Sukses

Perlu Data Akurat Guna Wujudkan Swasembada Pangan

Beberapa metode perbaikan pengumpulan data yakni BPS dengan BPPT mengembangkan metode Kerangka Sampling Area (KSA).

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan pengawasan luas tanam padi dan jagung secara harian dan berjenjang, mulai dari desa, kecamatan, kabupaten, provinsi hingga nasional. Saat ini, oengawasan dilakukan oleh petugas lapangan dengan mengirimkan data melalui SMS ke smscenter dengan aplikasi secara online.

Direktur Jenderal Tanaman pangan Kementerian Pertanian Gatot Irianto menjelaskan, data tersebut akan digunakan oleh kementan untuk bahan pengambilan kebijakan dan langkah teknis operasional di lapang guna meningkatkan produksi sehingga target swasembada bisa tercapai.

Untuk meningkatkan keakurasian data, Kementan menjalin kerja sama dengan beberapa instansi. Salah satunya adalah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Dalam kerja sama ini, Kementan dengan LAPAN mengolah data dari citra setelit landsat-8.

"Cara ini dinilai lebih praktis, efisien dan cepat dan di update setiap 16 hari sekali," jelas dia dalam keterangan tertulis, Minggu (16/7/2017).

Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian Suwandi menambahkan, saat ini Kementan juga telah menyepakati kebijakan "satu data" yang berkoordinasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS). Saat ini BPS sudah menyusun roadmap untuk memperbaiki data pangan. Perbaikan data dikoordinasikan BPS dan dilakukan bersama Kementan, BPPT, LAPAN, BIG, BPN dan lainnya.

"Sesuai roadmap berbagai metode perbaikan data pangan sudah harus diselesaikan pada 2018," ungkap Suwandi.

Ia menjelaskan beberapa metode perbaikan pengumpulan data yakni BPS dengan BPPT mengembangkan metode Kerangka Sampling Area (KSA).

Kementan bersama LAPAN telah memanfaatkan satelit landsat-8 memantau data luas tanam dan panen padi detil sebaran spasial dan data tabular.

Data citra satelit ini resolusinya 1 pixel setara 30x30m atau 900m2 dan resolusi temporal 16 hari sekali. Data hasil citra disajikan transparan bisa akses publik.

"Demikian juga guna memperbaiki perhitungan produktivitas padi metode ubinan, Kementan juga mengembangkan metode ubinan padi jajar legowo. Untuk diketahui tanam padi pola jajar legowo ini berpengaruh nyata pada produksi padi," pungkasnya.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.