Sukses

Perkenalkan Nikhil Kamath, Miliarder Termuda dari Negeri Bollywood

Karena usianya yang masih di bawah 50 tahun – tepatnya 34 tahun – Nikhil dinobatkan sebagai miliarder baru termuda di India.

Liputan6.com, Jakarta Nikhil Kamath, menorehkan sejarah baru. Dia kini dinobatkan sebagai miliarder termuda dari India. Kegemarannya bermain catur mungkin sudah jauh lebih populer dibandingkan salah satu film keluaran Netflix “The Queen’s Gambit”.

Karena sangat gemar bermain catur, Kamath bahkan putus sekolah saat usianya menginjak 14 tahun.  “Catur mengajarkan Anda bagaimana bekerja di bawah struktur, dalam sistem, tetapi juga mencoba dan menjadi kreatif,” ujar Kamath, seperti melansir CNBC, Rabu (13/1/2021).

Hal-hal seperti itu merupakan langkah awal dalam serangkaian peristiwa yang pada akhirnya akan memberikan peluang sebagai miliarder, seperti apa yang dirasakan Kamath saat ini. Berawal dari situlah, kini Kamath bisa memperoleh status sebagai miliarder termuda dari India.

1. Langkah Awal

Kamath yang kini berusia 34 tahun merupakan salah satu pendiri sekaligus sebagai kepala investasi Zerodha. Ini adalah perusahaan jasa keuangan yang menawarkan pialang ritel dan kelembagaan, perdagangan mata uang dan komoditas, reksa dana, dan obligasi terbesar di India.

Saat ini, setidaknya lebih dari 15 persen perdagangan ritel di India telah bekerja sama dengan platformnya. Hal itu terjadi karena para investor secara berbondong-bondong ingin berinvestasi bahkan selama pandemi.

Ketika Kamath memutuskan berhenti sekolah dan memilih berdagang saat berusia 17 tahun, dia berpikir bahwa itu bukanlah strateginya. Karena usai Kamath bermain catur di tingkat internasional dan justru gagal dalam berkarier profesional, dia berpikir bahwa seharusnya ada rencana lain yang lebih baik.

Dia pun sang kakak, Nithin yang berkecimpung dan terjun langsung ke perdagangan saham dan belajar berbagai hal secara sendiri.

“Tidak ada yang mempekerjakan saya tanpa gelar sarjana. Oleh karena itu, saya harus melakukan sesuatu yang tidak memerlukan gelar tersebut,” ujar Kamath.

Seiring berjalannya waktu, akhirnya semua berjalan dengan baik dan bisa dibilang cepat. Kakak beradik itu berinvestasi untuk keluarga dan juga teman. Namun dalam perjalanannya, mereka merasakan bahwa apa yang dikerjakan terlalu rumit.

“Masalahnya, saat 11 atau 12 tahun lalu, biayanya sangat tinggi. Biaya perantara di India sangat tinggi. Untuk perdagangan penuh waktu, ada banyak rintangan yang harus dilewati seseorang sebelum dia benar-benar bisa mendapatkan keuntungan secara konsisten,” jelas Kamath.

Kedua bersaudara yang lahir di Banaglore itu mulai berinovasi. Melalui tabungan yang mereka miliki, keduanya membangun platform broker – perantara perdagangan – yang sederhana dan terjangkau dan ditujukan bagi para investor.

 

 

Saksikan Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lahirnya Zerodha

Pada 2010, Zerodha – yang berawal dari bahasa Sansekerta, “zero” dan “rodha” – lahir. Tidak seperti kebanyakan start up yang ada, perusahaan milik dua bersaudara itu belum menarik investor dari luar hingga saat ini.

“Kami berbeda dari perusahaan lain. Kami tidak mengambil investor, utang, dan tidak pernah benar-benar menambah modal. Etos kami sejak awal adalah membangun produk yang lebih baik, dari mulut ke mulut, akhirnya bisa membawa pelanggan kepada Anda,” ujar dia.

Sejak saat itu, Zerodha akhirnya mampu berkembang dari mulut ke mulut, berkat minat investasi yang mulai tumbuh di India.

Namun, semua itu berubah selama adanya pandemi di 2020. Saat terjadinya puncak dari lockdown, perusahaan memperoleh jumlah pengguna yang terdaftar menjadi lebih dari 4 juta.

“Bagi kami, masa pandemi merupakan hal baik tetapi juga hal aneh untuk dikatakan. Orang-orang sebenarnya memiliki lebih banyak waktu, terlebih waktu di rumah. Dalam banyak kasus, sayangnya mereka berada di posisi di mana penghasilan alternatif bisa sangat berguna,” ujar dia.

Shailesh Lakhani yang merupakan direktur pelaksana di peruahaan modal ventura Sequoia India mengatakan, hal itu menunjukkan bagaimana pandemi telah mempercepat permintaan yang sudah tumbuh untuk berinvestasi di negara tersebut.

“Ini didorong beberapa faktor yang berbeda. Pertama, semakin mudah karena layanan infrastruktur keuangan untuk membuka akun broker,” ujar Lakhani. Selain itu, reksa dana dalam beberapa tahun terakhir cenderung memiliki kinerja yang buruk dalam indeks ekuitasnya.

“Dan karena kami telah mengalami peningkatan pasar selain dari dampak adanya pandemi, pasar bisa begitu mudah menghasilkan uang bagi banyak orang,” lanjutnya.

 

Kompetisi

Tahun lalu, rata-rata usia para investor yang memanfaatkan platform Zerodha turun dari yang awalnya 32 tahun menjadi 30 tahun. Hal itu setara dengan platform perdagangan Robinhood yang juga mengalami pelonjakan dan lebih didominasi oleh para milenial.

“Kami memulai sebenarnya mungkin lima tahun sebelum mereka melakukan,” kata Kamath.

Namun, pasar yang tumbuh itu lebih membuka jalan bagi para ekspansi masa depan untuk AS, tambahnya.

Selain itu Kamath pun mengatakan, akan mendekati pasar dan menandakan di beberapa titik untuk melihat di manakah produknya sehingga dapat berintegrasi dengan apa yang tersedia di AS.

Bahkan saat ruang teknologi keuangan semakin kompetitif, Kamath mengatakan bahwa Zerodha tidak akan seperti pesaingnya Robinhood yang memiliki rencana untuk menambahkan modal.

Kemudian di Oktober 2020, akhirnya kedua besaudara tersebut berhasil tergabung dalam Forbes India Rich List. Kekayaannya mampu mencapai USD 1,55 miliar jika digabungkan.

Oleh sebab itu, karena usianya yang masih di bawah 50 tahun – tepatnya 34 tahun – Nikhil dinobatkan sebagai miliarder baru termuda di India.

“Untuk sementara waktu, saya rasa motif keuangan tidak menjadi fokus. Saya tidak berpikir itu yang terpenting. Tetapi saya berpikir lebih banyak akses ke modal untuk memberikan ruang dan keberanian untuk pergi dan mencoba hal baru,” jelasnya.

 

3 dari 3 halaman

Mimpi jadi Orang Kaya

Ketika tahun 2019, mereka melakukan segala yang sudah ditargetkan. Setelah berjuang untuk menemukan berbagai cara yang lebih hemat dan efektif untuk mengelola kekayaan agar terus meningkat, kedua bersaudara itu sekali lagi memutuskan untuk menawarkan diri di dunia investasi.

Untuk kali pertamanya masing-masing dari mereka berhasil memperoleh kekayaan bersih sekitar USD 1 juta.

Beberapa bulan setelah itu, mereka mampu meluncurkan sebuah firma manajemen aset yang bernama True Beacon.

Salah satu tujuan peluncuran firma tersebut adalah sebagai upaya untuk mengatasi efisiensi untuk lebih memanajemen aset secara tradisional. Sayangnya, “Manajer investasi atau fund house dan klien tidak pernah selaras,” ujarnya.

Padahal, tidak seperti dana tradisional lain yang dapat membebankan dari aset yang dikelola untuk mengatur biaya, True Beacon hanya membebankan klien atas kinerja. Kamath pun mengatakan bahwa pemotongan 10 persen dapat mendorong perusahaan untuk mencapai hasil yang lebih baik.

“Jika klien tidak berhasil dengan baik karena alasan apa pun selama periode lima tahun, kami pun tidak akan memiliki pendapatan. Jadi, kami benar-benar akan berusaha keras dan menciptakan sesuatu yang berbeda. Selain itu, juga benar-benar selaras dengan klien dan sangat transparan,” jelasnya.

Volume klien pun tumbuh sebanyak 20 persen dari bulan ke bulan. Hal itu disebabkan para investor internasional mencari perlindungan saham di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan China.

Kamath berharap, di tahun-tahun mendatang perusahaan dapat mencapai valuasi miliar dolar atau yang disebut sebagai unicorn dalam industri modal ventura.

“Mungkin perlu beberapa tahun sebelum kabar tersebar dan orang benar-benar menyukai. Tetapi ketika itu terjadi dan berkembang, saya pikir itu akan menjadi perusahaan yang pasti akan menghasilkan pendapatan, kami berharap itu terjadi,” ujarnya.

Unicorn

Seperti Zerodha, hal itu pun dinilai dapat memposisikan True Beacon sebagai salah satu dari sekian banyak Unicorn yang mampu bernilai miliaran dolar dari ekosistem start up India yang begitu berkembang pesat.

Di India saat ini memang menjadi rumah bagi setidaknya 21 unicorn dengan nilai gabungan mencapai USD 73,2 miliar. Pada 2025 mendatang, ditargetkan jumlah tersebut akan meningkat dan diperkirakan akan mencapai 100 unicorn.

Lakhani dari Sequoi India mengatakan, hal itu tergantung pada beberapa faktor yang lebih unik dan terjadi di India.

“Kami melihat ekosistem start up secara fundamental didukung oleh beberapa aspek. Salah satunya adalah jumlah insinyur dan perangkat lunak. Di India, bergantung bagaimana cara Anda menghitung, tetapi itu juga dipengaruhi dari salah satu jumlah insinyur tertinggi yang mampu membuat perangkat lunak dibanding negara mana pun,” katanya.

“Kedua, pasar konsumen yang menarik. Pasar di India mungkin menjadi pasar terbesar yang akan tumbuh paling cepat selama sisa hidup kita,” tambahnya. Namun, bahkan ketika dunia start up negara tumbuh secara lebih kompetitif, Kamath mengatakan dia justru akan senang berbagi kesempatan itu.

“Saya pikir saat ini akan sibuk. Saya tidak melihat diri saya memiliki bandwith untuk melakukan sesuatu yang baru dalam waktu dekat. Jadi, selama waktu 6 atau 12 bulan ke depan, Zerodha dan True Beacon akan saya fokuskan,” ujar Kamath.

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.