Sukses

Buruh Minta Jokowi Terjun Langsung Awasi Keselamatan Kerja Buruh

Presiden KSPI Said Iqbal meminta agar Jokowi mendesak perusahaan memeriksa ulang tingkat keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Liputan6.com,Jakarta - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) terjun langsung untuk memastikan keselamatan para pekerja atau buruh. Terlebih, dengan peristiwa kecelakaan kerja di PT Mandom Indonesia Tbk yang menewaskan 21 pekerja.

Presiden KSPI Said Iqbal meminta agar Jokowi mendesak perusahaan memeriksa ulang tingkat keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

"Kami meminta Jokowi bisa menyampaikan bela sungkawa, duka cita kepada buruh yang meninggal dan keluarganya sekaligus menyatakan perusahaan melakukan pemeriksaan ulang, redesign K3 perusahaan sesuai tingkat risiko," kata dia, Jakarta, Kamis (30/7/2015).

Apalagi, lanjut dia, ada dugaan unsur kesengajaan karena menurut informasi yang diterima pipa gas penyebab ledakan tidak sesuai dengan standar.

"Kasus Mandom kami menduga ada kelalaian. Ada unsur kesengajaan pemerintah yang melakukan pembiaran, di mana ledakan Mandom dahsyat ada dugaan pipa tekanan tinggi tidak sesuai standar untuk mengejar launching. Kalau benar terjadi itu terjadi bukan kelalaian itu kesengajaan," tegas dia.

Dia mengatakan, kajian K3 diperlukan supaya tidak mengulang PT Freeport Indonesia yang kerap terjadi kecelakaan kerja. Selain itu diminta dilakukan pemeriksaan terhadap pengusaha terkait hubungan kerja. Lantaran dicurigai 80 persen pekerja berstatus magang.

"Bagi pengusaha tidak hanya perdata tapi tindakan pidana pemeriksaan hubungan kerja. Yang di Mandom 80 persen kami temui magang yang melanggar aturan. Seolah orang yang tidak siap bekerja disuruh bekerja di tempat yang risiko tinggi terjadilah ledakan itu adalah pelanggaran berat dewan direksi Mandom," tutur dia.

Dengan peristiwa tersebut dia juga minta Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri untuk dicopot atas jabatannya. "Kita meminta pemerintah, mencopot Menteri Ketenagakerjaan yang tidak melakukan tindakan apapun sampai hari ini," tandas dia.(Amd/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.