Kemenkop UKM Gandeng HIMKI Dongkrak Ekspor Mebel

Ekspor mebel selama 2019 mencapai USD 1,7 miliar, kemudian ditambah dengan ekspor kerajinan menjadi USD 2,5 miliar.

oleh Tira Santia diperbarui 06 Feb 2020, 17:15 WIB
Mebel Indonesia dalam pameran Spoga plus Gafa 2018 di Koln, Jerman (sumber: KJRI Frankfurt)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Soenoto, mengatakan bahwa pihaknya diajak kerjasama bersama Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop), untuk tumbuhkan koperasi di sektor furniture dan kerajinan (Kayu, rotan, bambu) Usaha Kecil Menengah (UKM), agar nantinya mampu bersaing di pasar internasional.

"Barusan HIMKI ketemu dengan pak menteri koperasi pak Teten, kami berterima kasih sekali karena di HIMKI itu mayoritas anggotanya usaha kecil menengah untuk ekspor ini UKM 80 persen. Dan kita tadi udah menyampaikan beberapa hal, bagaimana untuk menumbuh kembangkan UKM kita di Indonesia, karena bagaimana pun pergerakan ekonomi dunia ini sangat dinamis, jadi setiap pergerakan harus kita telaah dan kita maknai dari waktu ke waktu," kata Soenoto kepada awak media, setelah melakukan pertemuan dengan menteri koperasi dan UKM, di Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Kamis, (6/2/2020).

Antara lain bagaimana nanti HIMKI dan Kemenkop bersama-sama membenahi UKM, supaya UKM ini bisa terorganisir dengan baik. Maka Soenoto menyampaikan bahwa dengan Kementerian koperasi akan terus melakukan diskusi, untuk mengembangkan hal apapun yang terkait misi presiden Joko Widodo.

"Untuk membuat badan-badan logistik badan penyangga, yang itu juga disetujui dan diinginkan oleh presiden," ujarnya.

Selain membuka koperasi di semua sektor furniture dan kerajinan, dalam pertemuannya juga membahas terkait permodalan dengan bunga rendah, supaya pelaku UKM bisa dengan mudah mengembangkan usahanya.

"Mungkin penekanan masalah di dalam, bagaimana pelaku UKM ini mendapatkan permodalan dengan bunga yang paling kompetitif, supaya produk kita ini bisa kompetitif di pasar internasional," ujarnya.

Kemudian, disampaikan juga bahwa dia melihat ada peluang untuk mengembangkan bahan bambu dalam sektor furniture dan kerajinan. Hal itu juga selaras dengan apa yang hendak diwujudkan oleh Kemenkop, yakni meningkatkan pemanfaatan bambu Indonesia.

"Beberapa celah lagi yang selama ini terlewat, misalnya kekuatan-kekuatan dibidang bambu, selama ini kita memikir rotan, kayu, dan sejenisnya bambu ini sedikit terlewatkan. Nah, kemudian koperasi ini sangat care dengan keberadaan bambu Indonesia. Hal lain lagi bahwa ada bimbingan untuk penjaminan pelaku UKM kita akan melakukan pameran di tempat yang strategis di seluruh dunia, dan kita sudah ajukan ada sekitar 7 negara," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Rekomendasi HIMKI

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (kanan) memberi keterangan saat konferensi pers di Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Selasa (5/11/2019). Teten menyatakan pihaknya bertekad membawa produk-produk UMKM masuk ke dalam rantai pasok global (global value chain). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Berikut rekomendasi HIMKI untuk pameran internasional, yang diusulkan kepada Menteri Teten, yakni pertama akan dilakukan pada Februari di Frankfurt Jerman; kedua di Jakarta pada Maret; ketiga diadakan di China pada Maret juga; keempat di Dubai pada Mei; kelima di Amerika Serikat pada Agustus; keenam di New York pada Agustus juga; dan ketujuh di Paris pada September tahun 2020.

Sementara itu pameran dinegara-negara emerging market ini penting untuk memasuki pasar seperti negara Afrika Selatan, Amerika Latin, India dan Rusia, yang selama ini menjadi titik lemah target pasar mebel dan kerajinan Indonesia. Melainkan, potensi ini harus digarap agar pangsa pasar produk mebel dan kerajinan Indonesia bisa ditingkatkan, untuk kawasan negara-negara yang sedang tumbuh perekonomiannya.

Selanjutnya, dengan adanya koperasi di sektor ini diharapkan bisa memotong rantai pasokan. Supaya ke depannya produk-produk UKM bisa bersaing secara global.

"Nah ini supaya memotong rantai, jangan sampai Indonesia yang produk UKM itu, tidak mampu bersaing dengan produk-produk China lainnya, karena panjangnya rantai supply," katanya.

Ditambahkan oleh Sekretaris Umum HIMKI, Abdul Sobur, bahwa kerjasama ini merupakan mandat yang diberikan presiden kepada kemenkop, untuk menaikkan pertumbuhan industri mebel dan kerajinan.

"Pak menteri menyampaikan keinginan beliau atas mandat dari presiden untuk naikkin pertumbuhan industri furniture, nah pas dengan strategi HIMKI kan. Kita ingin mencapai angka pertumbuhan di USD 5 miliar, harusnya beberapa tahun yang lalu harus bisa capai," ungkapnya.

 

3 dari 3 halaman

Pasokan Bahan Baku

(Istimewa)

Oleh karena itu, langkah yang sudah disampaikan, mulai dari memasok bahan sampai kegiatan pameran. Sobur mengatakan bahwa pihaknya sudah siap membantu Kemenkop untuk mewujudkan misi presiden, salah satunya untuk mendongkrak, dan meningkatkan kualitas produk mebel dan kerajinan, termasuk produk bambu yang belum dikembangkan.

"Karena bambu ini sangat potensial di mana pertumbuhannya bisa empat kali lipat daripada di daratan China, mungkin karena kita tropis jadi cepet bambu itu. Nah ini belum kita olah. Kemenkop juga berharap HIMKI terlibat langsung melakukan riset dan bisa diekspor selain rotan dan kayu," ujarnya.

Sobur juga menyebutkan bahwa diketahui ekspor mebel selama tahun 2019 mencapai USD 1,7 miliar, kemudian ditambah dengan ekspor kerajinan menjadi USD 2,5 miliar.

Kemudian, Sobur pun senang dengan adanya Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) yang dicanangkan kemenkop, dengan begitu UKM akan dengan mudah mendapatkan modal usaha.

"LPDB-nya 6 persen untuk koperasi, tapi rata-rata anggota HIMKI PT, jadi tinggal mekanismenya yang akan disesuaikan. Nah itu bisa memotong setengah bunga yang biasa kita pakai dikomersial, luar biasa. Oleh karena itu kami diminta untuk bangun koperasi disetiap sektor industri furniture," pungkasnya.

Karena HIMKI menilai kerjasama dengan kemenkop ini merupakan suatu hal yang sangat penting demi keberlangsungan industri mebel dan kerajinan ke depannya. "Dan ini secara maraton akan terus dilakukan diskusi," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya