Sukses

Jokowi: Stasiun MRT Jakarta Lebih Bagus dari Singapura

Anies menambahkan bahwa Stasiun MRT Jakarta, khususnya di HI lebih baik dari stasiun yang ada di Jepang.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjajal MRT Jakarta dari Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI) Jakarta menuju ke Stasiun Lebah Bulus pada Selasa pagi ini. 

Sebelum naik MRT bersama rombongan VVIP lainnya, Jokowi memyempatkan diri untuk meninjau bagian Stasiun Hotel Indonesia. Dalam tinjauan tersebut Jokowi ditemani oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan beberapa direksi PT MRT Jakarta.

"Jadi sebenarnya MRT ini sudah beroperasi sejak Agustus, untuk segala macam uji coba," kata Anies menjelaskan ke Jokowi di dalam MRT, Rabu (6/11/2018).

Direksi MRT turut menjelaskan mengenai progres dan rencana operasi. Termasuk sistem kereta MRT yang saat ini masih beroperasi manual namun nantinya saat operasi bisa beroperasi otomatis alias tanpa masinis.

Menanggapi berbagai penjelasan itu, Jokowi melontarkan pujian tentang apa yang sudah terbangun sampai saat ini.

"Ini menurut saya, stasiun di sini lebih bagus daripada MRT di Singapura," ucap Jokowi.

Setelah mendengar pernyataan yang dilontarkan oleh Jokowi tersebut, Anies menambahkan bahwa Stasiun MRT Jakarta, khususnya di HI lebih baik dari stasiun yang ada di Jepang.

Di dalam MRT, Jokowi juga bercerita alasan dirinya memutuskan pembangunan MRT Jakarta ini saat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Hal itu untuk mengurangi kemacetan DKI Jakarta sekaligus meningkatkan daya saing Jakarta sebagai ibu kota negara.

"Kalau dihitung-hitung tiket dan invetasi sampai kapanpun MRT itu rugi kalau ga diputuskan. Makanya kalau hitungannya masuk dan ada keterlibatan pemprov di situ, jalan," tegas Jokowi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

MRT Lebarkan Sayap ke Tangerang Selatan

Rute Mass Rapid Transit (MRT) Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI) direncanakan diperpanjang hingga ke Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Kerja sama dengan kota penyangga Ibu Kota menjadi modal agar masyarakat mau beralih menggunakan transportasi umum dan meninggalkan kendaraan pribadi.

PT MRT Jakarta telah melakukan studi kelayakan perpanjangan rute transportasi tersebut, berdasarkan surat dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Hasil studi itu nantinya akan terlihat mengenai potensi penumpang, pendapatan, hingga pengembangan integrasi.

 

Direktur Keuangan dan Administrasi MRT Jakarta Tuhiyat menyatakan, sesuai Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ), ada perpanjangan dari Lebak Bulus hingga wilayah Pondok Cabe. Tapi, Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany meminta adanya perpanjangan kembali dari Pondok Cabe sampai Tangerang kota.

"Tapi Ibu Wali Kota minta dibelokkan ke arah BSD atau Puspitek, sampai ke Rawa Buntu dan Tangerang Kota," kata Tuhiyat di Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Jumat 26 Oktober 2018.

Untuk usulan stasiun yang diajukan BPTJ yakni dari Lebak Bulus, Universitas Muhamadiyah Jakarta (UMJ), Universitas Negeri Syarif Hidyatullah (UIN), Pasar Ciputat, Pustekkom dan Pondok Cabe.

Selanjutnya menuju Stasiun Pamulang Barat, Pondok Benda, Babakan, Puspitek, Rawa Buntu dan Tangerang kota. Karena usulan tersebut, saat ini PT MRT Jakarta ditugaskan untuk melakukan studi kelayakan dan rencananya diselesaikan pada akhir 2018.

Pada awal 2018, Airin telah bertemu dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno untuk membahas perpanjangan rute MRT ke Tangsel di Balai Kota, Jakarta Pusat. Rencananya pembangunan perpanjangan ke Pondok Cabe dimulai pada 2021.

Sedangkan Kepala BPTJ Bambang Prihartono menyatakan, terdapat peningkatan pergerakan penumpang dari Tangsel ke Jakarta. Sehingga diperlukan sebuah transportasi umum yang dapat menghubungkan keduanya.

"Tadi dilaporkan oleh wali kota sudah hampir 40 persen orang Tangsel bergeraknya ke Jakarta. Dengan angka itu, tentu butuh angkutan massal yang cukup besar, yaitu MRT," ucap Bambang ketika dihubungi, Selasa (30/10/2018).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.