seperti dikutip dari Antara.

Indeks dolar kemungkinan menguat ke level 92 hari ini terhadap mata uang negara maju lainya. Keputusan Kongres AS untuk menyetujui stimulus fiskal Joe Biden sebesar 1,9 triliun dolar AS serta kuatnya data-data ekonomi AS pada Februari, masih akan menjadi sentimen positif bagi dolar AS.

Sementara itu, sentimen rupiah lainnya, imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun kemungkinan stabil di level 1,42 persen hari ini, didorong sentimen para pelaku pasar yang percaya bahwa yield obligasi AS naik terlalu cepat di saat inflasi di AS masih cukup rendah serta kuatnya sinyal dari The Fed untuk terus mempertahankan tingkat suku bunga rendah.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Faktor Eksternal

Dari eksternal, data Markit Manufacturing AS pada Februari secara final mengalami sedikit perlambatan menjadi 58,6 dibandingkan Januari sebesar 59,2.

Sedangkan dari dalam negeri, inflasi Februari Indonesia masih tetap rendah menjadi 1,38 persen (yoy) dibandingkan Januari sebesar 1,55 persen (yoy). Inflasi inti mengalami penurunan menjadi 1,53 persen (yoy) dibandingkan Januari sebesar 1,56 persen (yoy).

Rendahnya inflasi menunjukkan daya beli masyarakat yang masih lemah dan kemungkinan masih membatasi impor.

Pada Senin (1/2) lalu, Rupiah ditutup melemah 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.255 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.235 per dolar AS.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.