Sukses

HEADLINE: Daftar Orang Terkaya RI di Tengah Gejolak Rupiah

Liputan6.com, Jakarta - Majalah Forbes kembali merilis daftar 50 orang terkaya di Indonesia pada 2018. Majalah ekonomi ini memang setiap akhir tahun mengeluarkan daftar miliarder. Ada beberapa orang yang mengalami kenaikan harta. Namun di luar itu, ada beberapa yang harus rela hartanya berkurang karena pelemahan rupiah. 

Dalam data Forbes, harta yang dimiliki oleh 50 taipan di Indonesia ini mencapai USD 129 miliar atau setara Rp 1.874 triliun (kurs Rp 14.528 per dolar AS). Jika dibandingkan dengan tahun mengalami kenaikan USD 3 miliar. Angka harta yang dimiliki oleh 50 orang terkaya di Indoensia ini nyaris menyamai penerimaan Indonesia yang mencapai Rp 1.936 triliun.

Dikutip dari Forbes, enam dari 10 orang terkaya di Indonesia mengalami peningkatan kekayaan dibandingkan tahun lalu. Hartono bersaudara masih menempati posisi teratas daftar orang terkaya di Indonesia. Kekayaan kakak-beradik ini yaitu Budi Hartono dan Michael Hartono naik menjadi USD 35 miliar atau Rp 508 triliun. Sekitar 70 persen kekayaannya berasal dari Bank Central Asia (BCA).

Hartono bersaudara yang sudah menempati posisi no.1 orang terkaya Indonesia selama 10 tahun terakhir. Keluarga Hartono tak hanya mengandalkan satu lini usaha bisnis. Sejak beberapa dekade lalu, Hartono bersaudara melakukan diversifikasi bisnis. Duo Hartono juga mencetak pundi-pundi uang dari perusahaan rokok Djarum.

Kemudian, Susilo Wonowidjojo yang mencatatkan kekayaan USD 9,2 miliar atau sekitar Rp 133 triliun. Ia mencatatkan posisi kedua sebagai orang terkaya di Indonesia. Pertumbuhan kekayaannya meningkat akibat kenaikan harga saham perusahaan rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

Selanjutnya, miliarder Indonesia yang mengalami lonjakan harta dalam setahun adalah Sri Prakash Lobia yang menempati posisi keempat untuk daftar orang terkaya Indonesia. Total kekayaan Sri Prakash Lohia mencapai USD 7,5 miliar atau sekitar Rp 108 triliun. Hal itu seiring kenaikan nilai saham Indorama Ventures, perusahaan petrokimia yang terdaftar di Thailand.

Selain itu, ada pengusaha batu bara Low Tuck Kwong. Pengusaha Indonesia ini membukukan lonjakan kekayaan tertinggi pada 2018. Total kekayaannya mencapai USD 2,5 miliar. Dari bisnis tambang batu baranya, ia menjadi orang terkaya di Indonesia yang berada di posisi 11.

Aset Low Tuck Kwong naik 63 persen menjadi USD 2,5 miliar didorong kenaikan pendapatan tambang batu bara Bayan Resources yang mendorong lonjakan harga saham PT Bayan Resources Tbk sebesar 82 persen.

Selanjutnya, Bachtiar Karim juga membukukan kenaikan kekayaan 61 persen menjadi USD 1,45 miliar. Kekayaan Bachtiar Karim naik didorong pendapatan signifikan dari perusahaan minyak kelapa sawit Musim Mas. Bachtiar Karim berada di posisi 21 untuk daftar orang terkaya di Indonesia pada 2018.

Kekayaan Turun

Namun di luar itu, ada juga miliarder Indonesia yang jumlah hartanya turun. Penurunan ini karena pelemahan rupiah dan kejatuhan pasar saham.

Pendiri Sinar Mas Eka Tjipta Widjaja berada di posisi ketiga untuk daftar orang terkaya Indonesia. Posisi Eka Tjipta Widjaja tersebut turun lantaran kekayaannya berkurang USD 500 juta menjadi USD 8,6 miliar. Kekayaannya salah satu berasal dari bisnis kelapa sawit.

Selain itu, pengusaha Indonesia yang turun peringkatnya sebagai orang terkaya di Indonesia yaitu Anthoni Salim. Ia berada di posisi kelima sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan USD 5,3 miliar. Total kekayaan Anthoni Salim turun USD 1,6 miliar. Kekayaannya tersebut berasal dari bisnis yang diversifikasi terutama sektor konsumsi.

Akibat nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sebesar lima persen dan harga saham yang tertekan juga mempengaruhi kekayaan orang terkaya di Indonesia.

Salah satunya dialami Soegiarto Adikoesomo yang alami penurunan kekayaan terbesar sekitar 42 persen menjadi USD 780 juta. Hal ini akibat turunnya harga saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

Kekayaannya yang turun mendorong Soegiarto Adikoesomo berada di posisi 39 untuk daftar orang terkaya di Indonesia.

Analis PT Reliance Sekuritas, Kornelis Wicaksono menuturkan,rupiah koreksi terhadap dolar AS pada kuartal III 2018 berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan yang kadar impornya besar sehingga menjadi sentimen buruk terhadap pergerakan harga sahamnya.

Sementara itu, Head of Equity Capital Market PT Samuel International, Harry Su menilai,  bila saham emiten banyak dipegang oleh investor asing akan cenderung tertekan.

Hal itu mengingat investor asing keluar dari pasar saham Indonesia sepanjang 2018. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), total dana investor asing yang keluar dari pasar saham Indonesia mencapai Rp 48,57 triliun sepanjang tahun berjalan 2018.

“Bank sentral AS menaikkan suku bunga mendorong uang balik ke Amerika Serikat,” ujar dia.

Harry menambahkan, harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang merosot pada 2018 juga pengaruhi pergerakan saham perkebunan yang dimiliki pengusaha atau orang kaya Indonesia. “Harga CPO turun faktor suplai dan demand,” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Wajah Baru

Dalam daftar Forbes terdapat empat nama baru yang berhasil masuk dalam daftar karena kenaikan harga saham dari perusahaan yang mereka miliki.

Danny Nugroho masuk menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia setelah harga sahamnya pada perusahaan keuangan dan asuransi Capital Finance Indonesia melonjak hampir dua kali lipat. Ia berada di posisi 38 di daftar orang terkaya Indonesia dengan USD 790 juta.

Begitu pula dengan pengembang properti Benny Tjokrosaputro yang berhasil masuk dalam daftar berkat IPO dari perusahaan travel Sinergi Megah Internusa pada Juli lalu di Bursa Efek Indonesia. Dia berada di peringkat 43 orang terkaya USD 670 juta.

Benny memiliki hampir 84 persen saham di perusahaan yang juga mengelola Lafayette Boutique Hotel di Yogyakarta, yang bernilai sekitar USD 225 juta per akhir November.

Beberapa pendatang baru lainnya adalah Sabana Prawiradjaja di ranking 47, pendiri Ultrajaya Milk Industry, salah satu produsen produk susu terbesar di Indonesia. Dia tercatat mengantongi kekayaan USD 640 juta. Terakhir, berada di posisi 48 dengan harta USD 625 juta, ada nama Kardja Rahardjo (No. 48, USD625 juta) pemimpin Pelayaran Tamarin Samudra.

 

3 dari 5 halaman

Kontribusi Orang Terkaya

Selama 10 tahun berturut-turut, Bambang Hartono dan Budi Hartono (Hartono brothers) adalah sosok terkaya di Indonesia. Sang kakak, Bambang Hartono, menjadi fenomenal tahun ini karena ikut bertanding di Asian Games 2018.

Bambang Hartono merupakan atlet terkaya di ajang olahraga tersebut, dan di usianya yang ke-78, ia tetap bisa menyumbangkan medali perunggu untuk Indonesia.

Dengan status sebagai orang terkaya di Indonesia, tentunya Bambang tidak butuh bonus yang diberikan pemerintah. Ia pun memutuskan menyumbangkan bonus sebesar Rp 250 juta untuk organisasi bridge.

Tak hanya di sektor olah raga, kontribusi lain dilakukan oleh miliarder Tahir. Pada Oktober lalu, kondisi rupiah sedang terus merosot dan menembus level psikologis Rp 15.000. Demi membantu rupiah, Dato Sri Tahir memutuskan menukarkan dolar yang ia miliki sekitar Rp 2 triliun.

Uang yang ditukarnya adalah milik pribadi, bukan milik perusahaannya, yaitu Mayapada. Sebelum ini, Tahir juga sudah bergabung dengan Bill dan Melinda Gates untuk memberi sumbangsih sosial, serta mendirikan Yayasan Tahir yang aktif di bidang pendidikan dan kesehatan masyarakat.

Selanjutnya dan tak asing lagi adalah Putra Sampoerna. Putra Sampoerna berada di posisi 13 di daftar orang kaya Forbes. Selain sibuk mengurus perusahaan, Sampoerna Foundation yang berfokus pada pendidikan.

Banyak anggota keluarga Sampoerna yang menjadi dewan di yayasan tersebut. Mulai dari Katie Sampoerna, istri dari Putra, beserta putra-putri mereka. Total kekayaan Putra Sampoerna mencapai USD 1,75 miliar (Rp 25 triliun).

Tentu saja, kontribusi paling fenomenal adalah ketika diadakan program tax amnesty atau pengampunan pajak. Ketua Tim Ahli Wakil Presiden (Wapres), Sofjan Wanandi mengatakan, sebagian besar orang terkaya di Indonesia telah mengikuti tax amnesty.

"Saya sudah tanya satu-satu, mereka sudah ikut tax amnesty. Malah ada yang bayar cukup besar sekali (tebusan). Siapa? rahasia," Sofjan menerangkan.

Penerimaan negara dari program tax amnesty mencapai Rp 135 triliun. Ini terdiri dari uang tebusan Rp 114 triliun, pembayaran bukti permulaan Rp 1,75 triliun, dan pembayaran tunggakan Rp 18,6 triliun.

Adapun total tebusan tersebut terdiri dari orang pribadi non-UMKM sebesar Rp 91,1 triliun, dan orang pribadi UMKM sebesar Rp 7,73 triliun. Kemudian, uang tebusan dari badan non-UMKM Rp 14,6 triliun, dan badan non-UMKM Rp 656 miliar.

 

4 dari 5 halaman

Penguasaan Ekonomi

Pemerintah terus berupaya untuk mencapai pemerataan ekonomi untuk seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini guna mengikis porsi penguasaan ekonomi dari sejumlah orang kaya di Indonesia.

Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika mengatakan, selama ini para orang kaya memang dominan berkontribusi terhadap ekonomi Indonesia. Namun perlahan hal tersebut mulai menurun dengan kebijakan pemerataan ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah.

"Kontribusi tetap masih tinggi tapi intensitasnya sudah mulai berkurang dalam 4 tahun ini. Itu harus terus diturunkan karena yang membuat ketimpangan itu sudah puluhan tahun sejak 1980-an," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com.

Dalam merealisasikan pemerataan ekonomi, lanjut dia, pemerintah gencar membangun infrastruktur, memberikan insentif bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah dan mendorong ekonomi di pedesaan melalui dana desa.

"Makanya pemerintah melakukan itu baik untuk indo timur, UMKM, pertanian, pedesaan," kata dia.

Menurut Erani, kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah saat ini terus diupayakan menyentuh masyarakat menengah ke bawah. Dengan demikian, semua lapisan masyarakat mampu berkontribusi terhadap ekonomi negara.

Ekonom Insitute For Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, naiknya kekayaan orang-orang kaya di Indonesia menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi di Tanah Air masih dinikmati oleh golongan masyarakat teratas.

Pada kesempatan ini, Bhima membandingkan pengeluaran segelintir orang super tajir tersebut dibandingkan dengan total pengeluaran seluruh penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa.

"Porsi pengeluaran 20 persen orang terkaya di Indonesia mencapai 46,09 persen dari total pengeluaran penduduk," ucapnya kepada Liputan6.com.

Bhima memaparkan, distribusi 40 persen pengeluaran masyarakat paling bawah tercatat di kisaran 17,2 persen dari total pengeluaran nasional. Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, menurutnya angka itu tidak membaik seiring dengan rasio gini yang stagnan di kisaran 0.38 persen.

"Jadi jika harta orang kaya meningkat lebih dari konsumsi rumah tangga yang berada dikisaran 5 persen, itu artinya golongan kaya ini naik sendiri tidak menciptakan multiplier effect ke kelompok masyarakat lainnya," ungkap dia.

Sementara itu, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menilai, kekayaan yang diperoleh dari kaum teratas itu tentu bukan hasil dari suatu proses yang instan. Kata dia, kontribusi orang kaya terhadap perekonomian Indonesia pasti cukup signifikan.

"Kontribusi orang kaya pada perekonomian indonesia sudah pasti besar dan bukan hasil kerja semalam. Dalam proses panjang itu ada kegiatan produktif menghasilkan output dengan keterlibatan ribuan atau bahkan jutaan orang," ujarnya.

Ia pun menekankan, sistem perekonomian Indonesialah yang perlu diperbaiki ketika berbicara kesenjangan sosial. Menurutnya, sistem perekonomian RI memudahkan orang kaya untuk menjadi semakin kaya raya.

"Jadi sepanjang mereka dapatkan kekayaan dengan cara yg baik, menjadi super kaya itu tidak masalah. Sistem di indonesia membuat orang kaya bisa bertambah kaya tanpa harus kerja keras. Ini yang kemudian seharusnya dicermati, bukan orang kayanya," tandasnya.

 

5 dari 5 halaman

Daftar 10 Orang Terkaya

Berikut ini daftar 10 orang terkaya di Indonesia dengan jumlah harta yang dimilikinya:

1. Hartono Bersaudara, pemilik Grup Djarum (USD 35 miliar atau Rp 508 triliun)

2. Susilo Wonowidjojo, pendiri Gudang Garam (USD 9,2 miliar atau Rp 133 triliun)

3. Eka Tjipta Widjaja, pemilik Sinar Mas Group (USD 8,6 miliar atau Rp 124 triliun)

4. Sri Prakash Lohia, pemimpin Indorama Corp (USD 7,5 miliar atau Rp 108 triliun)

5. Anthoni Salim, pemilik Indofood (USD 5,3 miliar atau Rp 77 triliun)

6. Tahir, pendiri Mayapada Group (USD 4,5 miliar atau Rp 65 triliun)

7. Chairul Tanjung, pendiri Trans Corp (USD 3,5 miliar atau Rp 50 triliun)

8. Boenjamin Setiawan, Pendiri Kalbe Farma (USD 3,2 miliar atau Rp 46 triliun)

9. Jogi Hendra Atmadja, pemilik Mayora Group (USD 3,1 miliar atau Rp 45 triliun)

10. Prajogo Pangestu, pemiliki PT Barito Pacific Timber (USD 3 miliar atau Rp 43 triliun).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.