Takut May Day Rusuh, Ahok: Anak Istri, Saya Suruh Diam di Rumah

Perayaan May Day memiliki kesan tersendiri bagi Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Apa itu?

oleh Edward Panggabean diperbarui 24 Apr 2013, 17:39 WIB
Sejumlah asosiasi buruh akan menggelar unjuk rasa pada peringatan May Day atau Hari Buruh Internasional pada 1 Mei mendatang. Ribuan buruh itu akan menggeruduk Ibukota.

Kondisi ini membawa kesan angker bagi Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Untuk itu, pria yang akrab disapa Ahok ini mengaku kerap menghubungi keluarganya untuk tidak keluar rumah lantaran takut terjadi kerusuhaan.

"Saya kalau May Day bilang ke istri dan anak saya 'hari ini jangan banyak keluar'. Pesan itu saya sampaikan lewat BBM dan SMS karena takut rusuh. Jadi kesan ini akan kita ubah konsep tentang buruh agar tak seperti itu," kata Ahok di Balaikota, Jakarta, Rabu (24/4/2013).

Karena itu, Ahok berharap saat May Day nanti buruh jangan melakukan hal-hal yang bersifat anarkis. Meski aksi buruh merupakan hak mereka untuk memperjuangan hidupnya menjadi lebih baik.

"Tapi jangan merugikan kita semua, ada kerusuhan jadi rugi," tutur Ahok.

Ahok menambahkan, jika terjadi kerusuhan pada saat peringatan hari buruh itu, maka yang diuntungkan hanya orang-orang kaya. Lantaran menyimpan dana deposito.

"Bagi, orang kaya tidak masalah ada kerusuhan punya deposito Rp10 miliar, terima 50 juta deposito tiap bulan. Yang punya 1 triliun ngemplang bank tiap bulan terima Rp 5 Miliar. Tidak peduli hancur rusuh gimana," pungkas Ahok.(Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya