Sukses

Strategi BPJS Hadapi Tantangan Ekonomi Digital

BPJS Ketenagakerjaan kumpulkan 125 penyelenggara jaminan sosial dari 30 negara di Nusa Dua, Bali.

Liputan6.com, Nusa Dua - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BPJS Ketenagakerjaan mengumpulkan 125 penyelenggara jaminan sosial yang tergabung dalam International Social Security Association (ISSA) dari 30 negara‎ hadiri seminar internasional. Hal ini untuk membahas cara beradaptasi di tengah perkembangan perekonomian global.

Direktur Utama ‎BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengatakan, BPJS Ketenagakerjaan menjadi tuan rumah dari Seminar internasional yang digelar oleh ISSA ini bertempat di The Mulia Hotel, Nusa Dua, Bali pada selasa (6/2/2018).

"Kami menyelenggarakan seminar internasional bekerja sama dengan ISSA beranggotakan 330 institusi dari 30 negara," kata Agus, saat membuka Seminar di Nusa Dua, Bali.

Agus menuturkan, kegiatan ini merupakan langkah strategis yang perlu ditempuh agar badan penyelenggara jaminan sosial dapat beradaptasi terhadap perkembangan perekonomian global.

Ini merupakan salah satu seminar terbesar yang dicanangkan ISSA, mengumpulkan praktisi-praktisi jaminan sosial untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan, agar bisa menghasilkan rekomendasi bagi para pengambil kebijakan dan praktisi jaminan sosial.

Agus mengungkapkan, saat ini ekonomi bergerak secara digital. Semua orang mendapatkan kesempatan yang sama dan bisa bekerja tanpa mengenal batasan ruang dan waktu.

Kondisi ini dikatakan gangguan, karena mengubah tatanan perekonomian konvensional yang selama ini berjalan. Namun, kondisi ini tentunya bukan hal yang buruk, justru memberikan tantangan tersendiri, salah satunya dari sisi jaminan sosial.

"Semua bisa dilakukan dalam genggaman, baik itu pekerja maupun pasar sasarannya. Semua menjadi semakin tidak terlihat, dan dari sisi jaminan sosial tentunya hal ini menjadi tantangan tersendiri," ucap Agus.

Seminar internasional ini dihadiri sebanyak 125 pemerhati jaminan sosial dari 30 negara bersama dengan 350 orang praktisi dan pemerhati atau penyelenggara jaminan sosial di Indonesia. Seminar ini dibuka oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro dan President of ISSA Joachim Breuer.

‎"Semoga dengan terlaksananya seminar internasional ini dapat menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang membantu para pemangku kepentingan jaminan sosial di seluruh dunia dalam menentukan langkah ataupun kebijakan ke depan," ujar Agus.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

BPJS Ketenagakerjaan Ciptakan Lapangan Kerja Lewat Perisai

Sebelumnya, Badan Pengelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BPJS Ketenagakerjaan resmi meluncurkan program inisiatif Penggerak Jaminan Sosial Nasional (PERISAI). Program tersebut akan menciptakan lapangan kerja baru.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto, BPJS Ketenagakerjaan menggandeng komunitas untuk dijadikan agen PERISAI buat program tersebut. Sebelum dipilih menjadi agen, BPJS Ketenagakerjaan‎ melakukan pelatihan kemudian diuji.

"Kami memutuskan mengajak masyarakat, bersama menangani jaminan sosial ketenagakerjaa‎n," kata Agus, saat meluncurkan PERISAI, di Pasar Sukawati, Bali, Senin 5 Februari 2018.

Agus menuturkan, PERISAI menjadi lapangan pekerjaan baru lantaran setiap agen mendapat insentif sebesar ‎7,5 persen untuk setiap pembayaran iuran dan Rp 500 ribu jika dapat merekrut 50 anggota setiap bulan.

"Membuka lowongan pekerjaan baru, besaran insentif ada dua satu berdasarkan akuisisi Rp 500 ribu per bulan dengan syarat minimal 50 tenaga kerja per bulan dan 7,5 persen dari iuran," papar dia.

Agus menambahkan selain berpotensi membuka lapangan pekerjaan baru, BPJS Ketenagakerjaan meningkatkan‎ daya saing Sumber Daya Manusia PERISAI dengan pelatihan, sehingga kompetensinya akan terus meningkat, dibagi dalam tiga tahapan kompetensi.

PERISAI dengan level kompetensi tertinggi akan menjadi ahli jaminan sosial yang mampu berperan sebagai konsultan maupun tenaga pengajar.

Dengan demikian, PERISAI menjadi pionir kesejahteraan masyarakat yang akan mengedukasi, menyosialisasikan dan membantu para pekerja di semua sektor untuk mendapat perlindungan jaminan sosial.

"Kami harap PERISAI dapat menjadi katalis utama untuk meningkatkan cakupan kepesertaan pekerja BPU dan UMKM. Namun kami juga akan terus mengembangkan inovasi strategi lainnya sesuai segmen pekerjanya, agar seluruh pekerja di Indonesia dapat terlindungi," tutur Agus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.