Sukses

Dorong Sektor Maritim, KEIN Minta Kementerian dan Lembaga Sinergi

KEIN meminta kementerian dan lembaga yang bergerak di sektor kelautan, perikanan dan kemaritiman untuk meningkatkan sinergi.

Liputan6.com, Jakarta - Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) meminta kementerian dan juga lembaga yang bergerak di sektor kelautan, perikanan dan kemaritiman untuk meningkatkan sinergi agar potensi di sektor tersebut bisa dimanfaatkan secara maksimal. Dalam hitungan KEIN, potensi kelautan, perikanan dan kemaritiman bisa mencapai US$ 200 miliar.

Ketua KEIN, Soetrisno Bachir mengatakan, potensi industri kelautan, perikanan dan kemaritiman Indonesia cukup besar. Oleh sebab itu banyak negara yang mencoba mengambilnya. Dalam hitungan sementara, potensi kekayaan laut, pariwisata, gas, energi dan lainnya bisa mencapai US$ 200 miliar per tahun.

Namun, belum banyak kementerian dan lembaga yang betapa besarnya potensi yang bisa didapat dari sektor kelautan, perikanan dan kemaritiman. Oleh sebab itu pengembangan yang dilakukan pun belum maksimal. 

Soetrisno melanjutkan, jika masing-masing kementerian dan lembaga tersebut mengerti bahwa potensi sektor tersebut cukup besar dan mau untuk bekerja sama atau bersinergi dalam membangunnya, bukan tidak mungkin Indonesia bisa menjadi sebuah negara maritim yang besar mengalahkan beberapa negara lain yang sudah sukses mengembangkan sektor tersebut.

"Menko maritim saya kira akan menemukan solusinya. Makanya nanti saya harapkan menko bisa mensinergikan kementerian yang berada di bawah naungannya karena potensi di sektor ini sangat luar biasa," kata dia kepada Liputan6.com di sela acara Forum Group Discussion (FGD) Roadmap Industrialisasi di Jakarta, Kamis (16/6/2016).

Menurutnya, dengan adanya koordinasi dari kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, maka pengembangan sektor tersebut bisa lebih efektif. "Peranan menko harus kuat untuk mengimbangi ego sektoral kementerian dan lembaga yang tinggi," tuturnya. 

Sebelumnya pada 15 Juni 2016, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengungkapkan, ada lima pilar untuk membangun poros maritim. Pertama mengubah budaya yang saat ini masih bergantung di darat bergeser ke lautan. Dengan dengan tujuan untuk mengusai lautan. Lantaran bangsa yang menguasai lautan akan menguasai dunia.

"Harus ada transformasi budaya supaya anak muda Indonesia kembali mencintai laut. Karena siapa yang menguasai laut ‎dia yang menguasai dunia. kita negara maritim kedua terbesar di dunia. Kita harus mengubah supaya budaya laut ini, kembali untuk itu kami misanya mengirim ekspedisi majapahit," kata Rizal, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Rabu (15/6/2016).

‎Rizal melanjutkan, pilar kedua cara memanfaatkan sumber daya alam yang berasal dari laut untuk‎ meningkatkan kesejahteraan. Hal tersebut telah dilakukan dengan pengetatan pengawasan laut Indonesia dari aksi pencurian ikan oleh kapal asing.

Dengan penerapan pengawasan pencurian ikan tersebut dapat meningkatkan hasil tangkapan ikan sehingga bisa tercapai target sebagai negara eksportir ikan kedua terbesar di dunia.

"Selama ini banyak kekayaan alam laut ini banyak dicolong bangsa lain sehingga mereka bisa jadi top eksport dalam perikanan padahal banyak yang pakai ikan Indonesia," tutur dia.

Pilar ketiga adalah konektifitas antar wilayah. Dengan adanya tol laut yang digalakan Presiden Jokowi dapat menciptakan manfaat.

Saat ini sudah dibangun 150 pelabuhan kecil dan menenga‎h di Indonesia Timur, selain itu ada kapal berjadwal yang menghubungkan pulau-pulau. Dampak positifnya telah dirasakan, yaitu penurunan biaya bahan pokok di wilayah Timur Indonesia.

"Manfaat besar sekali ada tol laut ini harga kebutuhan pokok di Indonesia Timur sangat mahal sekali setelah ini ada berhasil menurunkan harga. Ada statistiknya, Misal beras 20 persen,gula pasir28 persen tepung terigu lumayan," papar Rizal.

Pilar keempat adalah diplomasi maritim, karena ada ingin wilayah Indonesia yang berada di wilayah Asia Tenggara menjadi wilayah netral dan aman, tidak menjadi wilayah ajang konflik antara kepentingan antar negara-negara besar‎.

"Kelima ketahanan maritim, men‎yangkut perlunya angkatan laut kita diperbesar, menunjukkan bahwa kita memang negara maritim kedua melakukan repositioning misalnya daerah yang memerlukan kekuatanangkatan laut seperti maluku selatan ngga ada, TNI sama angkatan laut sudah merancang membangun pangkalan angkatan laut di Maluku Selatan," tutur Rizal. (Ekarina)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.