Sukses

Jakarta Timur dan Utara Masih Kekurangan Mal

Investasi pembangunan mal hanya berpusat di Jakarta Selatan, Barat dan Pusat.

Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan pusat perbelanjaan atau mal skala menengah ke atas kian menyesaki Ibukota. Tahun lalu, Lippo Mal Puri Indah @St Moritz telah berdiri gagah dan akan disusul pembukaan Mal Pantai Indah Kapuk (PIK) dan Central Park Extension di tahun mendatang.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Ellen Hidayat mengatakan, ketiga mal itu berada di kawasan Jakarta Barat yang sudah direncanakan secara matang sejak lama.

"Yang sudah dibuka Lippo Mal Puri Indah pada Juni 2014, itupun baru sebagian buka atau 50 persen dan sedang tahap penyelesaian gedung. Sedangkan Central Park Ext dan PIK Mal bukan tahun ini," ujar dia saat berbincang denganLiputan6.com, Jakarta, Minggu (8/3/2015).

Namun Ellen menyayangkan, investasi atau pembangunan mal untuk kalangan menengah ke atas yang hanya terpusat pada Jakarta Selatan, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat tanpa mengarahkan pembangunan ke Jakarta Timur dan Jakarta Utara.

"Perkembangannya tidak ke arah dua area itu. Tidak ada yang berani membangun mal menengah ke atas di sana, karena belum berkembang. Di sana kebanyakan pusat belanja menengah ke bawah," tutur Ellen tanpa berani menyebut kekurangan jumlah mal di Jakarta.   

Padahal kata dia, daya serap atau okupansi mal di Jakarta masih cukup tinggi meski terjadi perlambatan ekonomi Indonesia. Gempuran bisnis online yang marak di dunia maya, sambungnya, tidak mengalahkan pamor mal sebagai tempat nongkrong dan pemenuhan kebutuhan seseorang yang nyaman.

"Mal tetap saja ramai tuh, apalagi di Indonesia. Penjualan barang via internet memang lagi banyak muncul, tapi biasanya itu menyasar kalangan menengah ke bawah. Kalau masyarakat kelas atas tidak mungkin beli online, karena mereka tidak bisa meraba barangnya, nanti sampai di rumah tidak sesuai harapan," lanjutnya.

Pertumbuhan pengunjung maupun pembangunan mal di Indonesia, kata Ellen masih akan besar termasuk di daerah mengingat budaya masyarakat Indonesia yang hobi berkumpul. "Kultur kita suka kumpul, tidak menyendiri, arisan, jadi mal masih punya pangsa sendiri. Beda dengan negara lain seperti Jepang yang sudah sibuk dengan pekerjaan," ucapnya.

Dia mengaku, pembangunan mal akan memberikan dampak positif terhadap ekonomi sebuah daerah. Investasi ini akan menyerap banyak tenaga kerja mulai dari manajer, customer service, Sales Promotion Girl (SPG), petugas parkir sampai petugas keamanan.

"Kalau ada persaingan antar mal itu sangat bagus untuk merangsang pengelola berlomba-lomba memberikan pelayanan terbaik bagi pengunjung, kegiatan dan program menarik, sehingga pendapatan akan mengalir deras ke pengelola mal dan merchant," pungkas Ellen.   (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.