Sukses

China Kembali Pangkas Suku Bunga

Selain menurunkan suku bunga acuan untuk pinjaman, The People's Bank of China (PBOC) juga mengurangi suku bunga acuan untuk simpanan.

Liputan6.com, New York - Bank Sentral China kembali memangkas suku bunga acuan untuk pinjaman sebesar 25 basis poin. Dengan pemangkasan tersebut suku bunga acuan pinjaman yang ditetapkan oleh Bank Sentral China di level 5,1 persen.

Mengutip CNBC, Minggu (10/5/2015), dengan pemangkasan pada Mei 2015 ini, maka Bank Sentral China telah melakukan pemangkasan suku bunga acuan 3 kali terhitung sejak November 2014.

Pemangkasan suku bunga acuan ini untuk mengantisipasi penurunan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut yang terkontraksi akibat perlambatan ekonomi global.  Selama ini, pertumbuhan ekonomi China selalu berada di level 10 persen. Namun akibat krisis global pertumbuhan ekonomi negara tirai bambu tersebut turun ke level 7 persen.

Selain menurunkan suku bunga acuan untuk pinjaman, The People's Bank of China (PBOC) juga mengurangi suku bunga acuan untuk simpanan yang berjangka waktu satu tahun sebesar 25 basis poin menjadi 2,25 persen. Penurunan patokan suku bunga simpanan ini akan berlangsung efektif pada 11 Mei 2015.

Bank Sentral China menjelaskan, kedua kebijakan tersebut dikeluarkan untuk mendukung perkembangan ekonomi agar bisa tumbuh sehat.  "Saat ini langkah restrukturisasi ekonomi domestik berjalan cukup baik namun tekanan yang dihadapi masih cukup besar," jelas Bank Sentral China.

Para ekonom menilai langkah yang dilakukan oleh Bank Sentral China tersebut sudah tepat dan memang harus dilakukan. Penurunan suku bunga acuan untuk pinjaman bisa meredakan angka kredit bermasalah sekaligus bisa mendorong peningkatan ekonomi yang pada kuartal I 2015 kemarin berada di level 7 persev, level terendah sejak 2009.

Sehari sebelumnya, Biro Statistik China mengumumkan bahwa inflasi di China pada April 2015 naik moderat menjadi 1,5 persen. Meski naik dari bulan sebelumnya yang tercatat 1,4 persen, namun angka inflasi masih di bawah perkiraan analis. 

Sebagian besar ekonom dan analis memperkirakan angka inflasi China akan berada di level 1,6 persen. Ekonom memandang angka tersebut menunjukkan tekanan harga moderat dan permintaan domestik di perekonomian terbesar kedua dunia itu melemah. (Gdn/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.