Sukses

Survei: Perempuan Lebih Sering Pakai Uang Tunai Ketimbang Pria

Berdasarkan hasil survei, baik perempuan dan pria menilai bayar uang pakai tunai dinilai lebih nyaman, mudah, risiko rendah, dan tidak tersedia metode pembayaran alternatif.

Liputan6.com, New York - Berdasarkan hasil survei, baik perempuan dan pria menilai bayar uang tunai dinilai lebih nyaman, mudah, risiko rendah, dan tidak tersedia metode pembayaran alternatif. Namun, perempuan lebih sering bayar beli barang di toko pakai uang tunai ketimbang pria.

Hal itu berdasarkan survei yang dilakukan GlobalData yang survei 30 ribu konsumen di 35 pasar. Perempuan cenderung pakai uang tunai sebagai alat pembayaran lebih sering sekitar enam persen ketimbang pria.

Sebagian besar konsumen juga menyebutkan kalau membayar pakai uang tunai lebih nyaman. Sekitar 89 persen responden mengatakan menggunakan uang tunai untuk pembayaran di toko hingga 25 kali dalam sebulan.

Analis keuangan senior GlobalData, Arnie Cho menuturkan, perempuan menggunakan uang tunai lebih sering dibandingkan pria mencerminkan peran sosial tradisionalnya. Dalam banyak kasus, perempuan cenderung memikul tanggung jawab mengurus rumah tangga dan membawa anak-anak ke sekolah sehingga meningkatkan peluang lebih memilih pakai uang tunai.

"Di beberapa bagian di dunia, orang masih lebih suka belanja daging dan sayuran dari pasar tradisional dan hanya menerima uang tunai. Kemungkinan besar perempuan melakukan pembelian itu,” kata Arnie, seperti dikutip dari laman Business Insider.

Survei juga menyebutkan kalau 33 persen responden perempuan dan 35 persen responden laki-laki menyatakan kenyamanan sebagai alasan utama memilih membayar pakai uang tunai. Alasan lainnya risiko rendah dan tidak tersedianya metode pembayaran alternatif yang semuanya menunjukkan bobot hampir sama antara perempuan dan laki-laki dengan hanya catat perbedaan 1-2 persen.

"Meski pun ada kesempatan uang tunai adalah satu-satunya pilihan pembayaran bagi konsumen ketika melakukan pembayaran di dalam toko, ada sejumlah aspek lain dari perilaku konsumen yang menjelaskan mengapa konsumen memilih uang tunai sebagai pilihan pembayaran mereka,” tambah Cho.

"Misalnya generasi X dan Y menggunakan uang tunai lebih sering dari pada kelompok usia lain, sebagian karena keluar bekerja sehingga meningkatkan peluang beli barang di toko," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penarikan Uang Tunai Tembus Rp 187 Triliun

Sebelumnya, keputusan pemerintah untuk memperpanjang hari libur serta pemberian tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 membuat Bank Indonesia meningkatkan ketersediaan uang tunai periode Lebaran tahun ini.

Tahun ini, BI menyiapkan Rp 188,2 triliun uang tunai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Lebaran. Angka tersebut meningkat dari periode Lebaran tahun lalu yang hanya Rp 163,2 triliun.

Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi mengatakan, tahun lalu penyediaan uang tunai pada momen Lebaran hanya meningkat 13,9 persen. Sementara tahun ini terjadi peningkatan terjadi hingga 15,3 persen.

"BI perbanyak distribusi uang melalui kas titipan dan kemudian di daerah perbatasan," kata Rosmaya, di Gedung BI, Jumat 8 Juni 2018.

Mobil-mobil yang menjadi kas keliling pun mendapat tambahan modal. Tahun lalu, per mobil hanya dibekali Rp 700 juta, tahun ini naik menjadi Rp 900 juta.

Hingga hari ini, data BI menunjukkan bahwa penarikan uang tunai sudah mencapai Rp 187,8 triliun.

"Ini hari-hari kritikal untuk penukaran, sampai siang ini keluar Rp 187,8 triliun. Berarti ini sudah luar biasa," ujarnya.

Dia mengungkapkan, uang tunai yang beredar di masyarakat akan mulai masuk atau disetorkan kembali kepada perbankan mulai tanggal 19 Juni mendatang.

"Tanggal 19 sudah menerima lagi setoran arus balik," kata dia.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.