Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung menyatakan, rupiah tertekan tidak ada kaitannya dengan pengesahan Undang-Undang Pemilihan Kepada Daerah (Pilkada).
Chairul mengatakan, nilai tukar rupiah melemah karena rencana bank sentral Amerika Serikat (AS)/The Federal Reserve (The Fed) akan menaikan suku bunganya, sehingga hal tersebut akan menguatkan kurs dolar.
Baca Juga
"Itu ada akibatnya dengan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat," kata Chairul, di Kantor Kementerian Kordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (2/10/2014).
Advertisement
Chairul menambahkan, faktor kedua yang menyebabkan rupiah melemah adalah pasar melihat situasi yang agak kurang kondusif terkait dengan kelangsungan perekonomian Indonesia ke depan terutama masalah politik di Indonesia.
"Itu terkait juga terhadap pelemahan IHSG dan juga pada kelemahan rupiah," tutur Chairul.
Karena itu, Ia membantah pelemahan rupiah berkaitan dengan pengesahan Undang-Undang Pilkada. "Tidak ada kaitan rupiah kita melemah. Karena memang The Fed berupaya menaikkan suku bunga," pungkasnya.
Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung membaik. Rupiah berada di level 12.136 per dolar AS pada 2 Oktober 2014 dari periode kemarin di kisaran 12.188 per dolar AS. (Pew/Ahm)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.