Sukses

Menko Luhut: Covid-19 Ajari Kita Kembangkan Teknologi agar Tidak Impor

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, coba mengambil sisi positif dari wabah Covid-19 yang terjadi saat ini.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, coba mengambil sisi positif dari wabah Covid-19 yang terjadi saat ini.

Menurut dia, pandemi virus corona telah memaksa anak bangsa untuk kembangkan teknologi agar tidak lagi tergantung pada impor.

"Jadi sebenarnya dari sisi yang susah melihat covid, kita ada melihat sisi baiknya, yakni kita dipaksa melahirkan teknologi sehingga tidak tergantung pada impor," ujar Luhut dalam sesi teleconference hasil Rapat Terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (5/10/2020).

Dia mencontohkan, pemerintah di bawah kendali Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro kini tengah mengembangkan teknologi untuk produksi garam industri.

"Garam itu bisa diproduksi dari PLTU, dari airnya. Teknologi dikembangkan oleh BPPT dan saya pikir bisa segera kita lakukan. Termasuk garam terintegrasi yang di Muncar yang akan dibuat teknologinya oleh Pak Bambang," ungkapnya.

"Menristek ini banyak menghasilkan teknologi akibat Covid-19, baik di industri farmasi atau industri ini," Luhut menegaskan.

Merujuk pada kondisi tersebut, Jokowi disebutnya telah memerintahkan Menristek Bambang dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita untuk menyusun format/pilot project bagi industri garam Tanah Air.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kebutuhan Garam di Indonesia

Menimpali pernyataan Luhut, Menristek Bambang menyampaikan penggunaan teknologi akan diintesifkan untuk kurangi ketergantungan terhadap impor garam industri.

Menurut perhitungannya, kebutuhan impor garam industri saat ini terbilang besar, yakni sekitar 2,9 juta ton per tahun. Oleh karenanya, pemerintah ke depan bakal lebih intensif untuk mengedepankan teknologi produksi garam sehingga tidak perlu lagi impor.

"Sentuhan teknologi yang akan kita kedepankan terutama untuk garam aneka pangan. Di mana garam aneka pangan ini memang akan bisa meningkatkan serapan terhadap garam rakyat," terang Bambang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.