Sukses

Indonesia Jadi Tuan Rumah Pekan Air Internasional Asia ke-2

Pemerintah dinilai sudah saatnya memusatkan perhatian pada masalah sumber daya air.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan menjadi tuan rumah pada gelaran Pekan Air Internasional Asia ke-2 (The 2nd Asia International Water Week) diselenggarakan pada 3-7 Oktober 2020 di Yogyakarta.

Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Firdaus Ali mengatakan,‎ dipilihnya Indonesia berdasarkan Kick off Meeting yang dilaksanakan pada Singapore International Water Week 2018 di Marina Bay Sands Convention Center, Selasa 10 Juli 2018, kemarin.

"Kick off Meeting ini membicarakan tema dan topik apa saja yang akan dibahas pada The 2nd AIWW 2020 di Yogyakarta nanti. Indonesia punya target melalui The 2nd AIWW 2020 menjadi salah satu water hub di Asia," ujar dia di Jakarta, Rabu (11/7/2018).

Menurut pria yang juga menjabat sebagai Vice President Asia Water Council (AWC)‎ ini, sudah saatnya para pemimpin dunia dan pemerintah memusatkan perhatiannya pada masalah sumber daya air yang merupakan solusi penting dari beberapa masalah yang berkaitan dengan kelanjutan pembangunan. 

"Keberadaan AWC menjadi semakin penting bagi solusi masalah air di Asia, bersamaan dengan meningkatnya permintaan internasional terhadap strategi baru dan tindakan lebih lanjut dalam mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan,” kata dia.

Untuk mencapai hal tersebut, lanjut Firdaus, AWC melakukan pelaksanaan proyek air berdasarkan sejumlah prinsip utama, yaitu pendekatan holistik, terpadu, transparan, ekonomi, dan ekologis. 

"Implementasi yang tepat adalah kunci keberhasilan AWC. Hanya implementasi yang tepat yang akan memastikan bahwa daya saing, kesehatan dan keanekaragaman hayati kita tidak terancam,” ungkap dia.

Selain itu, gelaran ini juga akan dijadikan untuk mempromosikan Indonesia di mata dunia. Untuk itu Firdaus mengundang para delegasi secara resmi untuk menghadiri Pekan Air Internasional Asia ke-2 yang akan diselenggarakan di Yogyakarta pada Oktober 2020. 

“Saya ingin menyambut para delegasi semua untuk mengunjungi Indonesia yang kaya. Sebuah negara kepulauan yang memiliki  lebih dari 15 ribu pulau, di mana air memiliki nilai penting bagi negara ini," ujar dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

600 Juta Orang di Negara Ini Terancam Kekurangan Air Bersih pada 2020

Sebelumnya, saat ini, India disebut tengah menghadapi krisis air bersih terburuk dalam sejarah, di mana akan berdampak pada sekitar 600 juta orang pada 2020 mendatang.

Laporan tersebut berasal dari hasil penelitian oleh Niti Aayog -- sebuah lembaga think-tank setempat-- terhadap rasio dan pasokan konsumsi air bersih di 24 dari total 29 negara bagian di India.

Dikutip dari BBC pada Jumat 15 Juni 2018, hasil studi tersebut juga mengingatkan bahwa 21 kota kemungkinan akan kehabisan cadangan air tanah, kurang dari satu dekade ke depan.

Kemungkinan dampak terburuk lainnya adalah memengaruhi keamanan pasokan 80 persen air untuk pertanian di India, yang berisiko terhadap keamanan pangan nasional negeri berpenduduk sekitar satu miliar jiwa itu.

Dalam beberapa waktu terakhir, banyak kota di India mengalami sesekali kehabisan pasokan air bersih di musim panas. Hal ini umumnya disebabkan oleh buruknya infrastruktur pendistribusian air leding ke setiap rumah warga.

Tidak hanya di kota, penduduk di pedesaan India juga sangat terpengaruh oleh kurangnya akses terhadap pasokan air bersih. Sebagian besar mereka hanya bisa bergantung pada air tanah karena curah hujan rendah.

Selain itu, penduduk desa juga harus "mengalah" terhadap penggunaan air tanah untuk pengairan, yang kerap memicu dilema antara desakan konsumsi pribadi dan kebutuhan pertanian guna mempertahankan sumber penghasilan.

Laporan itu juga menyebut sekitar 200.000 orang meninggal setiap tahun di India, karena tidak memiliki akses cukup ke pasokan air bersih.

Banyak orang kemudian mengandalkan pasokan air swasta terbatas, yang dibayarkan oleh pemerintah. Hal itu menjadikan antrean berliku-liku di depan mobil tanker air sebagai pemandangan umum di Negeri Hindustan, terutama di kawasan kumuh.

Seiring dengan pertumbuhan kota yang kian pesat, masih mennurut laporan itu, kebutuhan sumber air bersih di India diperkirakan akan meningkat hingga dua kali lipat dari pasokan yang tersedia pada 2030.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.