Sukses

Data Tenaga Kerja AS Positif, Harga Emas Tersungkur

Harga emas melemah merosot seiring data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang menguat.

Liputan6.com, New York - Harga emas melemah merosot seiring data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang menguat. Hal itu mendorong dolar AS perkasa dan mendukung harapan kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS atau the Federal Reserve pada 2018.

AS menciptakan tenaga kerja 201 ribu pada Agustus 2018. Hal itu membuat tingkat pengangguran rendah dalam 18 tahun sekitar 3,9 persen. Sedangkan ekonom memperkirakan ada jumlah tenaga kerja baru sekitar 200 ribu di sektor non pertanian. Tingkat upah juga naik dari 2,7 persen menjadi 2,9 persen. Kenaikan itu tertinggi sejak Juni 2009.

Data ekonomi tersebut lebih tinggi dari yang diharapkan. Kenaikan pertumbuhan upah memperkuat spekulasi kenaikan suku bunga lagi sebanyak dua kali pada 2018. Demikian disampaikan Analis ICICI Bank dalam laporannya, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Sabtu (8/9/2018).

Harga emas untuk pengiriman Desember turun USD 3,9 atau 0,3 persen ke posisi USD 1.200,40 per ounce. Selama sepekan, harga emas susut 0,5 persen.

Adapun data pekerjaan AS menguat mendukung the Federal Reserve atau bank sentral AS akan menaikkan suku bunga lagi pada September. Hal ini seperti yang diharapkan pelaku pasar. Kemudian kenaikan suku bunga lagi pada Desember. Adapun the Federal Open Market Committee akan adakan pertemuan pada 26 September.

Suku bunga tinggi dapat menekan harga emas ditambah dolar AS makin menguat. Hal tersebut dapat membuat aset dalam dolar AS makin mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Indeks Dolar AS Menguat

Indeks dolar AS naik 3,6 persen sepanjang 2018. Pada perdagangan Jumat, indeks dolar AS menguat 0,4 persen. Selama sepekan, indeks dolar AS bertambah 0,3 persen.

"Kami tetap berhati-hati pada emas selama sisa 2018 dengan kecepatan the Federal Reserve memenuhi kenaikan suku bunga sehingga mendukung dolar AS lebih kuat," ujar Rob Haworth, Analis US Bank.

Ia meambahkan, pertumbuhan di luar AS kemungkinan tidak akan memburuk menjadi resesi pada 2018. Hal itu membatasi permintaan safe haven untuk emas.

Adapun lebih banyak petunjuk tentang tren suku bunga. Menurut Analis Insignia Consultans Chintan Karnani akan datang dari pengumuman inflasi pada Kamis. Sedangkan, pengumuman indeks harga produsen pada Rabu.

Pergerakan harga logam lainnya yaitu harga perak turun hampir 0,1 persen menjadi USD 14,17 per ounce. Harga tembaga merosot 0,5 persen menjadi USD 2.623 per pound. Selanjutnya harga platinum untuk pengiriman Oktober susut 1,3 persen menjadi USD 780,40 per ounce.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.